Log in


Home








Info
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 07 Februari 2011

Romance of 3 kingdom

Kisah Tiga Kerajaan

Judul: Romance of the Three Kingdoms a.k.a San Guo Yan Yi / Sam Kok a.k.a Kisah Tiga Kerajaan
Pengarang: Luo Guanzhong
Tahun Terbit: di antara tahun 1330-1400 (masa dinasti Ming)

Kisah Tiga Negara adalah salah satu karya sastra klasik yang paling populer di dalam sejarah Tiongkok. Roman ini ditulis oleh Luo Guanzhong, seorang sastrawan pada zaman dinasti Ming di Tiongkok. Luo menuliskan roman ini dalam 120 bab yang mempunyai alur cerita bersambung dengan referensi dari Catatan Sejarah Tiga Negara oleh Chen Shou dan sedikit imajinasinya sendiri.<span class="fullpost">

Kisah Tiga Negara ditulis dengan apik oleh Luo Guanzhong dengan komposisi sekitar 70% berdasarkan fakta sejarah dan sisanya murni fiksi karangan ia sendiri. Roman ini juga membawakan penggalan kisah yang sangat menarik yang sebenarnya diambil dari kejadian nyata di zaman-zaman lain yang tidak ada kaitannya dengan peristiwa di masa Tiga Negara.

Prolog
Dunia dibawah langit setelah suatu masa yang terpecah-pecah akan kembali bersatu dan setelah masa persatuan akan kembali terpisah. Ini adalah hukum alam yang tidak dapat dihindari. Ketika pemerintahan Dinasti Zhou melemah, maka muncullah 7 negara yang saling bersaing untuk memperebutkan seluruh wilayah Tiongkok. Perebutan akhirnya dimenangkan oleh kerajaan Qin, tetapi setelah takdir Qin dipenuhi muncul 2 kerajaan yaitu HAN dan CHU yang memperebutkan kekuasaan dan akhirnya HAN yang menang.

Kebangkitan Han dimulai ketika Liu Bang memimpin pasukan untuk menyatukan seluruh Tiongkok dibawah panji-panjinya. Warisan kekuasaan ini diturunkan turun-temurun dibawah dinasti Han untuk 200 thn lamanya sampai pemberontakan yang dilakukan Wang Mang menimbulkan kekacauan. Liu Xue sebagai keturunan ke 21 kaisar Han Gao Zu (Liu Bang) akhirnya berhasil mengambil alih kembali kekuasaan dan akhirnya dinasti Han kembali berkuasa selama 200 thn sampai masa kekuasaan kaisar Xian yang pada masa pemerintahannya akhirnya dinasti Han terpecah menjadi suatu masa yang dikenal sejarah sebagai masa 3 kerajaan.

Tetapi Kehancuran Dinasti Han dimulai dari masa kaisar Huang dan Kaisar Ling yang duduk di Tahta Naga pada sekitar abad ke 2. Kaisar Huan tidak mempedulikan orang yang mampu dan lebih mempercayai kasim-kasim istana. Pada saat wafatnya Kaisar Huang menyerahkan kekuasaan pada kaisar Ling dengan menunjuk walinya Dou Wu dan Chen Fan. Dou Wu dan Chen Fan adalah pejabat jujur yang berusaha untuk menghancurkan kekuasaan para kasim-kasim istana yang telah merusak negara. Tetapi kepala Kasim CAO JIE (NOTE: PERHATIKAN CAO-nya) tidak mudah untuk disingkirkan. Akhirnya Dou Wu dan Chen Fan dihukum mati dengan tuduhan memberontak pada kaisar. Hal ini membuat para kasim lebih ditakuti dan makin berkuasa.

Pada Tahun ke 2 bulan ke 4 dan hari ke 15 masa pemerintahan kaisar Ling(thn 168 M). Ketika Kaisar sedang melewati "RUANG KEBIJAKSANAAN"(tempat Kaisar memutuskan sesuatu). Ketika Kaisar sedang menuju Singgasananya tiba2x ada angin kencang menerpanya dan dari atap istana tiba2x jatuh seekor ular hitam yang jatuh tepat diatas singasananya. Kaisar lalu terkejut dan terjatuh tidak sadarkan diri sambil memuntahkan darah. Para pembantunya langsung mengangkatnya kedalam kamar. Dan ajaibnya ketika para prajurit ingin mencari ular tersebut, ular tersebut telah hilang.

Hari2x berikutnya banyak kejadian-kejadian aneh, seperti angin topan yang tiba2x muncul, petir dilangit yang tidak henti-hentinya hingga tengah malam, hujan besar yang belum waktunya, dsbnya. 2 tahun kemudian sebuah gempa besar melanda ibukota Luo Yang, sedangkan di pesisir pantai ombak besar menyapu bersih pemukiman nelayan. Pertanda buruk lainnya tercatat 10 tahun kemudian dimana ayam jantan berubah jadi betina. Pada bulan ke 6 thn itu kabut gelap tiba2x saja menutupi "Ruang Kebijaksanaan Kaisar" dan pada bulan berikutnya jauh dari ibukota tiba2x gunung Yuan longsor sehingga menyebabkan daerah di kaki gunung tersebut musnah.

Disebabkan karena banyaknya pertanda buruk maka kaisar Ling akhirnya mengeluarkan titah kaisar dan memanggil semua penasehatnya untuk dimintakan pendapatnya.

Penasehat kerajaan Cai Yong mengeluarkan pendapat bahwa pertanda ini disebabkan oleh kekuasaan yang dipergunakan dengan salah oleh para kasim2x istana yang jahat. Kaisar memikirkan pendapat ini dengan menghela napas dalam2x, kepala kasim Cao Jie yang mendengar hal ini kemudian meminta agar Cai Yong dibebastugaskan dan dipulangkan ke kampung halamannya. Karena kaisar telah sangat sedih maka dia membiarkan kasim itu bertindak semaunya dan akhirnya Cai Yong dicopot dari jabatannya dan meninggalkan istana.

Dengan tidak adanya orang2x yang berani lagi mengutarakan pendapat pada kaisar maka kekuasaan kasim itu didalam pemerintahan makin tidak terbendung. Diantara kasim2x tersebut ada 10 yang terkuat pengaruhnya, yaitu : Zhang Rang, Zhao Zhong, Cheng Kuang, Duan Gui, Feng Xu, Guo Sheng, Hou Lan, Jian Shuo, Cao Jie, and Xia Yun.


Diantara mereka Zhang Rang adalah yang paling berpengaruh dihadapan kaisar. Kaisar mengangkatnya sebagai penasehat dan bahkan memanggilnya "AYAH ANGKAT". Jadi pemerintahan setiap hari makin bobrok saja dan tidak pernah bertambah baik. Rakyat hidup dalam penderitaan yang sangat. Perampokan, penjarahan dan pemberontakan muncul dimana-mana.

Pada saat itu disebuah wilayah bernama JULU hiduplah sebuah keluarga dengan marga ZHANG. Mereka memiliki anak bernama ZHANG YUE, ZHANG BA dan ZHANG LIANG. Yang tertua adalah Zhang Yue yang merupakan lulusan sekolah daerah (saat itu bisa lulus sekolah tuch dah hebat) yang mengabdikan dirinya pada pembuatan obat-obatan. Pada suatu hari ketika sedang mencari tumbuhan obat Zhang Yue bertemu dengan seorang pertapa tua yang mengajak Zhang Yue untuk mengikutinya ke gua pertapaannya dan membernya 3 jilid "BUKU LANGIT".

"BUKU LANGIT" ini kata pertapa itu "merupakan inti dari segala kedamaian. Dengan bantuan 3 buku ini maka kamu akan dapat menyelamatkan umat manusia dan mengubah dunia. Tapi kamu harus memiliki keyakinan yang kuat atau pasti kamu akan mengalami penderitaan yang sangat."

Dengan memberi hormat sampai ketanah maka Zhang Yue berterima kasih dan menanyakan nama dari pertapa itu.

'AKU ADALAH PERTAPA DARI DATARAN SELATAN', setelah selesai mengucapkan kata2x itu maka hilanglah pertapa itu.

Zhang Yue siang malam mempelajari buku itu dengan sangat serius. Dan tak lama kemudian dia sudah dapat memanggil hujan dan memrintahkan angin.

Pada thn ke 18 masa pemerintahan kaisar Ling terjadi wabah yang menyerang seluruh daerah kerajaan. Zhang Yue membagikan obat2x gratis kepada rakyat dan obat itu sangat manjur dalam melawan wabah ini. Dan dalam waktu yang singkat banyak orang yg mengenal Zhang Yue sebagai yang "bijaksana dan terberkati". Zhang Yue akhirnya mulai merekrut murid yang diajarinya ilmunya itu dan semakin bertambah banyaklah pengikutnya.

Dengan semakin banyak pengikutnya maka Zhang Yue mengorganisasikan mereka kedalam 36 cabang. Setiap cabang dipimpin oleh seorang dengan titel jendral. Mereka selalu berbicara mengenai "merubah langit biru menjadi langit emas". Mereka yakin bahwa Perputaran nasib akan segera terjadi dan mereka adalah bagian untuk merubah keadaan tersebut dan mereka berhasil mempengaruhi rakyat untuk menuntut perubahan tersebut.

Setelah semakin banyak pengikutnya Zhang Jue akhirnya merasa sudah saatnya untuk menggulingkan pemerintahan yang korup dan menyengsarakan rakyat ini tetapi sekarang ia menginginkan kerajaan ini untuk dirinya sendiri. Salah satu bawahannya mengirimkan upeti kepada para kasim yang berkuasa diistana untuk mendapatkan dukungan mereka sehingga mereka tidak akan menghalang-halangi. Zhang Jue dan pasukannya bersiap. Sesuai dengan motto mereka yaitu untuk "MENGHAPUS LANGIT BIRU DAN MEMBUAT LANGIT EMAS" maka mereka mengenakan panji2x berwarna kuning cerah, Zhang Yue mengirimkan pesan ke istana untuk memberitahu para kasim bahwa rencananya telah siap tetapi ternyata TAN ZHOU bawahan yang disuruhnya berkhianat dan memberitahukan ini pada kaisar Ling. Kaisar yang ketakutan segera memanggil Panglima Besarnya HE JIN untuk membahas masalah ini.

Karena rencananya telah terbongkar maka Zhang Yue dan adik2xnya harus mempercepat rencana mereka. Mereka memberi gelar pada diri mereka sendiri, Zhang Yue PENGUASA LANGIT, ZHANG BA PENGUASA BUMI, ZHANG LIANG PENGUASA MANUSIA. Dan mereka memproklamirkan :

"KEBERUNTUNGAN DINASTI HAN TELAH HABIS, YANG BIJAKSANA DAN MAMPU TELAH MUNCUL. DENGARLAH KEHENDAK LANGIT, OH SEMUA PENGIKUTKU, BERJALANLAH DI JALAN YANG BENAR DAN DENGAN BERSAMA KITA RAIH KEDAMAIAN."

Semua pasukan Zhang Yue dan seluruh simpatisannya telah memiliki semangat yang membara karena mereka telah lama merasa tertindas dan menderita. Mereka semuanya mengangkat panji2x kuning dan memakai tutup kepala berwarna kuning. Kekuatan utama mereka mencapai 500.000 orang, kekuatan ini membuat gentar pasukan pemerintah yang segera melarikan diri.

Panglima besar HE JIN mendengar kabar ini segera memrintahkan untuk melakukan persiapan perang. Titah kaisar pun dikeluarkan untuk merekrut pasukan melawan pemberontakan ini yang disebut pemberontaan "jubah kuning". Sementara ini para panglima lainnya sedang bergerak ke segala penjuru Tiongkok untuk melawan pemberontakan ini. Mereka adalah Lu Zhi, Huangfu Song, and Zhu Jun.

Sementara itu Zhang Yue mengarahkan pasukannya menuju propinsi YOUZHOU (Sebenarnya YOU ZHOU artinya wilayah YOU). Wilayah ini terletak di daerah timur laut. Penguasa wilayah ini adalah LIU YAN yang masih merupakan keluarga kaisar. Setelah mengetahui kedatangan pasukan pemberontak ini maka Liu Yang langsung memrintahkan jendral Zhou Jing untuk mengumpulkan tentara. Maklumat segera dikeluarkan untuk menrekrut tentara.

Liu Yang menyetujui rencana perekrutan ini dan segera memerintahkan para staffnya untuk segera menyebarkan pengumuman ini (maklum jaman dulu gak ada tv ato radio). Salah satu pengumuman ini dipasang di kota ZHOU, dimana hiduplah seorang yang memiliki semangat tinggi yang didalam dirinya dipenuhi gelora membara untuk membawa kedamainan, orang yang akhirnya mengubah sejarah Tiongkok.........


Dimulailah
Halaman 1
Di kota Zhou hiduplah seorang yang sangat bersemangat, dia bukanlah seorang pelajar kutu buku tetapi wawasannya sangat luas dan pikirannya terbuka untuk banyak hal. Bicaranya tidak banyak dan pembawaannya sangat tenang. Tubuhnya tinggi tegap, matanya besar dan kupingnya lebar, tangannya kuat dan bahunya lebar serta memiliki bibir berwana kemerahan dan muka yang tidak pucat, matanya bersinar penuh dengan semangat yang ada di dalam dirinya.

Dia adalah keturunan dari pangeran Sheng dari Zhong Shan yang ayahnya adalah Kaisar JING (memerintah dari thn 157 SM-141 SM), kaisar ke 4 dinasti Han. Dia bernama LIU BEI. Lama sebelumnya salah satu kakeknya pernah menjadi gubernur di daerah itu, tetapi kehilangan jabatannya akibat kesalahan yang dilakukannya pada suatu upacara kerajaan. Ayahnya adalah Liu Hong, seorang pelajar dan pejabat yang jujur tetapi seperti semua layaknya pejabat yang jujur waktu itu maka dia mati muda dan meninggalkan keluarganya hidup dalam kemiskinan dan Liu Bei terkenal karena dia sangat hormat kepada ibunya.

Pada saat itu keluarga Liu Bei sangat miskin dan Liu Bei mendapatkan uang dari hasil menjual sendal dan tikar jerami. Rumahnya berada di sebuah desa tidak jauh dari kota Zhou. Di dekat rumahnya tumbuh sebuah pohon Mulberry (yang biasa dijadikan tempat beternak ulat sutera) yang kalau dilihat dari jauh tampak seperti kanopi yang menaungi kereta kuda kerajaan. Tidak ada yang istimewa dengan rumah itu sendiri, tetapi pernah suatu ketika lewat seorang peramal yang mengatakan bahwa "SUATU HARI SEORANG YANG HEBAT AKAN MUNCUL DARI RUMAH TERSEBUT".

Ketika kecil Liu Bei sering sekali bermain dengan teman-teman sebayanya di pohon itu. Dan dia suka memanjat pohon itu seraya berteriak "AKU LIU BEI, ADALAH PUTERA LANGIT DAN INI ADALAH KERETA KUDAKU". Pamannya Liu Yuan Qi melihat bahwa Liu Bei tidaklah seperti anak2x umumnya dan merasa bahwa kehadirannya di keluarga Liu ini adalah sebuah pertanda.

Ketika Liu Bei berumur 15 thn, ibunya mengirimnya bersekolah (belajar lebih tepat maksudnya karena pada saat itu orang yang bisa bersekolah adalah yang kaya atau pintar sekali). Untuk beberapa saat Liu Bei melayani Zheng Xuan dan Lu Zhi dan dia menjadi teman dekat dari Gongsun Zan.

Liu Bei berumur 28 tahun ketika pemberontakan Jubah Kuning terjadi. Ketika dia melihat pengumuman mengenai perekrutan pasukan karena ada pemberontakan dia menghela napas dalam2x.

Tiba2x dari belakangnya terdengar orang berkata "Tuan, mengapa anda menarik napas jikalau anda tidak membantu negara dengan menjadi tentara ?"

Berbalik tiba2x, Liu Bei melihat orang dengan badan yang tinggi besar, dengan kepala yang bundar seperti kepala Macan Tutul, Mata yang besar, Dagu yang lebar dan suara seperti auman singa. Seketika itu Liu Bei sadar bahwa dia tidak berbicara dengan orang biasa-biasa saja dan dia menanyakan siapa namanya.

"Zhang Fei adalah namaku", Balas orang itu, "Aku hidup didekat sini dan mempunyai pertanian, dan aku juga menjual arak dan daging. Aku juga suka berteman dengan orang2x dan helaan nafasmu membuat aku tertarik untuk berbicara padamu".

Liu Bei memebalas "Aku masih keturunan kekaisaran, namaku adalah Liu Bei dan harapanku adalah bisa memadamkan pemberontakan jubah kuning tersebut tetapi aku tdk dapat melakukan apa2x"

Zhang Fei menjawab "Aku juga bermaksud sama, Bagaimana kalau kau dan aku bersama membangun pasukan dan melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk masalah ini ?"

Ini adalah kabar gembira buat Liu Bei dan mereka berdua akhirnya pergi ke sebuah penginapan untuk berbincang-bincang. Ketika mereka sedang minum2x, tiba2x muncul dihadapan mereka seorang berbadan besar, tinggi dan mendorong gerobak besar tiba2x masuk kedalam penginapan tersebut dan memanggil pelayan seraya berkata "Pelayan bawakan aku arak, dan cepatlah aku akan pergi ke balai kota untuk mendaftarkan diri menjadi tentara"

Liu Bei memperhatikan si pendatang itu, dan memperhatikan bahwa badannya sangat besar dan berjanggut panjang dan berwajah merah seperti apel. Bermata seperti Phoenix dan beralis seperti segulung sutera. Keseluruhan penampilannya memberikan aura bahwa dia adalah orang yang kuat dan memiliki kebanggaan diri yang tinggi. Lalu Liu Bei mendekatinya dan menanyakan namanya.

"Saya adalah Guan Yu", Balas orang itu, "Saya berasal dari seberang sungai, tapi telah lima tahun saya menjadi buron karena saya membunuh seorang penjahat yang kaya dan berkuasa tapi menyengsarakan rakyat, saya kesini untuk masuk dalam ketentaraan ".

Dan Liu Bei pun akhirnya menceritakan tujuannya juga dan bersama dengan Zhang Fei mereka menuju pertanian Zhang Fei untuk membicarakan rencana besar mereka.

Kata Zhang Fei " Pohon Persik di belakang rumahku sedang bermekaran dan bunganya indah sekali, besok kita akan mempersembahkan kurban untuk bersumpah sebagai saudara di hadapan langit dan bumi dan memohon pertolongan langit agar kita berhasil dalam tugas kita untuk menumpas pemberontak dan mendamaikan negara ".

Liu Bei dan Guan Yu setuju dengan rencana tersebut. Bertiga mereka keesokan harinya mempersiapkan upacara, seekor lembu jantan, seekor kuda putih dan 3 cangkir arak dipersembahkan dalam upacara tersebut. Mereka lalu bersujud kepada langit dan bumi seraya bersumpah : "Kami bertiga, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, walaupun berbeda keluarga tapi memiliki satu hati dan bersumpah untuk saling mengangkat saudara dan membantu sesama sampai akhir. Kami bersumpah untuk saling membantu sesama di masa susah dan menikmati kesenangan bersama di masa-masa yang bahagia, Kami bersumpah untuk melayani negara dan rakyat. Kami tidak dilahirkan di saat yang sama, tetapi kami bersedia mati di saat yang sama. Semoga langit yang maha kuasa, bumi dan semua hal yang menghasilkan mendengar sumpah kami. Jika kami melupakan sumpah ini dan kebaikan serta kebenaran maka biarlah langit dan bumi menyiksa kami."

Mereka semua bangkit berdiri dan Guan Yu serta Zhang Fei membungkuk hormat pada Liu Bei, Liu Bei sebagai kakak tertua, Guan Yu no 2, Dan Zhang Fei no 3. Mereka menyembelih lembu tersebut dan mengadakan pesta syukuran bersama dengan penduduk desa, 300 orang datang dan bergabung dengan mereka dan bersedia bersama-sama dengan mereka untuk memperjuangkan negara demi terciptanya kedamaian kembali.

Perjalanan ketiganya baru akan dimulai, Langit mempertemukan mereka dan mempersatukan mereka dalam ikatan persaudaraan, ikatan yang akan selalu dikenang sepanjang jaman, dimana tidak ada satu apapun dapat memisahkan mereka ,tidak juga kematian. Persaudaraan sepanjang jaman demi menciptakan kedamaian di singgasana naga...........

***

Setelah bersumpah menjadi saudara dan berhasil merekrut pasukan pertamanya, pada keesokan harinya 3 saudara itu mulai mempersiapkan diri mereka semua untuk maju ke medan perang melawan para pemberontak.

Setelah senjata dikumpulkan dan dibagi-bagikan mereka sadar bahwa mereka tidak memiliki kuda seekorpun. Tetapi mereka digembirakan oleh kabar bahwa ada seorang pedagang kuda yang baru memasuki kota. "Langit membantu kita", kata Liu Bei.

Tiga saudara tersebut menyambut sang pedagang kuda tadi. Mereka adalah Zhang Shi Ping dan Su Shuang dari Zhong Shan. Mereka pergi ke daerah utara setiap tahunnya untuk membeli kuda. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan pulang karena adanya pemberontakan dimana-mana. Tiga saudara itu mengundang mereka pergi ke tanah pertanian Zhang Fei dan menjamu mereka dengan arak. Liu Bei lalu menceritakan rencana mereka untuk berjuang mengembalikan kedamaian bagi rakyat. Kedua pedagang itu sangat bersimpati dan akhirnya memberikan 50 kuda, 500 ons emas dan perak, 1500 pon besi baja untuk dibuat senjata.

3 saudara itu sangat berterima kasih dan kemudian saudagar kaya itu meninggalkan mereka. Kemudian Liu Bei mencari seorang pandai besi untuk membuat senjata, Liu Bei membuat pedang kembar yang disebut "SHUANG JIAN", Guan Yu membuat sebuah tombak besar dengan ujung yang melengkung dan berukiran naga hijau di sisinya dengan berat 100 pon yang disebut "QING LONG YAN YUE TAO" dan Zhang Fei membuat sebuah tombak dengan ujung seperti lekukan ular dan panjang 10 kaki disebut "SHE MAO". Dan mereka pun juga dilengkapi dengan baju besi dan helm.

Ketika senjata sudah siap, pasukan yang kini berjumlah 500 orang tentara bergerak menuju tempat Komandan Zhou Jing yang membawa mereka kepada gubernur Liu Yan. Ketika prosesi upacara selesai, Liu Bei memperkenalkan diri pada Liu Yan dan Liu Yan memperlakukan Liu Bei dengan hormat karena didasarkan pada silsilah Liu Bei.

Tidak lama sebelumnya diberitakan bahwa pasukan pemberontak jubah kuning di bawah pimpinan Cheng Yuan Zi telah menyerang daerah sekitarnya dengan pasukan berkekuatan 15.000 orang. Liu Yan dan Zhou Jing memerintahkan Liu Bei dan saudaranya untuk menghadapi pasukan pemberontak. Liu Bei dengan senang hati menerima perintah itu dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk pergi menuju bukit Da Xing. Di sana mereka bertemu dengan pasukan pemberontak jubah kuning. Liu Bei langsung menerjang maju, diikuti dengan Guan Yu di kirinya dan Zhang Fei di kanannya.

Sambil melaju mendekati pasukan musuh Liu Bei berteriak "Hai, Pemberontak, mengapa kau tidak turun dari kudamu dan menyerahlah !!!" Pimpinan pasukan pemberontak Cheng Yuan Zi mendengar ejekan Liu Bei langsung mengirimkan salah satu jendralnya Deng Mao untuk bertarung. Ketika Deng Mao maju mendekati Liu Bei, Zhang Fei langsung memacu kudanya berada di depan Liu Bei, hanya dengan sekali hunusan tombak, Zhang Fei langsung merobohkan Deng Mao. Cheng Yuan Zi yang melihat hal ini langsung mengambil senjatanya dan memacu kudanya mendekati Zhang Fei. Kali ini Guan Yu yang menghadang, Guan Yu langsung menebaskan goloknya dan seketika itu juga tubuh Cheng Yuan Zi terbelah menjadi dua.

Karena pemimpinnya sudah tewas maka pasukan pemberontak langsung lari kocar-kacir dan meninggalkan persenjataan mereka. Tentara pemerintah langsung mengejar mereka, banyak yang berhasil ditangkap dan akhirnya perang hari itu dimenangkan oleh pasukan kerajaan.

Ketika mereka semua kembali, Liu Yan langsung menyambut mereka dan membagikan hadiah. Tapi keesokan harinya datang surat dari gubernur Gong Jing dari wilayah Jing Zhou yang menginformasikan kota mereka sedang dikepung oleh tentara pemberontak dan kota sudah hampir jatuh. Mereka membutuhkan bantuan segera. Liu Bei begitu mendengar kabar ini langsung memutuskan untuk berangkat membantu.

Liu Bei langsung berangkat keesokan paginya dengan tentaranya dan dibantu dengan 5000 tentara kerajaan dibawah pimpinan jendral Zhou Jing. Tentara pemberontak begitu melihat ada bantuan yang datang langsung membagi pasukannya, 1/2 menghadapi pasukan Liu Bei dan Zhou Jing. Pasukan Liu Bei tidak dapat menembus pertahanan pasukan pemberontak akhirnya memutuskan mundur sejauh 10 Km. Liu Bei lalu berkata "Kita sedikit dan mereka terlalu banyak, mereka hanya dapat kita kalahkan dengan strategi yang jitu."

Akhirnya direncanakanlah serangan mendadak, di jalan menuju kota Liu Bei memerintahkan Guan Yu untuk bersembunyi di sebelah kanan dan Zhang Fei di sebelah kiri, sedangkan Liu Bei memimpin pasukan utama. Ketika persiapan telah selesai, lalu Liu Bei maju mendekati pasukan pemberontak, dan ketika pasukan pemberontak juga bergerak maju tiba2x Liu Bei membunyikan gong tanda mundur. Pasukan pemberontak yang mengira pasukan Liu Bei takut lalu langsung mengejar pasukan Liu Bei hingga masuk ke dalam jalan setapak. Gong lalu dibunyikan tanda pasukan Guan Yu dan Zhang Fei menyerang sekarang. Lalu pasukan pemberontak terjebak dari 3 sisi dan mereka mengalami korban jiwa yang banyak. Mendengar kabar bahwa teman2x mereka diserang secara tiba2x, pasukan pemberontak yang lain datang membantu dan mengakibatkan pengepungan terhadap kota jadi melemah, melihat hal ini gubernur Gong Jing langsung memimpin pasukan yang tersisa berjumlah 3000 orang langsung menyerbu keluar benteng. Tentara pemberontak yang kebingungan akhirnya dapat dihancurkan dan mereka banyak yang terbunuh.

Setelah perayaan kemenangan Komandan Zhou Jing memohon diri untuk kembali ke YIZHOU. Tapi Liu Bei berkata "Kami dengar komandan Lu Zhi sedang berjuang melawan serangan pemberontak yang dipimpin Zhang Yue di Guang Zong. Lu Zhi adalah guruku dan aku ingin membantunya."

Akhirnya Zhou Jing dan Liu Bei berpisah, dan 3 bersaudara itu akhirnya pergi ke Guang Zong dengan tentara mereka. Mereka akhirnya berhasil sampai ke perkemahan tentara Lu Zhi dan mereka diterima di sana dengan baik. Pada saat itu bala tentara Zhang Yue berjumlah 150.000 orang sedangkan tentara Lu Zhi berjumlah 15.000 orang. Setiap hari terjadi pertempuran kecil tetapi tidak ada yang dapat mengalahkan satu sama lain.
Lu Zhi berkata pada Liu Bei, "Aku dapat mengepung pemberontak itu di sini, tetapi Zhang Ba dan Zhang Liang menekan Huangfu Song dan Zhu Jun di Yi Chuan. Aku akan memberimu 1000 tentara untuk melihat keadaan mereka dan setelah itu baru kita pikirkan rencana penyerangan kita."

Akhirnya Liu Bei berangkat secepatnya menuju Yi Chuan. Pada saat ini tentara kerajaan berhasil memukul mundur pemberontak hingga ke Chang Se dan mereka berkemah di lapangan rumput. Melihat hal ini Huangfu Song berkata kepada Zhu Jun "Tentara pemberontak berkemah di rerumputan, kita dapat menyerang mereka dengan api." Akhirnya tentara kerajaan diperintahkan untuk mengambil rumput kering, dan rumput2x itu dikumpulkan lalu disirami minyak. Rumput2x itu diletakkan di sekeliling daerah perkemahan tentara pemberontak. Ketika malam tiba, angin tiba2x berhembus menuju arah kamp pemberontak. Ketika melihat hal ini, maka Huangfu Song dan Zhu Jun langsung memerintahkan penyerangan, seketika itu api berkobar menutupi perkemahan tentara pemberontak. Tentara pemberontak kebingungan dan kebanyakan mati mengenaskan karena terbakar. Tidak ada waktu lagi untuk memakai baju zirah dan menaiki kuda, mereka semua berserakan ke segala arah.

Pertempuran berlangsung hingga fajar menyingsing, Zhang Ba dan Zhang Liang beserta sekelompok kecil pemberontak berhasil melarikan diri. Tetapi tiba2x di hadapan mereka muncul sekelompok tentara dengan bendera berwarna merah. Pemimpin mereka berukuran tubuh sedang, dengan mata yang kecil dan janggut yang panjang. Dia adalah Cao-Cao dari Bei Juo, dia berpangkat Jendral pasukan berkuda kerajaan. Ayahnya adalah Cao Song, tapi bukanlah benar2x keturunan keluarga Cao. Cao Song terlahir dgn marga Xia Hou, tetapi dia telah diangkat anak oleh kasim Cao Teng dan merubah marganya.

Sebagai seorang pemuda Cao Cao menggemari berburu, musik dan tarian. Dia sangat berbakat dan penuh dengan akal. Seorang pamannya sering melihat Cao Cao ini sangat labil, terkadang marah kepadanya dan melaporkan perilaku buruknya kepada orang tua Cao Cao. Ayahnya lalu memarahi Cao Cao. Tetapi Cao Cao membalasnya, suatu hari ketika Cao Cao melihat pamannya datang, maka dia tiba2x pura terjatuh dan kesakitan. Sang paman lalu lari dan mengatakan pada ayahnya yang akhirnya datang melihat, tetapi ketika ayahnya datang Cao Cao baik2x saja. "Tetapi pamanmu berkata bahwa kau terluka, apakah kamu baik2x saja ?", Kata ayahnya. "Aku tidak pernah mengalami luka apapun," kata Cao Cao, " tetapi aku telah kehilangan kepercayaan pamanku dan dia hanya menipumu."

Setelah itu apapun yang pamannya katakan mengenai kesalahan Cao Cao, ayahnya tidak pernah mendengarkannya lagi. Akhirnya Cao Cao tumbuh dewasa dengan seenaknya dan tidak terkontrol. Pada saat itu seorang pria bernama Qiao Xuan berkata pada Cao Cao, "Pemberontakan sudah di depan mata, dan hanya orang dengan kemampuan terhebat yang dapat membawa perdamaian kembali muncul, dan orang itu adalah kau." dan He Yong dari Nan Yang berkata kepadanya "Dinasti Han sedang mengalami keruntuhan, orang yang dapat mengembalikan kedamaian adalah dia dan hanya dia."

Cao Cao lalu pergi ke Runan untuk menanyakan mengenai masa depannya pada orang benama Xu Shao. "Orang seperti apakah aku ini ?" tanya Cao Cao. Peramal itu tidak berkata apa-apa, lagi dan lagi Cao Cao menanyakan hal itu. Lalu Xu Shou menjawab "Dalam masa damai kamu adalah orang berguna, dalam masa kekacauan kamu adalah pahlawan yang hebat." Cao Cao sangat senang mendengar jawaban ini.

Cao Cao lulus dari akademi militer pada umur 20 thn dan mendapatkan reputasi sebagai orang yang berintegritas. Dia memulai karir sebagai kepala komandan di sebuah distrik di ibukota. Di keempat gerbang ibu kota dia menaruh gada dengan berbagai bentuk dan dia akan menghukum orang yang melanggar hukum apapun pangkat orang itu. Seorang paman dari kasim Jian Shuo ditemukan membawa pedang di jalanan pada malam hari dan itu merupakan pelanggaran. Karena itu pula maka ia dihukum dengan dipukul menggunakan gada itu. Setelah itu tidak ada seorangpun yang berani melanggar aturan lagi. Nama Cao Cao akhirnya menjadi terkenal dan dia diangkat menjadi kepala pengadilan di Dun Qiu.

Ketika pemberontakan Jubah Kuning dimulai, Cao Cao berpangkat Jendral dan kepadanya diberikan 5000 pasukan berkuda dan infantri untuk bertempur di Yingchuan. Dia kebetulan bertemu dengan sisa2x pemberontak. Ribuan tewas dan banyak sekali kuda, drum, senjata, bendera yang berhasil direbut berikut sejumlah uang yang sangat besar. Tetapi Zhang Ba dan Zhang Liang berhasil melarikan diri. Dan setelah bertemu dengan Huangfu Song, Cao Cao mengejar sisa pemberontak yang melarikan diri.

Sementara itu Liu Bei dan saudaranya sedang berkuda menuju Ying Chuan ketika mereka mendengar bunyi pertempuran dan melihat api di angkasa. Tetapi mereka terlambat datang ke pertempuran. Mereka melihat Huang Fu Song dan Zhu Jun dan kepada mereka Liu Bei menjelaskan maksud kedatangannya.

"Kekuatan pemberontak telah hancur disini" kata Jendral itu, "Tetapi mereka pasti akan pergi ke Guan Zong untuk bergabung dengan Zhang Jue. Kamu tidak dapat melakukan apapun di sini, lebih baik kamu cepat kembali ke Guan Zong". Liu Bei akhirnya memimpin pasukannya kembali ke Guan Zong. Di tengah perjalanan mereka melihat pasukan istana sedang mengawal tawanan dalam kereta. Ketika mereka mendekat, mereka melihat bahwa tahanan tersebut adalah Lu Zhi, jendral yang akan mereka tolong. Dengan cepat Liu Bei turun dari kudanya dan bertanya apa yang terjadi.

Lu Zhi bercerita "Aku telah mengepung tentara pemberontak dan dalam posisi siap menghancurkan mereka, ketika Zhang Yue menggunakan ilmu gaibnya dan menggagalkan seranganku. Kerajaan mengirimkan kasim Zhuo Feng untuk menyelidiki kekalahanku, pejabat itu menuntut sogokan. Aku beritahukan padanya berapa keras kita mencoba untuk mengalahkan musuh dan dalam situasi seperti ini bagaimana caranya aku dapat mencarikan upeti untuknya. Dia pergi dengan marah dan melaporkan pada istana bahwa aku menyembunyikan rampasan perang dan tidak membagikannya dan itu membuat pasukanku kehilangan semangat. Jadi aku digantikan oleh Dong Zhuo, dan aku harus pergi ke ibu kota untuk menjawab tuntutan pengadilan."

Cerita itu membuat Zhang Fei marah dan nyaris saja dia membunuh para pengawal2x kerajaan itu. Tapi Liu Bei mencegahnya. "Pemerintah akan mengurusnya dengan adil" kata Liu Bei "Kau jangan bertindak gegabah." Akhirnya tidak ada gunanya mengikuti jalan itu menuju Guan Zong, Guan Yu mengusulkan agar mereka kembali ke Zhuo. Dua hari kemudian gelegar peperangan kembali terdengar di balik bukit. Dengan cepat mereka menuju atas bukit dan melihat tentara pemerintah mengalami kekalahan. Mereka melihat seluruh dataran telah dipenuhi tentara pemberontak jubah kuning dan di bendera mereka tertulis Zhang Jue, Penguasa Langit.

"Kita akan menyerang Zhang Jue!" kata Liu Bei kepada saudaranya, dan mereka memacu kudanya untuk ikut bertempur. Zhang Jue berhasil mengalahkan pasukan Dong Zhuo dan terus menekan. Dia sedang bersemangat untuk menghancurkan seluruh pasukan pemerintah ketika tentara Liu Bei tiba, pasukannya kebingungan karena muncul pasukan yang tak dikenal ditengah2x mereka. Akhirnya pasukan Zhang Jue kacau dan mundur sejauh 15 km. Liu Bei berhasil menyelamatkan jendral pasukan pemerintah dan kembali ke perkemahan mereka. "Apakah jabatanmu ?" Tanya Dong Zhuo. "Tidak ada" jawab Liu Bei. Dan Dong Zhuo memperlakukan mereka dengan tidak hormat. Liu Bei pergi dengan tenang, tetapi Zhang Fei marah besar.

"Kita baru saja menyelamatkan nyawanya dalam pertempuran yang sengit" Teriak Zhang Fei, " Dan sekarang dia bersikap kasar pada kita! Tidak ada apapun juga yang dapat meredam kemarahanku kecuali kematiannya!". Zhang Fei berjalan menuju tenda Dong Zhuo dan di tangannya dia menggenggam sebilah pedang.

Halaman 2
Dong Zhuo lahir di daerah barat laut Tiongkok, tepatnya di Lintao di daerah lembah barat. Sebagai gubernur He Dong, Dong Zhuo sangat sombong dan berlebihan. Tetapi hari dimana dia memperlakukan Liu Bei dengan kasar dapat saja menjadi hari terakhirnya, jika saja Liu Bei dan Guan Yu tidak menahan Zhang Fei yang sedang marah. \"Ingat Dia adalah Pejabat Pemerintah yang diangkat Kerajaan\", Kata Liu Bei. \"Siapakah kita untuk memutuskan dan menghukum ?\" \"Sangat memuakkan untuk menerima perintah dari bajingan seperti dia, aku lebih baik membunuhnya sekarang! Kau boleh tinggal disini bila kau mau tapi aku lebih baik mencari tempat lain.\" , kata Zhang Fei. \"Kita bertiga adalah satu dalam kematian dan dalam hidup, tidak ada perpisahan diantara kita, kita semua akan selalu bersama.\"

Akhirnya ketiga saudara itu berangkat dan pergi menemui Zhu Jun yang menerima mereka dengan baik dan berterima kasih atas bantuan yang mereka telah berikan ketika melawan Zhang Ba. Pada saat ini Cao Cao telah bergabung dengan Huangfu Song, dan mereka sedang berusaha menghancurkan pasukan Zhang Liang dalam pertempuran di Qu Yang.

Zhang Ba memimpin sekitar 80.000 pasukan. Pemberontak telah memposisikan pasukannya di belakang bukit. Penyerangan terhadap posisi pemberontak kemudian direncanakan dan Liu Bei yang akan memimpin pasukan utama. Pada pasukan pemberontak salah seorang jendral Zhang Ba, Gao Seng menantang duel satu lawan satu. Zhang Fei langsung keluar dari barisan dan maju ke depan menghadapinya. Hanya dalam beberapa jurus saja, Zhang Fei berhasil melukai Gao Seng yang terpental dari kudanya. Melihat ini maka Liu Bei langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerbu maju.

Lalu Zhang Ba yang duduk di atas kudanya, melepaskan ikat rambutnya, mengambil pedangnya dan merapalkan semacam doa. Tiba2x angin mulai berhembus dengan kuatnya, petir menghiasi langit dan kilatan2x cahaya dari langit menhantam bumi, bunyi gemuruh yang memekakan telinga membuat kuda2x ketakutan dan dari langit turun awan hitam yang menutupi medan peperangan. Ketakutan melanda pasukan kerajaan, Liu Bei memimpin pasukannya mundur, tetapi mereka dalam keadaan kacau sehingga banyak yang meninggal karena terinjak-injak.

Zhu Jun dan Liu Bei membahas masalah ini. \"Zhang Ba menggunakan sihir\", Kata Zhu Jun. \"Besok aku akan menyiapkan penangkal dengan menggunakan darah babi dan kambing. Darah ini harus dipercikkan kepada pasukan mereka dan kita akan dapat mematahkan sihir mereka.\" Maka diputuskanlah demikian. Guan Yu dan Zhang Fei masing2x membawa 1000 pasukan dan bersembunyi di tebing yang tinggi dan mereka membawa banyak darah babi dan kambing. Keesokan harinya ketika pemberontak membunyikan genderang perangnya untuk menantang perang, Liu Bei maju menghadapi mereka. Pada saat yang sama lagi, Zhang Ba menggunakan sihirnya. Pasir beterbangan menutupi pandangan, kerikil berserakan menutupi jalan, awan gelap menutupi langit dan pasukan musuh muncul dari balik pasir itu. Liu Bei mundur seperti sebelumnya, dan pasukan pemberontak terus mengejarnya. Ketika pasukan pemberontak memasuki jalan dengan tebing tinggi, tiba2x dikejutkan oleh bunyi terompet dan genderang yang keras, dan dari tempat persembunyiannya pasukan Guan Yu dan Zhang Fei memercikkan darah babi dan kambing. Tiba2x pasukan pemberontak yang muncul dari balik badai itu berjatuhan dan berubah menjadi lembaran kertas dan badai pun berhenti.

Zhang Ba yang melihat bahwa sihirnya telah dapat dihancurkan lalu memutuskan mundur. Dan ketika pasukannya sedang mundur, dari arah kiri dan kanannya muncul Guan Yu dan Zhang Fei dan dari belakang ada Liu Bei dan Zhu Jun. Pasukan pemberontak berhasil dihancurkan. Liu Bei dari kejauhan melihat panji2x perang Zhang Ba, penguasa bumi. Dengan Cepat Liu Bei mengejarnya dan dengan panah berhasil melukai tangan kiri Zhang Ba. Walaupun terluka Zhang Ba masih dapat melarikan diri ke kota YANG CHENG, kota itu akhirnya dikepung oleh Zhu Jun.

Pengintai yang dikirim untuk mendapatkan kabar dari pasukan Huangfu Song melaporkan \"Komandan Huangfu Song telah sangat berhasil, Dong Zhuo yang telah sering kalah posisinya telah digantikan oleh Komandan Huangfu Song. Zhang Jue telah tewas di tangan pasukan Huangfu Song. Zhang Liang telah mengambil alih pasukan saudaranya itu menjadi satu dengan pasukannya tetapi tidak ada peluang untuk mengalahkan pasukan Huangfu Song yang telah menguasai tempat2x strategis dan telah menang dalam 7 pertempuran berturut-turut. Zhang Liang telah tewas di Qu Yang. Selain itu peti mati Zhang Jue telah berhasil direbut, kepalanya telah dipenggal dan telah dikirim ke ibukota (LUO YANG) untuk diekspos. Pasukan pemberontak lainnya telah menyerah dan untuk semua hal ini Huangfu Song telah diberikan penghargaan dengan jabatan Jendral Pemimpin Pasukan Kereta Terbang dan Penguasa Daerah Jizhou.

\"Huangfu Song juga tidak melupakan teman. Titah pertama setelah dia mendapatkan kekuasaannya adalah untuk membersihkan nama Lu Zhi dan mengembalikan jabatannya yang diambil Dong Zhuo dan mengangkat Cao Cao sebagai gubernur Ji Nan.\" Mendengar hal ini Zhu Jun menekan lebih keras dengan menyerang mati2xan kota Yang Cheng and kekalahan tentara pemberontak sudah semakin jelas. Lalu salah seorang bawahan Zhang Ba, Yan Zheng membunuh atasannya itu dan membawa kepalanya untuk diserahkan kepada kerajaan. Akhirnya seluruh pemberontak telah menyerah dan Zhu Jun melaporkan hal ini pada kerajaan.

Tetapi ada beberapa pemberontak Jubah Kuning yang masih memimpin perlawanan. Tiga pemberontak lain, Zhao Hong, Han Zhong dan Sun Zhong, mengumpulkan 30.000 pasukan dan memulai perampokan dan pembantaian. Mereka menyebut dirinya \"PEMBALAS DENDAM BAGI ZHANG JUE\".

Kerajaan memerintahkan Zhu Jun untuk membawa pasukan veterannya untuk menghancurkan sisa2x perlawanan pemberontak ini. Dia segera langsung berangkat menuju kota Wan Cheng dimana para pemberontak itu bermarkas. Ketika Zhu Jun tiba, Han Zhong langsung maju melawan. Zhu Jun mengirim Liu Bei dan kedua saudaranya untuk menyerang sisi sebelah barat daya dari tembok kota. Han Zhong bertugas untuk mempertahankan kota berusaha mati2x melawan Liu Bei. Sementara itu Zhu Jun sendiri memimpin 2000 pasukan berkuda untuk menyerang bagian lain dari kota itu. Pemberontak berpikir bahwa mereka tidak akan dapat mempertahankan kota itu mulai kehilangan semangat. Liu Bei terus menekan mereka dan akhirnya kota berhasil dimasuki. Para pemberontak masih dapat bertahan di tembok dalam kota. Tetapi keadaan mereka sudah sangat parah, kelaparan terjadi dan wabah penyakit menyebar. Utusan pemberontak datang kepada Zhu Jun untuk menyerah, tetapi Zhu Jun menolaknya.

Kata Liu Bei, \"Dengan melihat pendiri dinasti Han Liu Bang, Bukankah harusnya kita menerima mereka yang menyerah, kenapa kau menolaknya ?\"

\"Kondisinya berbeda\", Balas Zhu Jun. \"ketika masa itu kekacauan memang sedang terjadi dimana-mana, dan rakyat tidak mempunyai Kaisar. Jadi setiap penyerahan diri dapat diterima dan dianjurkan. Sekarang Kekaisaran telah ada dan mereka berani memberontak. Kalau kita menerima mereka maka nanti akan ada pemberontakan2x lainnya dan ketika mereka kalah mereka hanya tinggal menyerah dan kita pasti akan menerimanya dan hal itu akan berakibat fatal.\"

Liu Bei berkata, \"Jika tidak membiarkan pemberontak menyerah tidak apa, tetapi jika mereka melakukan tindakan nekat, maka kita akan berada dalam kesulitan karena jumlah mereka sangat banyak. Lebih baik kita serang dari satu sisi dan biarkan sisi yang lain terbuka sehingga mereka akan melarikan diri dan tercerai berai, setelah itu kita akan menangkap mereka.\"

Zhu Jun menilai saran ini sangat bagus dan mengikutinya. Seperti telah diduga, tentara pemberontak ini akhirnya terpencar-pencar. Pimpinan pemberontak Han Zhong akhirnya terbunuh. Tetapi tiba2x pasukan yang dipimpin oleh Zhao Hong dan Sun Zhong mendekat dengan kekuatan besar. Dan karena itu pasukan kerajaan menghentikan pengejaran. Pasukan pemberontak yang baru itu akhirnya merebut kembali kota Wan Cheng.

Zhu Jun berkemah 3 mil dari kota dan bersiap2x untuk menyerang. Dan pada saat itu tiba pasukan berkuda dari arah timur. Pemimpinnya adalah seorang jendral dengan muka dan badan yang kekar. Namanya adalah Sun Jian, dia berasal dari Fu Chun di negara bagian Wu. Ia adalah keturunan dari ahli strategi yang terkenal, Sun Tzu.

Ketika berumur 17 thn, Sun Jian bersama ayahnya melihat bajak laut yang sedang membagi hasil rampasan mereka di pinggiran sungia Qintang. \"Kita dapat menangkap mereka!\" katanya pada ayahnya.

Lalu dia menggenggam pedangnya, dia berlari menuju arah bajak laut itu dan berteriak seolah2x dia sedang memanggil pasukannya untuk mengepung. Ini membuat para bajak laut itu percaya bahwa mereka sedang diserang, dan mereka melarikan diri, meninggalkan rampasan mereka. Sun Jian berhasil membunuh salah satu bajak laut itu. Karena ini maka dia menjadi terkenal dan mendapatkan jabatan di pemerintahan daerah.

Lalu dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah, dia membangun tentara berkekuatan 1000 orang dan membantu meredakan pemberontakan Xu Chang yang menyebut dirinya Kaisar Matahari dan memiliki 10.000 pasukan. Anak pemberontak Xu Hao juga ikut terbunuh. Untuk hal ini Sun Jian diangkat menjadi kepala pengadilan Yandu kemudian Xu Yi dan terakhir adalah Xia Pi oleh Penguasa Daerah Zang Min.

Ketika pemberontakan jubah kuning terjadi, Sun Jian mengumpulkan anak muda di desanya untuk membentuk tentara, akhirnya terbentuk pasukan berjumlah 1500 orang dan ikut menumpas pemberontakan. Zhu Jun menerima Sun Jian dengan senang hati dan memerintahkannya untuk menyerang dari selatan, utara dan barat akan diserang secara bergantian oleh Liu Bei dan Zhu Jun. Sedangkan gerbang timur akan dibiarkan terbuka agar pemberontak dapat lari dari sana. Sun Jian adalah yang pertama yang dapat menaiki tembok kota. Dia membunuh 20 orang pemberontak lebih sendirian. Sun Jian berhasil turun dari tembok, mengambil tombak dan memukul jatuh Zhao Hong dari kudanya. Kemudian Sun Jian menaiki kuda Zhao Hong dan menyabetkan pedangnya sehingga menyebarkan banyak tentara pemberontak tewas.

Pasukan pemberontak berlari ke arah utara dan bertemu dengan pasukan Liu Bei, mereka tidak melawan dan terpencar-pencar menyelamatkan diri. Tapi Liu bei mengeluarkan anak panahnya dan memanah pimpinan pemberontah Sun Zhong yang langsung jatuh ke tanah. Pasukan utama Zhu Jun akhirnya tiba dan setelah pembantaian besar-besaran, pasukan pemberontak menyerah. Setelah itu kedamaian tercipta di 10 wilayah di daerah Nan Yang.

Zhu Jun kembali ke ibu kota Luo Yang dan diangkat menjadi Jendral Pasukan Kuda Terbang dan menerima jabatan sebagai gubernur Henan. Dia tidak melupakan jasa orang - orang yang membantunya. Dia melaporkan jasa Liu Bei dan Sun Jian. Sun Jian yang memiliki pengaruh dan koneksi yang dapat mendukung dia diangkat menjadi komandan pasukan kerajaan di Chang Sha. Tetapi Liu Bei walaupun telah dipromosikan oleh Zhu Jun dalam suratnya kepada kerajaan tetap harus menunggu kenaikan jabatannya. Liu Bei dan kedua saudaranya sedih menerima kenyataan ini.

Suatu hari ketika sedang berjalan sendirian di ibu kota, Liu Bei bertemu seorang pejabat istana Zhang Jun yang kepadanya dia menceritakan keluh kesahnya. Zhang Jun sangat terkejut akan hal ini dan dia akhirnya menceritakan pada kaisar mengenai hal ini. Katanya \"Pemberontakan Jubah Kuning terjadi karena para kasim telah menjual jabatan dan memperdagangkan posisi. Pekerjaan di istana hanya untuk teman-temannya, hukuman hanya untuk musuh-musuhnya. Ini menyebabkan pemberontakan. Oleh sebab itu maka baiklah untuk memenggal kepala 10 kasim utama dan mempertontonkan kepala mereka dan memberitahukan kepada rakyat apa yang telah dilakukan mereka. Kemudian berikanlah balasan kepada mereka yang berhak dan dengan itu maka seluruh negara akan berada dalam keadaan aman.\"

Tetapi para kasim langsung menyanggah hal ini dan berkata bahwa Zhang Jun menghina kaisar. Kaisar memerintahkan Zhang Jun untuk meninggalkan ruangan. Walaupun begitu para kasim itu berpikir \"Pasti ada seseorang yang terlupakan jasanya walaupun telah berhasil mengalahkan pemberontak yang menyatakan kekesalannya.\"

Lalu mereka menghimpun daftar orang - orang yang tidak penting yang menunggu penugasan dan salah satu dari daftar itu adalah Liu Bei. Liu Bei akhirnya ditempatkan sebagai Kepala Wilayah desa An Xi, yg langsung diterima oleh Liu Bei dan akhirnya Liu Bei membubarkan pasukannya dan mengirimnya pulang. Dia hanya mempertahan kan 2 lusin orang saja sebagai tentaranya.

Ketiga bersaudara itu akhirnya sampai di An Xi and secepatnya mereka membereskan administrasi di daerah itu dan memerintah dengan bijaksana sehingga tidak pernah ada kejahatan selama berbulan-bulan di daerah itu. Ketiga saudara itu hidup dalam harmoni, makan dalam satu meja dan tidur dalam satu ranjang yang sama. Tetapi ketika Liu Bei berada di depan Publik, Guan Yu dan Zhang Fei akan selalu berdiri sebagai penjaganya walaupun untuk seharian.

Empat bulan setelah kedatangan mereka, ada titah kaisar untuk mengurangi jumlah orang militer yang mengisi pos sipil. Liu Bei mulai takut bahwa dia akan terkena pengurangan itu. Kerajaan mengirimkan Inspektur pemeriksa bernama Du Biao, Liu langsung menyambutnya dengan hormat tetapi Du Biao mengacuhkannya. GuanYu dan Zhang Fei sangat marah.

Ketika Inspektur itu tiba di penginapan, dia duduk di kursi dan tidak mempersilakan Liu Bei duduk. Setelah cukup lama baru dia berkata kepada Liu Bei. \"Dari manakah kau berasal ?\" Liu Bei menjawab, \"Aku adalah keturunan dari Pangeran Sheng dari Zhongshang. Sejak pertama kali aku melawan pemberontak di Zhou telah 30 pertempuran kujalani, aku mendapatkan banyak kemenangan dan hadiahku adalah jabatan ini.\" \"Kamu berbohong mengenai asalmu dan pernyataanmu mengenai jasamu adalah bohong!\" hardik si Inspektur. \"Sekarang kerajaan memerintahkan untuk melakukan pengurangan pejabat dari strata yang rendah dan pejabat yang korup.\" Liu Bei terdiam dan akhirnya memohon diri. Dalam perjalanan pulangnya, Liu Bei meminta nasihat dari para pembantunya. \" Tindakan seperti ini hanya dapat berarti satu yaitu dia meminta uang sogokan.\" kata mereka pada Liu Bei. \"Aku tidak pernah mengambil uang rakyat bahkan 1 koin pun, dari mana aku memiliki uang untuk membayarnya ?\"

Keesokan harinya Inspektur ini memanggil pejabat kecil di desa itu dan memaksa mereka untuk menulis pengakuan bahwa Liu Bei telah menekan rakyat. Liu Bei pada saat itu ingin menyangkal hal ini tetapi penjaga pintunya menahan Liu Bei. Ketika itu Zhang Fei sedang sedih dan sudah mabuk seharian. Dia menunggang kuda dan mengendarainya melewati penginapan inspektur tersebut. Ketika melewati pintunya, dia melihat kumpulan orang - orang tua sedang menangis sedih. Dia bertanya kenapa. Kata mereka \"Inspektur itu telah memaksa bawahan – bawahan Liu Bei untuk menulis pernyataan palsu, agar Liu Bei dapat dihukum. Kami datang kesini untuk memohon belas kasihan padanya tetapi tidak diijinkan masuk. Tetapi lebih dari itu kami dipukuli oleh penjaga pintunya.

Hal ini memprovokasi kemarahan Zhang Fei yang dalam keadaan mabuk berat itu. Zhang Fei sangat marah sehingga matanya melotot besar sekali. Dia langsung melabrak masuk ke dalam penginapan itu dan penjaga pintu yang ketakutan melihatnya langsung lari. Lalu dia masuk ke dalam pelataran taman penginapan itu dan disana dia melihat inspektur itu sedang duduk di atas kursi tinggi dan pejabat kecil daerah itu sedang diikat dan berlutut dibawahnya. \"Penindas rakyat, pencuri!\" teriak Zhang Fei. \"Tahukah kau siapa aku ?\" Tetapi sebelum Inspektur itu dapat menjawab, Zhang Fei telah menarik rambutnya dan menariknya ke depan. Zhang Fei mengambil ranting dari pohon willow dan memecut Inspektur itu dengan kerasnya.

Liu Bei saat itu sedang duduk termenung sedih, ketika dia mendengar ada suara ribut– ribut di depan pintu. Dia berkata ada masalah apa. Mereka memberitahu padanya \"Jendral Zhang Fei mengikat seseorang dan memukulinya!\" Dengan secepatnya Liu Bei bergegas keluar dan Liu Bei melihat siapakah korban Zhang Fei ini. Liu Bei lalu bertanya pada Zhang Fei mengapa memukulnya. \"Kalau kita tidak memukul bajingan ini sampai mati, apakah yang akan terjadi kemudian ?\" kata Zhang Fei. \"Oh Tuan, tolong selamatkan aku!\" pinta si Inspektur. Karena Liu Bei selalu baik hati maka dia meminta saudaranya untuk melepaskannya dan membebaskannya.

Lalu Guan Yu tiba dan berkata \"Kakak, setelah usahamu yang hebat kau hanya mendapatkan jabatan ini dan setelah kau berhasil disini lalu orang ini datang dan menghinamu. Sarang burung bukanlah tempat untuk burung phoenix, mari kita bunuh orang ini, pergi dari sini dan kembali ke rumah sampai kita dapat membuat rencana yang lebih besar lagi.\"

Liu Bei merenung sejenak kemudian menyerahkan simbol tugasnya dengan menggantungkannya di leher inspektur tersebut dan berkata \"Kalau aku mendengar kau melukai orang, aku akan membunuhmu. Sekarang aku akan memaafkan nyawamu dan aku akan mengembalikan tanda penugasan ini. Kami akan pergi.\"

Setelah itu mereka bertiga pergi, walaupun seluruh penduduk desa itu telah bersujud meminta Liu Bei tidak meninggalkan mereka tetapi Liu Bei telah mengambil keputusan. Saat itu senja hari ketika bayangan 3 orang berlalu sesuai dengan terbenamnya matahari senja. Mereka akan menemukan TAKDIR yang lebih besar lagi untuk mereka lakukan.......

Pada saat ini ke 10 kasim utama telah menguasai segalanya di dalam genggaman mereka dan mereka menyingkirkan siapa saja yang tidak sejalan dengan mereka. Dari setiap pejabat yang membantu menumpas pemberontakan jubah kuning mereka meminta hadiah dan apabila hal ini tidak dipenuhi maka mereka akan menyingkirkan orang - orang tersebut. Komandan Kekaisaran Huangfu Song dan Zhu Jun jg tidak luput dari tekanan mereka dan akhirnya harus menanggalkan jabatan mereka, di lain sisi kasim - kasim istana itu memalsukan jasa bagi diri mereka sendiri, 13 kasim istana mendapat gelar kerajaan termasuk Zhao Zhong yang mendapat pangkat Jendral pasukan kuda terbang kekaisaran. Pemerintahan berjalan sangat buruk dari hari ke hari dan rakyat merasa sangat menderita.

Pemberontakan kembali muncul di Chang Sha dipimpin oleh Ou Xing dan di Yu Yang dipimpin oleh Zhang Ju dan Zhang Chun. Surat permohonan dan pemberitahuan dikirimkan oleh pejabat dan pemerintah daerah ke ibukota, surat - surat berdatangan seperti lapisan salju yang turun di musim dingin. Tetapi ke 10 kasim utama istana membakar seluruh surat2x itu. Suatu hari kaisar mengadakan perjamuan di salah satu taman kekaisaran dengan ke 10 kasim utama istana. Ketika Penasehat Kekaisaran Liu Tao tiba - tiba muncul dengan kegelisahan yang amat sangat kaisar pun bertanya ada masalah apa.

\"Baginda, Bagaimana baginda dapat berpesta seperti ini ketika kekaisaran diambang kehancuran ?\" kata Liu Tao.

\"Semua baik - baik saja\" Kata Kaisar. \"Apa yang salah ?\"

Kata Liu Tao, \"Pemberontakan muncul dari berbagai sisi kerajaan dan mereka merampas kota - kota dan ini semua adalah salah dari ke 10 kasim–kasim itu yang menjual jabatan dan melukai orang - orang, menekan pejabat-pejabat yang setia. Semua yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan telah meninggalkan istana dan kembali ke tempat asal mereka. Kehancuran sudah di depan mata kita !\"

Pada saat ini kasim - kasim itu langsung melepas topi mereka dan berlutut dihadapan kaisar.

\"Kalau Menteri Liu Tao tidak setuju dengan kami,\" kata mereka, \"Maka kami dalam bahaya. Kami berharap nyawa kami diampuni dan kami akan pergi ke tanah pertanian kami. Kami akan menyerahkan harta kami untuk membantu biaya militer kerajaan.\" Dan mereka semua menangis tersedu-sedu.

Kaisar marah pada Liu Tao, \"Kamu juga punya pelayan. Kenapa kamu tidak dapat menyukai yang melayaniku.\" Dan kaisarpun memanggil pengawalnya dan meminta Liu Tao diseret keluar dan dipenggal.

Liu Tao berteriak keras \" Kematianku tidak ada artinya, kasihan Dinasti Han setelah berkuasa 4 abad lamanya sedang mengalami kejatuhan dengan cepat sekali.\"

Pengawal itu sedang menyeretnya dan ketika mereka akan menjalankan titah Kaisar tiba - tiba datang lagi seorang menteri dan bekata \" Jangan Penggal, tunggu sampai aku berbicara pada kaisar.\"

Dia adalah Menteri dalam negeri, Chen Dan. Dia bertemu dengan Kaisar, kepadanya dia berkata \"Atas dasar kesalahan apa penasehat Liu Tao dihukum ?\" \"Dia telah memfitnah pelayanku dan menghina diriku.\" Kata Kaisar.

\"Seluruh kerajaan akan memakan daging dari para kasim - kasim itu jika mereka bisa dan walaupun begitu baginda malah menghargai mereka dan menganggapnya orang tua baginda. Mereka tidak mempunyai belas kasih dan jasa tetapi mereka menciptakan diri mereka sebagai pejabat tinggi. Lebih dari pada itu Feng Xu berkomplot dengan pemberontak jubah kuning. Kecuali Yang Mulia mengambil tindakan tentang hal itu maka negara akan hancur.\"

\"Tidak ada bukti yang menyatakan Feng Xu berkomplot.\" Kata Kaisar. \"Tentang 10 kasim utama, apakah tidak ada yang setia diantara mereka ?\"

Chen Dan berlutut dan menyembah kaisar sampai dahinya menyentuh tanah dan tidak merubah pendiriannya. Kaisar kemudian marah dan memerintahkan penjaga juga membawa Chen Dan dan dipenjarakan bersama Liu Tao. Malam itu keduanya tewas terbunuh.

Kemudian kesepuluh kasim utama membuat titah palsu dan mengirimkannya pada Sun Jian dan mengangkatnya sebagai gubernur Chang Sha, dengan titah untuk mengatasi pemberontakan Ou Xing. Dalam kurang dari dua bulan Sun Jian melaporkan telah berhasil menumpas pemberontakan. Atas hal ini dia diberi gelar Penguasa Wu Cheng.

Liu Yu diangkat menjadi Penguasa Kerajaan daerah Yu Zhou dan diperintahkan untuk menumpas pemberontak Yu Yang dan Zhang Ju serta Zhang Chung. Liu Hu dari Dai Zhou merekomendasikan Liu Bei kepada Liu Yu. Liu Yu menerima saran itu dan memberi Liu Bei jabatan Komandan Utama dan memberinya pasukan untuk menumpas pemberontak. Liu Bei berhasil menumpas pemberontakan itu. Zhang Cun adalah orang yang kejam, Salah seorang anak buahnya memberontak dan memenggal kepalanya lalu menyerahkan diri. Zhang Ju yang melihat hal itu melakukan bunuh diri daripada ditangkap tentara Liu Bei.

Pemberontakan Yu Yang berhasil dipadamkan. Jasa Liu Bei dilaporkan pada kekaisaran, dan dia menerima amnesti untuk kasus penghinaan terhadap inspektur kerajaan di An Xia. Liu Bei diangkat menjadi Wakil Kepala daerah di Xia Mi, lalu menjadi Komandan pasukan di Gao Tang. Kemudian Gongsun Zan memuji jasa - jasa Liu Bei terdahulu dan Liu Bei diangkat menjadi kepala daerah PingYuan. Tempat ini sangat baik karena perdagangan yang maju. Liu Yu juga mendapat promosi menjadi Panglima Besar.

Pada musim panas tahun keenam sejak pemberontakan jubah kuning dimulai, Kaisar Ling sakit parah. Dia memanggil He Jin untuk datang ke istana dan mengatur masa depan kerajaan. He Jin berasal dari keluarga sederhana yang pekerjaannya adalah tukang daging, Tetapi adik perempuannya adalah selir kaisar dan melahirkan putra bagi kaisar bernama Liu Bian. Setelah itu dia menjadi Permaisuri He, dan He Jin menjadi Wali Putra Mahkota.

Kaisar juga mempunyai seorang selir yang cantik bernama Lady Wang yg juga memberikan seorang putra bagi kaisar bernama Liu Xian. Permaisuri He meracuni Lady Wang karena cemburu dan Liu Xan diurus oleh Ibu Suri Dong yang merupakan ibu dari Kaisar Ling. Ibu suri Dong merupakan istri dari Liu Chang, penguasa Jie Du. Karena Kaisar sebelumnya, Kaisar Huan tidak mempunyai keturunan laki2x maka dia mengadopsi anak Liu Chang menjadi pewaris tahtanya. Emperor Ling membawa serta ibunya masuk istana untuk tinggal bersama dan memberikan gelar ibu suri.

Ibu Suri Dong selalu membujuk putranya agar menunjuk Liu Xian sebagai Putra Mahkota dan memang Kaisar sangat menyukai anak itu dan ingin melakukan seperti apa yang ibunya minta.

Ketika hari - harinya hampir berakhir, salah satu dari kasim Jian Shuo berkata \"Jika Liu Xian yang akan menggantikan, He Jin harus disingkirkan untuk mencegah bencana di kemudian hari.\" Kaisar juga melihat hal ini. Dan karena itu memerintahkan He Jin menghadap.

Tetapi didepan gerbang istana, He Jin diperingatkan oleh komandan pasukan penjaga istana Pan Yin yang berkata \"Ini pasti jebakan Jian Shuo untuk menyingkirkanmu !\" He Jin mendengar hal itu langsung pulang ke kediamannya dan memanggil pejabat dan mentri yang berada di pihaknya dan mereka menyusun rencana bagaimana menyingkirkan kasim - kasim istana itu.

Dalam rapat ini tiba - tiba seorang berkata menentang rencana tersebut \"Pengaruh dari kasim itu telah ada sejak 1,5 abad yang lalu pada masa pemerintahan kaisar Cong dan Zhi. Hal itu telah menyebar seperti rumput di semua arah. Bagaimana kita berharap dapat menghancurkan mereka? Dan diatas semua itu hal ini harus dirahasiakan atau kita semua akan mati terbunuh.\"

He Jin melihat orang itu dan ternyata orang itu adalah Komandan Militer pasukan reguler Cao-Cao.

He Jin sangat marah pada ucapan Cao Cao dan berkata \"Apa yang orang dengan jabatan rendah seperti kau ketahui tentang jalannya pemerintahan.\" Dan dalam kekacauan Pan Yin datang dan berkata \"Kaisar telah mangkat, kasim2x itu telah memutuskan untuk merahasiakan kematian itu dan sedang membuat titah palsu agar Wali Negara harus datang ke istana untuk mendiskusikan masalah suksesi. Sementara itu mereka telah memutuskan Pangeran Xian yang akan menjadi kaisar.\"

Dan setelah Pan Yin selesai berbicara, titah kaisar pun tiba. \"Sekarang masalah penerus Kaisar lebih penting\" kata Cao Cao. \"Urusan membasmi pengkhianat akan kita bahas nanti.\"

\"Siapa yang berani mengikutiku mendukung Pangeran Bian ?\" Tanya He Jin. Tiba - tiba muncul seorang yang maju ke depan dan berkata \"Berikan aku 5000 pasukan veteran dan aku akan menyerang istana, menyelamatkan pewaris tahta, membunuh para kasim dan membersihkan pemerintahan, dan kedamaian akan muncul kembali di kekaisaran ini.\"

Orang yang berkata itu adalah Yuan Shao, anak dari bekas menteri dalam negeri Yuan Feng dan keponakan dari komandan pasukan penjaga kekaisaran Yuan Wei. Yuan Shao memiliki jabatan Komandan pasukan kekaisaran.

He Jin mengumpulkan 5000 pasukannya. Yuan Shao memakai pakaian perangnya dan mengambil komando. He Jin didukung oleh He Yong, Xun You, Zheng Tai dan lebih dari 30 menteri lainnya dan pejabat tinggi berangkat menuju istana. Di dalam aula istana utama, peti mati Kaisar ditaruh di depan altar dan mereka menaruh Liu Bian di singgasana naga. Setelah upacara selesai dan semua telah menunduk pada kaisar yang baru, Yuan Shao pergi untuk menahan kasim Jian Shuo. Jian Shuo pergi bersembunyi di taman istana dengan ketakutan. Dia bersembunyi di balik semak - semak dan akhirnya ketahuan. Akhirnya Jian Shuo dibunuh oleh Guo Sheng dan seluruh pasukannya menyerah.

Yuan Shao berkata \" Kelompok mereka sekarang sudah terpecah-pecah. Ini adalah kesempatan kita untuk membunuh semua kasim - kasim itu.\" Tetapi Zhang Rang dan kasim - kasim utama istana yang mengetahui bahaya itu segera mencari perlindungan di tempat permaisuri He.

Mereka berkata \"Yang bersalah membuat rencana untuk melukai kakakmu adalah Jian Shuo, hanya dialah yang harusnya dihukum dan bukan yang lainnya. Sekarang Wali Negara dengan saran Yuan Shao berusaha membunuh kami semua. Kami meminta belas kasihan mu, yang mulia.\"

\"Jangan takut!\", kata permaisuri He, yang anaknya baru saja menjadi Kaisar, \"Aku akan melindungi kalian semua.\" Dia mengirim utusan kepada kakaknya, isinya \"Kau dan aku berasal dari orang rendahan dan kita berhutang pada para kasim itu. Jian Shuo sekarang telah mati dan apakah kau perlu membunuh semua kasim itu atas dasar saran Yuan Shao?\" dan He Jin menuruti saran itu. Dia menjelaskan pada kelompoknya \"Orang jahat sebenarnya telah kita bunuh, Jian Shuo telah mati dan seluruh keluarganya akan dikenai hukuman. Tapi kita tidak perlu membunuh seluruh kasim dan melukai mereka.\" \"Bunuh mereka, akar dan rantingnya\" Teriak Yuan Shao, \" atau mereka akan menghancurkanmu.\" \"Aku Telah memutuskan,\" Kata He Jin \"Jangan katakan apa2x lagi.\"

Dalam beberapa hari He Jin mengangkat dirinya menjadi Perdana Menteri dan para teman - temannya diangkat sebagai pejabat tinggi. Ibu Suri Dong memanggil Zhang Rang dan kelompoknya dalam suatu rapat. Kata Ibu Suri. \"Itu adalah aku yang pertama kali membawa Permaisuri He kahadapan kaisar. Sekarang anaknya menajadi Kaisar dan seluruh pejabat tinggi adalah teman -temannya. Kekuasaannya begitu besar, apakah yg dapat kita lakukan ?\"

Zhang Rang membalas, \"Yang mulia harus mengatur negara dari \"balik tirai\", lalu berusaha menjadikan pengeran Liu Xian sebagai kaisar. Berikanlah kakakmu \"PAMAN KAISAR\" Dong Chong jabatan yang tinggi dan tempatkanlah dia pada posisi militer, saya rasa itu akan berhasil.\"

Ibu Suri Dong setuju, keesokan hari dia mengadakan rapat dan mengeluarkan titah. Dia mengangkat Liu Xian sebagai pangeran Chen Liu dan Dong Chong sebagai Jendral pasukan kuda terbang dan dia memberikan kekuasaan kepada para kasim untuk turut serta dalam masalah negara.

Ketika Permaisuri He mendengar hal ini, dia menyiapkan jamuan pesta dimana dia mengundang Ibu Suri Dong. Ditengah - tengah pesta ketika semua sedang asyiknya meminum arak dan anggur, Permaisuri He berdiri dan menawarkan minuman pada Ibu Suri Dong seraya berkata \"Adalah tidak pas jika kami berdua harus turut campur di dalam masalah negara, pada awal mula dinasti Han ketika permaisuri Lu turut campur dalam masalah negara, seluruh keluarganya dihukum mati. Kita harus tetap diam dan tinggal dalam istana masing - masing dan biarkan urusan negara diurus oleh pejabat pemerintahan. Itu akan baik bagi negara, dan aku percaya bahwa kau akan melakukan itu.\"

Tapi Ibu Suri Dong marah dan berkata \"Kau meracuni Lady Wang karena kecemburuanmu. Sekarang berdasarkan fakta bahwa putramu duduk sebagai kaisar dan kakakmu berkuasa kau berkata seperti ini. Aku akan memerintahkan agar kakakmu dipenggal dan itu sama mudahnya seperti aku membalikan telapak tanganku.\"

Permaisuri He juga naik pitam dan berkata \"Aku berusaha berbaik hati denganmu dan mengapa kau mengucapkan kata - kata kasar itu.\" \"Kau wanita rendahan yang lahir dari keluarga tukang daging, apa yang kau tahu mengenai pemerintahan ?\" hardik Ibu Suri Dong. Dan pertengkaran itu makin menjadi-jadi.

Para kasim membujuk wanita2x itu untuk berhenti. Tetapi malam harinya Permaisuri He memangil kakaknya untuk menghadap ke istana dan menceritakan apa yang telah terjadi. He Jin akhirnya mengumpulkan para pejabat istana dan meminta pendapat mereka. Keesokan paginya sebuah titah dikeluarkan \"Ibu Suri Dong, sebagai ibu angkat dari Liu Xian, Pangeran dari Chen Liu adalah seorang pangeran daerah. Maka dengan itu tidak dapat tinggal di istana dan harus segera meninggalkan istana dan dikembalikan ke daerah asalnya di propinsi He Jian.\"

Dan ketika mereka sedang mengirim utusan untuk menyingkirkan Ibu Suri Dong, pasukan sedang ditempatkan di tempat kediaman \"PAMAN KAISAR\" Dong Chong. Mereka mengambil tanda penugasannya dan dia mengetahui bahwa ini adalah akhir hidupnya maka melakukan bunuh diri.

Kasim Zhang Rang dan Duan Gui yang mengetahui akan kehilangan pelindungnya segera mengirimkan hadiah yang besar kepada adik He Jin yang bernama He Miao dan kepada ibunya Lady Wu Yang dan itu membuat mereka mendapatkan perlindungan.

Pada bulan keenam tahun itu, utusan rahasia He Jin meracuni permaisuri Dong di kediamannya. Tubuhnya dibawa kembali ke ibu kota dan dimakamkan di makam kerajaan. He Jin berpura - pura sakit dan tidak menghadiri pemakaman itu.

Yuan Shao suatu hari pergi menemui He Jin dan berkata \"Kedua kasim itu, Zhang Rang dan Duan Gui telah menyebarkan laporan di luaran bahwa kaulah yang telah menyebabkan kematian Ibu Suri Dong dan kau ingin mengincar kursi kekaisaran. Ini adalah alasanmu agar kau dapat menghancurkan mereka. Jangan berikan ampun kali ini atau kau akan seperti Dou Wu dan Chen Fan, yang dalam pemerintahan sebelumnya gagal karena rencananya tidak dirahasiakan dengan baik. Sekarang kau dan adikmu mempunyai banyak pejabat dan jendral di belakang kalian, jadi menghancurkan kasim – kasim itu hanyalah perkara mudah saja. Ini adalah jalan dari langit, jangan disia-siakan!\"

Tetapi He Jin membalas \"Biar aku pikir – pikir dulu.\" Pelayan He Jin yang mendengar pembicaran itu segera memberitahukan pada para kasim yang akhirnya mengirim hadiah lagi pada He Miao.

He Miao akhirnya berbicara pada kakaknya Permaisuri He dan berkata \"Jendral Yuan Shao adalah penopang utama Kaisar yang baru. Tapi dia tidak dapat bertindak berbelas kasih dan hanya memikirkan pembantaian, kalau dia membunuh para kasim tanpa sebab maka akan terjadi kekacauan.\"

Tak lama setelah itu He Jin masuk dan mengatakan pada Permaisuri He rencananya untuk memusnahkan para kasim.

Permaisuri He tidak setuju dan berkata \"Para kasim itu adalah telah melayani kaisar terdahulu dengan baik, untuk membunuh mereka setelah kematian kaisar terdahulu akan tampak seperti tidak menghormati dinasti.\"

Dan ketika He Jin sedang berpikir Yuan Shao datang dan menghampiri.

\"Jadi bagaimana dengan rencana itu ?\" Kata Yuan Shao ketika bertemu dengan He Jin.

\"Adikku tidak mau mengijinkan, apa yang dapat kita lakukan ?\"

\"Panggillah tentara dan bunuh mereka semua, ini adalah keharusan. Tidak usah pikirkan ijin dari adikmu.\"

\"Itu adalah rencana yang bagus\" kata He Jin dan dia mengirimkan perintah kepada semua pasukan yang ada di sekitar ibukota untuk masuk ke dalam ibu kota.

Tetapi Menteri Chen Lin keberatan \" Jangan, jangan bertindak gegabah. Pepatah mengatakan \"UNTUK MENUTUP MATA DAN MENANGKAP BURUNG ADALAH SEBUAH TINDAKAN BODOH\". Jika dalam masalah kecil saja kau tidak dapat mengendalikan emosimu, bagaimana dalam masalah - masalah besar ? Sekarang karena kebajikan Kaisar dan pasukan yang telah kau pegang, kau ini seperti naga dan harimau. Kau boleh melakukan semua hal sesukamu. Untuk menggunakan semua kekuatan ini melawan para kasim itu sama seperti memanggil petir hanya untuk menghanguskan sepotong kain. Memanggil tentara dengan jumlah sekian besar masuk ke ibu kota dan memanggil jendral serta pemimpin – pemimpin yang begitu banyak masing - masing dengan rencana dan ambisinya sendiri - sendiri itu sama seperti mengarahkan senjata pada diri sendiri, untuk menempatkan diri kita pada kekuasaan orang lain itu tidak akan mendapatkan hasil apa – apa kecuali kehancuran diri sendiri.\"

\"Ini adalah pandangan dari seorang kutu buku\" kata He Jin dengan tersenyum.

Kemudian salah satu dari orang - orangnya He Jin menepuk tangannya dan tertawa seraya berkata \"Memecahkan masalah ini semudah membalikkan telapak tangan, mengapa kita terlalu banyak berbicara ?\" Yang berbicara itu adalah Cao Cao.

Halaman 3
Apa yang dikatakan Cao Cao adalah ini "Para kasim telah ada sejak lama, yang menyebabkan kehancuran sebenarnya adalah pengaruh para kasim yang seharusnya tidak terjadi jika Kaisar tidak lemah dan lebih memfavoritkan mereka. Mengapa harus memanggil seluruh pasukan kalau hanya dengan menangkap "kepala" dapat menahan seluruh "badan", setiap keinginan untuk membunuh mereka semua akan cepat ketahuan dan rencana akan gagal."

"Lalu Cao Cao, apakah kamu mempunyai rencana untuk dirimu sendiri setelah itu ?" Kata He Jin dengan ketus.

Cao Cao meninggalkan pertemuan itu dan berkomentar "Yang menyebabkan dunia berada dalam kekacauan adalah He Jin."

He Jin kemudian mengirimkan surat rahasia kepada beberapa markas tentara. Salah satunya adalah pada Dong Zhuo.

Dong Zhuo yang telah gagal dalam menumpas pemberontakan jubah kuning sebenarnya harus dihukum tetapi karena dia telah menyogok 10 kasim utama istana untuk melindunginya maka bukannya dihukum dia mendapatkan posisi sebagai jendral utama penjaga garis depan lalu menjadi penguasa Ao Xiang dan menjadi Penguasa seluruh daerah Xi Zhou dan terakhir menjadi Panglima Besar pemimpin 200.000 tentara Kaisar. Tetapi Dong Zhuo memiliki hati pengkhianat dan tidak setia. Jadi ketika dia menerima perintah untuk datang ke ibu kota dia sangat bergembira dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk berangkat. Dia meninggalkan menantunya Nie Fu untuk menjaga markas pasukan dan mengurus wilayah Xi Zhou. Dong Zhuo membawa 200.000 tentara utamanya bergerak menuju ibukota Luo Yang, bersama dengan dia Dong Zhuo juga membawa 4 jendral utamanya yaitu Li Jue, Guo Si, Zhang Ji dan Fan Chou.

Penasehat Dong Zhuo dan juga menantunya, Li Ru berkata "Walaupun pemanggilan secara formal telah diterima tetapi terlalu banyak kejanggalan dalam hal ini. Akan lebih bijak bila kita juga mengirimkan surat untuk menjawab panggilan ini terlebih dahulu dan menjelaskan keadaan kita sebelum kita memasuki ibu kota."

Dong Zhuo setuju dan menulis surat seperti ini :

"Hambamu Dong Zhuo mengetahui bahwa pemberontakan yang terus-menerus terjadi disebabkan oleh Zhang Rang dan para kasim istana. Sekarang saatnya untuk kita memotong "luka" yang walaupun sakit tetapi harus dilakukan, akan lebih baik begitu daripada kita membiarkan kejahatan menjadi-jadi. Hamba telah berani membawa pasukan menuju ibukota, dan dengan seijin yang mulia maka saya berharap Zhang Rang dan kasim lainnya akan dapat disingkirkan demi kedamaian dan kelangsungan dinasti dan seluruh Kekaisaran."

He Jin membaca surat itu dan menunjukkannya pada seluruh pendukungnya.

Lalu berkatalah Menteri Zheng Tai, "Seekor binatang liar telah datang, dia akan memakan semua manusia"

Lu Zhi juga berkata "Lama aku mengenal orang ini. Walaupun tampak seperti orang tidak bersalah, tetapi hatinya seperti serigala. Membiarkan ia masuk berarti membawa bencana. Hentikan dia dan jangan biarkan dia masuk dan ini akan menghentikan bencana."

He Jin ragu-ragu dan akhirnya menolak usul itu, Zheng Tai dan Lu Zhi akhirnya mengundurkan diri dan meletakkan jabatan mereka, dan hal ini juga diikuti lebih dari 1/2 menteri negara lainnya. He Jin tetap tidak perduli dan tetap menyambut Dong Zhuo dengan hangat yang sedang berkemah di dekat Danau Sheng Chi di luar tembok ibu kota.

Zhang Rang dan para kasim tahu bahwa manuver pasukan ini ditujukan untuk mereka, "Ini adalah rencana He Jin, kalau kita tidak menyerang duluan maka kita pasti semua akan mati."

Akhirnya mereka menyembunyikan sekitar 50 orang yang dipersenjatai di luar gerbang istana dimana tempat Permaisuri tinggal, kemudian mereka masuk untuk menemui Permaisuri.

Kata mereka "Jendral Dong telah membawa pasukannya ke ibu kota untuk menghancurkan kami, kami mohon padamu, kasihanilah kami dan selamatkanlah kami."

"Pergilah untuk menemuinya dan akuilah kesalahanmu." kata permaisuri.

"Kalau kami melakukan itu maka dia akan mencincang kami. Lebih baik mintalah kakak yang mulia untuk datang menemuimu dan perintahkan dia untuk menghentikan jendral Dong. Jika dia tidak mau, kami akan mati di hadapanmu."

Permaisuri He mengeluarkan titah untuk memanggil kakaknya.

He Jin sedang akan pergi menemui Permaisuri ketika Menteri Chen Lin menyarankan agar dia jangan pergi "Para kasim pasti mempunyai rencana yang jahat terhadap dirimu."

Tetapi He Jin menyatakan bahwa titah ini adalah datang dari Permaisuri dan tidak mungkin terjadi apa2x di istana permaisuri.

"Rencana kita sudah terbuka" kata Yuan Shao,"Tetapi tetap saja kau boleh pergi apabila kau siap bertempur."

"Kita cari para kasim terlebih dahulu!" kata Cao Cao.
"Orang2x bodoh!" kata He Jin, "Apa yang dapat mereka lakukan terhadap orang yang mempunyai kuasa seluruh Kekaisaran di dalam tangannya?"

"Kalau kau tetap pergi kami akan ikut denganmu, untuk berjaga-jaga." Kata Yuan Shao.

Lalu Cao2x dan Yuan Shao masing2x memilih 500 orang terbaik mereka dan memerintahkan Yuan Shu, saudara dari Yuan Shao sebagai komandan untuk berjaga2x di luar istana permaisuri. Sementara Cao2x dan Yuan Shao bersenjatakan pedang ikut masuk ke dalam istana.
Ketika He Jin sudah memasuki kediaman permaisuri tiba2x pejabat di situ menahannya dan berkata "Perintahnya adalah untuk mengijinkan hanya Wali Negara dan tidak yang lainnya."

Jadi Cao2x dan Yuan Shao menunggu diluar. He Jin masuk sendiri, di gerbang pintu kediaman Permaisuri yang disebut "Gerbang Kebijakan" dia bertemu dengan Zhang Rang dan Duang Gui dan pengikut2x mereka langsung mengepung He Jin. He Jin langsung waspada atas keadaan ini.

Lalu Zhang Rang dengan bersuara keras berkata "Apa kesalahan yang dilakukan oleh Ibu Suri Dong sehingga kau harus membunuhnya ? Dan ketika dia dikuburkan, siapakah yang pura2x sakit dan tidak datang ? Kami mengangkat kau dan kerabatmu dari keluarga rendahan hingga bisa mendapatkan semua kekayaan dan kehormatan, dan inikah balasanmu! Kamu mau membunuh kami semua. Kamu menyebut kami adalah manusia kotor dan sampah. Siapakah yang akan membersihkan ?"

He Jin menjadi panik dan mencoba melarikan diri, tetapi semua gerbang telah dikunci. Para kasim itu mendekati He Jin dan pembunuh yang telah disiapkan akhirnya muncul dan memenggal He Jin.

Akhirnya He Jin mati, Yuan Shao dan Cao2x menunggu sangat lama. Akhirnya mereka tidak sabar lagi dan berteriak " Kereta telah menunggu, Jendral He Jin!"

Sebagai balasan dari dalam tembok dilemparkan kepala He Jin dan titah dikeluarkan : "HE JIN TELAH BERSALAH MELAKUKAN PENGKHIANATAN DAN OLEH SEBAB ITU TELAH DIHUKUM MATI. TETAPI SEMUA PENGIKUTNYA DIMAAFKAN."

Yuan Shao berteriak "Para kasim telah membunuh Perdana Mentri, marilah mereka yang akan memusnahkan kejahatan mengikuti aku."

Lalu salah seorang jendral He Jin, Wu Kuang membakar pintu gerbang yang terbuat dari kayu. Yuan Shu sebagai kepala pasukan langsung menerjang masuk istana dan membunuh semua kasim yang ditemuinya tidak peduli umur atau jabatan. Yuan Shao dan Cao Cao lari masuk ke dalam istana Permaisuri. Empat dari kasim2x itu, Zhao Zhong, Cheng Kuang, Xia Yun dan Guo Sheng melarikan diri tetapi mereka berhasil ditangkap dan dibunuh dengan tubuhnya dicincang sampai habis.

Empat orang kasim utama Zhang Rang, Duan Gui, Cao Jie dan Hou Lan dipimpin oleh Zhang Rang membawa pergi Permaisuri He, Kaisar Bian dan Pangeran Xian menuju istana utara.

Lu Zhi yang telah mengundurkan diri ada dirumah, tetapi setelah mendengar revolusi ini langsung mengenakan pakaian perangnya dan mengambil tombaknya dan pergi bertempur.

Dia melihat Kasim Dui Gui membawa Permaisuri, Lalu Lu Zhi berkata "Kau pemberontak, beraninya kau menculik permaisuri ? "

Kasim itu melepaskan tangannya dari Permaisuri dan kabur. Akhirnya Lu Zhi membawa Permaisuri ke tempat yang aman.

Jendral Wu Kuang menerjang masuk kedalam salah satu ruangan di istana Permaisuri dan menemukan He Miao dgn pedang di tangan.

"Kau juga adalah salah satu perencana untuk membunuh kakakmu sendiri" Teriak Wu Kuang "Kau akan mati seperti yang lainnya"

"Mari kita bunuh si perencana yang membunuh kakaknya sendiri!" teriak yang lainnya.

He Miao melihat sekelilingnya, akhirnya musuhnya membunuhnya dan tubuhnya terpotong menjadi bagian kecil2x.

Yuan Shu memerintahkan untuk mencari seluruh keluarga dan bawahan para kasim2x itu. Tanpa menyisakan satu orang pun semua pria yang tidak memiliki janggut dibunuh tanpa ampun.

Cao2x dan pasukannya berusaha memadamkan api, dia memerintahkan pasukan lainnya untuk mencari Zhang Rang dan menyelamatkan Kaisar dan Pangeran.

Sementara itu Zhang Rang dan Duan Gui telah membawa pergi Kaisar dan pangeran Xian. Mereka tidak berhenti sampai ketika mereka mencapai bukit Baimang. Ketika itu malam telah tiba dan mereka berhenti sebentar tetapi tiba2x dibelakang mereka terdengan suara prajurit datang. Pimpinan prajurit itu bernama Min Gong dan berteriak "Pengkhianat, berhenti!"

Zhang Rang melihat bahwa dirinya telah terkepung meloncat ke dalam sungai untuk melarikan diri tetapi akhirnya tenggelam.

Kedua anak kecil itu (Kaisar Bian berusia 12 thn sedangkan pangeran Xian berusia 10 thn) yang kebingungan dan takut tidak berani menangis ataupun bersuara. Mereka merangkat didalam rerumputan tinggi sepanjang sungai dan bersembunyi. Tentara berpencar kesegala arah untuk mencari mereka. Mereka mencarinya sampai tengah malam. Bergetar karena kedinginan dan kelaparan kedua anak itu akhirnya terbaring di rerumputan dan mereka saling menangis satu sama lainnya dengan berpelukan karena merasa bahwa hidup mereka akan berakhir.

"Ini bukanlah tempat untuk berhenti" kata pangeran Xian, "Kita mesti mencari jalan keluar."

Akhirnya kedua bocah kecil itu merangkak kembali di sepanjang sungai dan karena gelap mereka tidak dapat melihat apapun juga di kejauhan. Mereka tidak dapat melihat jalan karena gelap tetapi tiba2x di hadapan mereka kunang2x berterbangan menyinari jalan didepan mereka sehingga mereka dapat melihatnya.

"Langit membantu kita" Kata pangeran Xian.

Mereka mengikuti jalan yang ada kunang2xnya dan akhirnya mereka sampai di jalan besar. Mereka terus berjalan sampai kaki mereka sangat sakit sehingga tidak dapat melanjutkan. Ketika melihat ada tumpukan jerami di pinggir jalan mereka menggunakannya untuk berbaring.

Jerami ini adalah milik keluarga petani yang ada di daerah itu. Pada malam itu petani itu ketika tidur dia bermimpi bahwa ada 2 matahari berwarna merah yang jatuh di belakang rumahnya. Karena itu petani itu bangun dan dia mencoba melihat ke belakang rumahnya. Dan di tumpukan jerami itu dia melihat 2 anak kecil sedang terbaring disana.

"Dari keluarga manakah kamu berasal ,anak kecil ?" tanya si petani.

Kaisar Bian terlalu takut untuk menjawab, tetapi pangeran Xian berkata "Dia adalah Kaisar. Sedang ada revolusi di istana Kaisar dan kami melarikan diri. Aku adalah adiknya Pangeran Xian."

Petani itu bersujud dan berkata "Aku adalah Sui Lie dan kakakku Sui Yi adalah bekas menteri dalam negeri. Kakakku sangat membenci tindakan para kasim dan karena itu mengundurkan diri dan bersembunyi disini."

Kedua anak itu dibawa masuk kedalam rumah petani itu dan petani itu melayaninya dengan penuh hormat. Ketika itu Min Gong berhasil menangkap Duan Gui, Ming Gong bertanya "Dimanakah Kaisar?"

"Dia menghilang! Aku tak tahu dimana dia ?"

Min Gong langsung membunuh Duan Gui dan memenggal kepalanya serta menggantungkan kepalanya di atas tombak. Dia memerintahkan pasukannya terus mencari kaisar. Dia pun ikut mencari, dia melihat ada rumah pertanian di dekat situ. Min Gong menghampiri rumah pertanian itu dan bertemu Sui Lie. Sui Lie yg melihat apa yang ditancap ditombak Min Gong, bertanya kepada Min Gong, Min Gong lalu menjelaskannya. Puas dengan jawaban Min Gong maka Sui Lie mengantarnya menemui Kaisar. Pertemuan ini sangat mengharukan sehingga semua mengeluarkan air matanya.

"Negara tidak dapat tanpa pemimpin" Kata Min Gong. "Saya harap yang mulia mau kembali ke istana."

Akhirnya Kaisar setuju ikut kembali ke istana. Tidak sampai 1 km mereka berkuda, mereka bertemu dengan para pejabat istana lainnya dan beberapa ratus pasukan. Pejabat2x itu adalah Wang Yun Menteri Dalam Negeri, Yang Biao Panglima Besar, Chunyu Qiong Panglima Kiri, Zhao Meng Panglima kanan, Bao Xin Panglima Belakang dan Yuang Shao Panglima Tengah. Tangisan haru saat itu membasahi wajah para menteri dan pejabat ketika mereka melihat Kaisar selamat.

Prajurit dikirim untuk memasang kepala Duan Gui di pintu gerbang ibukota.

Rombongan Kaisar yang sedang menuju istana kemudian bertemu dengan rombongan pasukan besar lainnya. Para pejabat ketakutan dan Kaisar menjadi gelisah. Yuan Shao langsung maju menuju depan dan bertanya "Siapakah kau ?" Kata Yuan Shao.



Dari balik kereta kuda munculah seorang pemimpin "Apakah kaisar bersamamu ?"

Kaisar terlalu panik untuk menjawab, tetapi pangeran Xian maju ke depan dan berkata "siapakah kau ?"

"Hamba adalah Dong Zhuo. Pelindung kerajaan untuk wilayah Xi Zhou."

"Apakah kamu datang untuk melindungi kaisar ?" tanya Pangeran Xian.

"Aku datang untuk melindungi." Jawab Dong Zhuo.

"Jika memang begitu, Kaisar ada disini. Mengapa kau tidak turun dari kudamu dan berlutut !"

Dong Zhuo langsung turun dari kudanya dan bersujud. Pangeran lalu mempersilahkannya berdiri. Dari awal sampai akhir Pangeran Xian dapat membawa dirinya berlaku selayaknya seorang kaisar. Oleh sebab itu dalam hatinya Dong Zhuo sangat terkesan dan muncul keinginan untuk menggantikan kaisar Bian dengan Pangeran Xian.

Mereka akhirnya sampai kembali ke istana.

Tetapi ketika mereka sedang berusaha untuk mengendalikan keadaan, cap kerajaan, simbol utama Kekaisaran hilang.

Dong Zhuo berkemah di depan tembok istana, tetapi setiap hari dia selalu terlihat di jalanan dengan pegawal berpakain baju zirah lengkap yg mengawalnya sehingga rakyat kecil umumnya merasa gelisah. Dia juga keluar masuk istana dengan seenaknya tanpa mengikuti aturan protokoler.

Panglima pasukan Bao Xin berkata mengenai kelakuan Dong Zhuo kepada Yuan Shao, "Orang ini memiliki rencana jahat dan harus segera dienyahkan!"

"Tidak ada yang dapat kita lakukan sampai pemerintahan lebih kuat" kata Yuan Shao.
Dan kemudian Bao Xin melihat Menteri dalam negeri Wang Yun dan meminta pendapatnya.

"Mari Kita bicarakan lain kali." Jawabnya

Bao Xin tidak berkata apa2x lagi dan meninggalkan ibukota dan pergi ke gunung Taishan.

Dong Zhuo menggabungkan pasukan He Jin dan He Miao menjadi bagian dari pasukannya dan secara pribadi dia berkata pada penasehatnya Li Ru mengenai menurunkan Kaisar Bian dan mengangkat Pangeran Xian.

"Pemerintahan benar2x tanpa seorang Kepala Negara. Tidak akan ada waktu yang lebih baik lagi untuk melaksanakan rencana ini. Besok kumpulkan semua pejabat di taman Wen Ming dan beritahukan kepada mereka mengenai masalah ini. Singkirkan semua yang tidak setuju dan seluruh kemulian akan menjadi milikmu."

Dong Zhuo sangat senang mendengar kata2x Li Ru.

Jadi keesokan harinya Dong Zhuo mengadakan perjamuan dan karena pejabat2x banyak yang takut dengan dia maka tidak ada yang berani menolaknya. Dong Zhuo sendiri datang mengendarai kudanya hingga masuk ke dalam taman , dan dengan pedang di pinggangnya dia duduk dan mengambil minuman, setelah beberapa tegukan, Dong Zhuo menghentikan musik dan mulai berbicara

"Aku punya suatu untuk kukatakan. Semua dengarkan!"

Semua mata pengunjung terarah padanya.

"Kaisar adalah penguasa dari segalanya. Jika dia tidak memiliki harga diri dan bertindak tidak seharusnya, maka dia tidak cocok sebagai keturunan Kaisar. Dia yang sekarang berada di atas tahta adalah Kaisar yang lemah, lebih lemah dari pangeran Xian yang memiliki kepandaian dan gemar belajar. Pangeran Xian dalam berbagai segi sangat cocok untuk menjadi kaisar. Aku ingin menurunkan kaisar Bian dan menggantinya dengan pangeran Xian. Apa pendapat kalian semua ?"

Semua tidak dapat berkata2x apa, keheningan terasa di tempat itu. Tidak ada yang berani mengutarakan pendapatnya. Tapi ada satu yang berani dan dia berdiri lalu membanting meja dan berteriak.

"Tidak ! Siapakah dirimu sehingga berani mengeluarkan kata2x seperti itu ? Kaisar adalah anak dari kaisar terdahulu dan dia tidak melakukan apapun yang salah. Kenapa dia harus diganti? Apakah kau memberontak ?"

Yang berbicara adalah Ding Yuan, Penguasa daerah Bing Zhou.

Dong Zhuo memandangi Ding Yuan dan berkata "Bagi mereka yang sejalan denganku akan hidup, bagi mereka yang tidak maka akan mati."

Dong Zhuo mengeluarkan pedangnya dan siap melawan Ding Yuan. Tetapi Li Ru telah memperhatikan bahwa ada orang yang berbahaya yang berdiri di belakang Ding Yuan, yang sekarang sedang memegang tombaknya dan matanya memancarkan kemarahan.

Lalu Li Ru menyela dan berkata "Tetapi ini adalah ruang pesta dan urusan negara seharusnya ditinggal di luar. Masalah ini dapat dibicarakan lagi esok."

Para rekan2x yang lainnya juga menyakinkan Ding Yuan untuk segera pergi, setelah mereka semua pergi, Dong Zhuo berkata "Apakah yang kukatakan adalah adil dan masuk akal ?"

"Kau salah, Tuan" Kada Lu Zhi. "Kaisar Tai Jia dari dinasti Shang tidaklah cemerlang. Karena itu Perdana mentri Yi Yin mengucilkannya di istana Tong untuk belajar sampai dia berubah. Kemudian hari pangeran Cheng Yin naik tahta dan dalam 27 hari masa pemerintahannya dia melakukan 3000 kesalahan. Akibat itu Wali Negara Huo Guang menyatakan bahwa Pangeran Chang Yi harus turun tahta. Kaisar kita yang sekarang masih muda dan dia belum melakukan kesalahan apa2x. Anda Tuan adalah seorang Jendral perang yang berasal dari perbatasan. Anda tidak mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman dalam hal administrasi negara. Sehingga anda tidak memilik kredibilitas seperti Yi Yin dan Huo Guang. Seperti pepatah mengatakan "Hanya Yi Yin yang dapat menjalankan cara Yi Yin, orang lain hanya akan membawa kematian bagi dirinya."

Dong Zhuo marah dan hampir membunuh Lu Zhi, Tetapi dua pejabat lainnya langsung mencegahnya.

"Menteri Lu Zhi dihormati semua orang, jika dia mati maka akan menimbulkan gejolak." kata pejabat kerajaan Cai Yong dan Peng Bo.

Dong Zhuo kemudian memasukkan pedangnya kembali.

Kemudian berkatalah Wang Yun "Sebuah pertanyaan besar seperti apakah pengantian Kaisar tidaklah pantas diutarakan di pertemuan minum arak seperti ini, marilah kita simpan pertanyaan itu untuk lain kali."

Maka keluarlah semua tamu2xnya. Dong Zhuo berdiri di depan gerbang memandangi sisa tamunya pergi, Dong Zhuo memperhatikan ada seorang yang memegang tombak dan sangat gagah. Dia bertanya pada Li Ru siapakah dia.

"Itu adalah Lu Bu, anak angkat Ding Yuan. Kamu harus berhati-hati bila bertemu dia tuanku."

Keesokan harinya Dong Zhuo menerima laporan kalau Ding Yuan telah keluar dari kota dengan tentara kecil dan menantangnya. Kemudian kedua pasukan saling berhadapan dengan formasi barisan yang rapih.

Lu Bu berada di barisan paling depan. Dia menggunakan jubah yang dihiasi dengan sulaman bunga, rambutnya disisir lurus ke belakang dan dia menggunakan pelindung badan dari baja. Mengelilingi pinggangnya adalah ikat pinggang sutra dengan hiasan batu giok dan dia membawa tombak yang memiliki pisau bulan sabit di kedua ujungnya.

Ding Yuan kemudian maju ke depan.

"Negara ini menderita ketika dikuasai oleh para kasim. Sekarang kau berani berkata mengenai menurunkan Kaisar yang bertahta dan menaikkan yang lain. Ini adalah keinginan untuk memberontak."

Dong Zhuo tidak dapat berkata apa2x dan Lu Bu yang sudah sangat ingin bertarung, langsung berkuda menuju Dong Zhuo. Dong Zhuo mundur dan tentara Ding Yuan mengejarnya. Tentara Dong Zhuo berkemah 10 km jauhnya dari kota. Di sini Dong Zhuo berdiskusi dengan para bawahannya.

"Lu Bu ini sangat hebat" kata Dong Zhuo "Kalau saja dia berada di pihakku. Aku dapat menguasai seluruh dunia."

Lalu majulah seseorang dan berkata "Tenanglah tuanku, aku adalah orang yang sedesa dengannya dan sangat mengenalnya dengan baik. Dia sangat kuat dan hebat tetapi tidak terlalu pintar, dia akan meninggalkan prinsipnya apabila dia melihat sesuatu yang menguntungkan di depan sana. Dengan lidahku ini aku akan dapat mengajaknya untuk bergabung bersama kita."

Dong Zhuo sangat senang mendengarnya dan dia melihat siapakah yang berbicara itu. Dia adalah Li Su, Jendral pasukan macan kekaisaran.

"Apakah yang akan kau gunakan untuk menariknya ?" tanya Dong Zhuo.

"Tuan mempunyai sebuah kuda indah, Si Rambut Merah. Salah satu yang terbaik yang pernah ada. Aku harus mendapatkan ini dan juga emas serta permata untuk memenangkan hatinya. Lalu aku akan pergi dan mempengaruhinya. Dia pasti akan meninggalkan Ding Yuan dan mengikuti engkau tuanku."

"Apa menurut pendapatmu ?" Tanya Dong Zhuo pada Li Ru.

"Orang tidak dapat mempermasalahkan seekor kuda untuk memenangkan Kekaisaran" jawabnya.

Lalu Dong Zhuo memberikan kuda itu pada Li Su dan juga 1000 ons emas, 10 ikat mutiara, ikat pinggang bertahtakan berlian dan benda2x berharga lainnya.

Ketika Li Su Sampai di kemah Ding Yuan, Li Su meminta penjaga memberitahukan pada Lu Bu bahwa kawan lamanya datang berkunjung.

Kemudian Li Su dipersilahkan masuk.

"Saudaraku, bagaimana keadaanmu sejak terakhir kita bertemu ?" salam Li Su sambil membungkuk.

"Berapa lama sejak kita berjumpa terakhir kalinya ?" jawab Lu Bu, " Dan dimanakah kau sekarang berada ?"

"Aku adalah Jendral di pasukan macan kerajaan. Ketika aku mendengar bahwa kau adalah pendukung kerajaan, aku langsung merasa senang. Aku datang untuk menghadiahkanmu sebuah kuda bagus, ini sangat cocok dengan dirimu."

Lu Bu meminta pengawalnya untuk membawa kuda itu. Kuda itu berwarna merah seperti warna matahari senja. Panjangnya 100 inci (2,54 meter) dan tingginya 80 inchi (2 meter). Kuda yang sangat istimewa.

Lu Bu sangat menyukai kudai ini, "Apa yang harus kuberikan untuk mendapatkan kuda ini ?"

"Apa yang kuharapkan ? aku menemuimu karena perasaan yang kuanggap benar" balas Li Su.

Arak dibawakan untuk mereka dan mereka mabuk bersama.

"Kita jarang bertemu, tetap aku kerap bertemu dengan ayahmu itu" kata Li Su.

"Kau Mabuk" kata Lu Bu. "Ayahku Telah meninggal bertahun-tahun yang lalu."

"Bukan,bukan yang itu. Aku berbicara mengenai Ding Yuan, pria yang waktu itu."

Lu Bu menjawab "Ya, aku bersama dia, tetapi hanya karena aku tidak dapat melakukan yang lain."

"Kau memiliki talenta lebih dari langit. Siapa didunia ini yang tidak gentar mendengar namamu ? ketenaran, kekayaan adalah milikmu untuk kau raih dan kau berkata bahwa kau tidak bisa lebih baik daripda menjadi seorang bawahan ?"

"Jika aku dapat menemukan tuan untuk kulayani" Kata Lu Bu.

"Burung yang pintar akan memilih ranting yang kuat untuk bertengger. Pelayan yang bijak akan memilih tuan untuk dilayani. Ambilah kesempatan itu ketika hal itu tiba, penyesalan akan datang terlambat jika kau tidak bertindak."

Sekarang kau berada dipemerintahan, siapakah yang kau kira paling pemberani diantara semuanya ?" tanya Lu Bu.

"Aku membenci semuanya kecuali Dong Zhuo. Dia adalah orang yg memiliki hormat dan seorang terpelajar. Dia tahu bagaimana memberikan imbalan dan hukuman. Pasti dia adalah orang yang ditakdirkan menjadi orang hebat."

Lu Bu berkata "Aku berharap dapat melayaninya, tetapi tidak ada jalan rasanya."

Kemudian Li Su mengeluarkan semua barang bawaannya berupa permata dan emas serta ikat pinggang sutra. Semuanya diletakan di hadapan Lu Bu.

"Apakah artinya ini semua ?" Kata Lu Bu.

"Suruh pergi dahulu semua pengawal" pinta Li Su. Dan setelah mereka pergi dia melanjutkan "Dong Zhuo telah lama menghormatimu untuk keberanianmu dan dia mengirimkan ini semua melalui tanganku. Kuda itu juga berasal darinya."

"Tetapi kalau dia menyukaiku, apakah yang dapat kulakukan untuk membalasnya ?"

Li Su berkata "Jika orang bodoh macam aku dapat menjadi Jendral pasukan macan di Kekaisaran, entah apa yang bisa dicapai oleh orang sepertimu."

"Maafkan aku, aku tidak dapat menawarkan dia jasa apapun yang dapat kulakukan."

Li Su berkata "Ada satu jasa yang dapat kau lakukan dan sangat mudah. Tapi mungkin kau tidak bersedia melakukannya."

Lu Bu terdiam cukup lama, kemudian dia berkata "Aku dapat membunuh Ding Yuan dan membawa pasukannya ke sisi Dong Zhuo, apa pendapatmu ?"

"Kalau kamu mau melakukan itu, maka tidak ada jasa yang lebih besar lagi. Tetapi hal seperti itu harus cepat dilakukan."

Dan Lu Bu berjanji kepada kawannya itu bahwa dia akan melakukan hal itu dan setelahnya akan menemui Dong Zhuo.

Lalu Li Su berpamitan. Malam itu Lu Bu masuk ke tenda Ding Yuan dengan membawa pedang. Dia melihat Ding Yuan sedang membaca buku.

Melihat siapa yang masuk, Ding Yuan berkata "Anakku, ada masalah apa ?"

"Aku adalah pahlawan pemberani" kata Lu Bu. " Jangan pikir aku rela menjadi anakmu!"

"Apa maksudmu, Lu Bu?"

Sebagai jawaban Lu Bu menebas kepala Ding Yuan yang langsung jatuh ke lantai. Kemudian Lu Bu memanggil bawahannya dan berkata "Dia adalah orang yang tidak adil dan aku telah memenggalnya, biarlah mereka yang ingin ikut aku tetap disini dan yang tidak silakan pergi."

Kebanyakan dari mereka pergi. Keesokan harinya dengan membawa kepala Ding Yuan, Lu Bu pergi menghadap Li Su yang mengantarkannya menemui Dong Zhuo. Dong Zhuo langsung memberikan sambutan yang hangat dan menawarkan arak padanya.

"Kedatanganmu adalah seperti air yang jatuh menbasahi rumput yang kering." kata Dong Zhuo.

Lu Bu langsung bersujud pada Dong Zhuo dan memohon untuk menjadi anak angkatnya.

Dong Zhuo memberikan Lu Bu baju zirah yang terbuat dari emas dan jubah sutra dan mengadakan pesta untuknya.

Setelah itu kekuasaan Dong Zhuo meningkat dengan cepat. Dia menganugerahkan gelar Penguasa daerah Hu dan jabatan Jendral pasukan kiri kepada adiknya Dong Min. Dia mengangkat Lu Bu sebagai penguasa Luo Yang dan Jendral besar penjaga ibu kota dan juga Jendral besar penguasa pasukan berkuda Kekaisaran. Dong Zhuo mengangkat dirinya sendiri sebagai Menteri Pekerjaan, Panglima Besar dan Jendral besar pasukan pelindung kekaisaran.

Penasihatnya Li Ru tidak pernah berhenti untuk memaksanya segera menjalankan rencana mengganti kaisar.

Sekarang Dong Zhuo yang sudah berkuasa penuh mengadakan perjamuan pesta di ibukota dimana semua pejabat harus hadir. Dia juga memerintahkan Lu Bu untuk membawa tentara di kiri dan kanan tempat pesta berlangsung dan bersiap2x untuk bertindak.

Kemudian di tengah pesta Dong Zhuo berkata "Dia yang ada di tahta saat ini adalah kaisar yang lemah dan tidak cocok untuk menjalankan pemerintahan. Oleh sebab itu aku seperti Yi Yin dan Huo Guang, akan menurunkan dan mengganti Kaisar yang berkuasa. Dan semua yang tidak setuju denganku akan mati."

Ketakutan melanda seluruh orang yang ada di sana, mereka semua terdiam kecuali Yuan Shao yang berkata "Kaisar tidak bersalah atas dasar apapun, dan menyingkirkannya atas permintaan seorang biasa adalah sebuah pemberontakan !"

"Kekaisaran berada di tanganku !" teriak Dong Zhuo. "Ketika aku memilih untuk melakukan sesuatu, siapa yang berani berkata tidak? Apakah menurutmu pedangku tidak memiliki sisi yang tajam ?"

"Jika pedangmu tajam, maka pedangku tidak pernah tumpul!" kata Yuan Shao sambil mengeluarkan pedangnya dari sarungnya.

Kedua pria itu saling berhadap-hadapan di depan seluruh orang.

Halaman 4
Dong Zhuo pada saat ini telah bersiap-siap untuk menebaskan pedangnya pada Yuan Shao, tetapi Li Ru mencegahnya dan berkata, "Kau tidak boleh membunuh dia sembarangan terutama dalam masalah sebesar ini."

Yuan Shao dengan pedang masih ditangannya langsung meninggalkan ruangan. Dia mengantungkan simbol penugasannya di gerbang timur, dia pergi menuju Ji Zhou.

Dong Zhuo berkata kepada Pelindung Kekaisaran Yuan Wei, "Keponakanmu telah bertindak di luar batas, tetapi aku memaafkannya karena memandangmu, menurutmu bagaimana rencanaku mengenai mengganti kaisar ?"

"Apa yang kau pikirkan adalah apa yang paling benar" Jawabnya.

"Kalau ada siapapun juga yang menentang rencana besar ini, dia akan langsung dihukum dengan hukum militer!" hardik Dong Zhuo kepada seluruh tamunya.

Para menteri walaupun merasa kesal tetapi menunjukkan kepatuhannya dan perjamuan itu akhirnya berakhir.

Dong Zhuo bertanya pada penasehat kekaisaran Zhou Bi dan Komandan pasukan Wu Qiong apa pendapat mereka tentang Yuan Shao yang melawan.

Zhou Bi berkata, "Dia meninggalkan pesta dalam keadaan yang sangat marah. Dalam hal ini tampaknya dia akan membawa masalah di kemudian hari. Kita tidak boleh melupakan bahwa Keluarga Yuan selama 4 generasi memiliki kedudukan dan pengaruh dalam Kekaisaran, mereka mempunyai bawahan dan pendukung dimana-mana. Kalau dia sampai mengumpulkan mereka semua dan menyatukannya, bahkan seluruh gunung Shandongpun akan hilang. Lebih baik tuan memaafkan Yuan Shao dan memberikannya jabatan. Dia akan merasa senang dan tidak akan membuat masalah."

Wu Qiong berkata,"Yuan Shao sangat pandai membuat rencana, tetapi dia kurang dapat mengambil keputusan dan karena hal itu maka dia tidak perlu ditakuti. Tapi akan lebih baik untuk memberinya kedudukan dan hal itu dapat membuat tuan dihormati sebagai orang yang berbesar hati dan pemurah."

Dong Zhuo mengikuti saran ini, dan dalam beberapa hari dia mengirim utusan ke Yuan Shao untuk mengangkatnya menjadi gubernur di Bo Hai.

Pada hari pertama dalam bulan kesembilan, Kaisar diundang ke dalam AULA KEBIJAKAN dimana seluruh pegawai kerajaan dan pejabat tinggi baik sipil maupun militer berkumpul.

Lalu Dong Zhuo dengan pedang di tangan, menghadap ke para menteri dan pejabat yang berbaris dan berkata "Kaisar saat ini adalah pemimpin yang lemah, tidak cocok untuk memimpin negara dan mengatur pemerintahan. Sekarang dengarlah kalian semua atas titah ini!"

Dan Li Ru membacakan : "KAISAR LING YANG SANGAT BERJASA ITU TERLALU CEPAT MENINGGALKAN KITA SEMUA. KAISAR ADALAH JUNJUNGAN SELURUH RAKYAT DI NEGERI INI. KAISAR YANG SEKARANG, KAISAR BIAN HANYA DIBERIKAN LANGIT KEMAMPUAN YANG KECIL: DALAM PENGATURAN DIA TIDAK EFISIEN, DAN DALAM KESEDIHANNYA DIA TIDAK DAPAT TEGAR. HANYA ORANG YANG DENGAN KEBIJAKAN DAN KEBIJAKSANAAN YANG BESAR DAPAT MENJADI KAISAR. PERMAISURI HE TELAH GAGAL MENDIDIKNYA MENJADI KAISAR DAN SELURUH ADMINISTRASI KEKAISARAN TELAH JATUH DALAM KEKACAUAN. IBU SURI DONG TELAH WAFAT TIBA2X DAN TIDAK ADA YANG TAHU KENAPA. DOKTRIN 3 KETERIKATAN--- LANGIT,BUMI DAN MANUSIA -- DAN KELANGSUNGAN DARI LANGIT DAN BUMI TELAH TERLUKA."

"TETAPI LIU XIAN, PANGERAN DARI CHENLIU, ADALAH SEORANG YANG BIJAK DAN BERANI. SELAIN KETAMPANANNYA, DIA DAPAT MENEMPATKAN SESUATU SECARA SEHARUSNYA. KESEDIHANNYA DIJALANINYA DENGAN TEGAR, DAN KATA2XNYA SELALU BENAR. SEMANGATNYA MEMENUHI SELURUH KEKAISARAN. DIA SANGAT PANTAS UNTUK MENGEMBAN TUGAS BESAR MENYATUKAN SELURUH DINASTI HAN."

"KARENA ITU SEKARANG, KAISAR DITURUNKAN DAN DIBERIKAN GELAR PANGERAN DARI HONG NONG, DAN PERMAISURI HE DIBERHENTIKAN DARI STATUSNYA."

"SAYA BERHARAP PANGERAN DARI CHENLIU MAU MENERIMA TAHTA INI SESUAI DENGAN MANDAT LANGIT DAN BUMI, SESUAI DENGAN KEINGINAN RAKYAT DAN DAPAT MEMENUHI HARAPAN SELURUH UMAT MANUSIA."

Setelah dekrit ini selesai dibacakan, Dong Zhuo memerintahkan para pejabat mengantar Kaisar turun dari tahtanya, mengambil tanda Kekaisarannya dan memaksanya sujud menyembah ke arah utara, menandakan dia bersedia untuk tunduk sebagai pelayan dari Kaisar yang baru. Dan juga Dong Zhuo memerintahkan Permaisuri He menanggalkan seluruh pakaian kebesarannya dan menunggu titah Kekaisaran selanjutnya. Kedua ibu dan anak itu menangis dan seluruh pejabat yang menyaksikan ini juga merasa sangat sedih.

Salah satu menteri langsung maju ke depan dan berteriak sambil menangis "Penghinaan ini adalah ulah Dong Zhuo yang ingin menguasai kekaisaran, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk menghapus penghinaan ini."

Dan dia langsung menerjang ke arah Dong Zhuo dengan bersenjatakan tongkat gading lambang dari jabatannya.

Dia adalah kepala sekretariat Kekaisaran Ding Guan. Dong Zhuo langsung memerintahkan penjaga menangkap Ding Guan dan langsung dipenggal di tempat. Sebelum kematiannya, Ding Guan tetap menghina dan mengatai Dong Zhuo, dia tidak takut pada kematian. Ding Guan pun akhirnya dipenggal, kepalanya diletakkan di depan istana sebagai peringatan pada pejabat lainnya, bagi yang berani melawan hukumannya adalah mati.

Lalu setelah kejadian itu, Pangeran Liu Xian dibawa naik menuju singgasana naga untuk menerima penobatannya sebagai Kaisar. Setelah semua upacara selesai, Kaisar sebelumnya -- Pangeran Bian, ibunya dan selir2x istana lainnya dikucilkan dari istana utama dan dibawa ke istana "KESUNYIAN SELAMANYA". Setiap gerbang istana itu dikunci dan dijaga oleh pasukan.

Sangat menyedihkan! Kaisar muda itu, yang baru memerintah kurang dari 1/2 thn harus diturunkan dan dikucilkan. Kaisar yang baru Liu Xian adalah anak kedua dari Kaisar Ling. Dia berumur 10 thn ketika itu, beberapa thn lebih muda dari kakaknya yang diturunkan dari tahta. Para ahli istana menamakan tahun itu adalah tahun pertama dari "AWAL KEDAMAIAN" (CHU PING) (Note: Sekitar thn 190 M).

Dong Zhuo mengangkat dirinya menjadi Perdana mentri dan Menteri Utama serta Panglima seluruh angkatan perang kerajaan yang berjumlah 1.000.000 pasukan. Dia menjadi sangat sombong dan sangat berkuasa. Ketika dia menemui Kaisar, dia tidak pernah menunduk dan menyebut namanya. Dia berani masuk ke ruangan Kaisar dengan membawa pedang dan jalan tergesa-gesa.

Penasehatnya Li Ru menyarankan pada Dong Zhuo untuk selalu mempekerjakan orang yang mampu dan ini akan memberinya nilai lebih di mata publik. Karena itu Dong Zhuo mengembalikan banyak jabatan dan posisi kepada orang2x yang dahulu pernah disingkirkan oleh para kasim. Untuk yang telah meninggal dia memberikan jabatan dan posisi kepada penerusnya. Ketika Dong Zhuo diberitahu ada seseorang bernama Cai Yong yang berbakat, Dong Zhuo memerintahkan untuk menjemput Cai Yong. Tetapi Cai Yong tidak mau ikut. Dong Zhuo memerintahkan kalau dia tidak mau datang maka dia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati. Lalu akhirnya Cai Yong pun ikut. Dong Zhuo sangat puas dengan kemampuan Cai Yong dan mempromosikannya 3 kali dalam 9 bulan. Ini adalah semua kemurahan hatinya selama menjadi Perdana Menteri.

Sementara itu, Kaisar terdahulu -- Pangeran Bian dan ibunya sedang bersedih di istanya "KESUNYIAN SELAMANYA" dan mengetahui bahwa persediaan sehari-hari mereka sudah mulai habis. Pangeran Bian sangat bersedih dan menulis sebuah puisi.

Dong Zhuo yang terus memata-matai gerak-gerik mereka, suatu hari mendapatkan laporan mengenai puisi yang dibuat oleh Pangeran.

"Jadi dia membuat puisi untuk menunjukkan ketidaksenangannya! sebuah alasan bagus untuk menghukum mati mereka semua atas dasar ingin memberontak." Kata Dong Zhuo.

Li Ru dikirim dengan 10 orang pengawal menuju istana "KESUNYIAN SELAMANYA". Ketika Li Ru tiba, Pangeran, ibunya, dan pelayannya sedang berada di ruangan atas.

Lalu Li Ru masuk dan menawarkan cangkir berisi arak beracun kepada Pangeran Bian. Pangeran bertanya apa maksudnya semua ini.

"Musim Semi adalah musim yang menyatukan keindahan alam menjadi satu harmoni, Perdana Menteri mengirimkan secangkir arak panjang umur." kata Li Ru.

"Kalau itu adalah arak panjang umur, kamu boleh meminumnya terlebih dahulu." kata Permaisuri He.

Lalu Li Ru langsung membentak. "Apakah kau tidak akan meminumnya ?" tanya dia.

Dia memanggil pengawalnya dengan tali dan pisau dan menunjukkannya pada Pangeran Bian.

"Cangkir itu atau ini ?" tanya Li Ru. Lalu berkata pelayan Pangeran " Biarkan pelayanmu ini yang meminumnya dan mengantikan tempat Pangeran, tetapi biarkanlah ibu dan anaknya ini, aku mohon."

"Dan siapakah kau pikir dirimu mati untuk mengantikan seorang Pangeran?" kata Li Ru. Dan dia menawarkan satu cangkir juga pada Permaisuri dan memerintahkannya untuk meminumnya.

Lalu Li Ru mendekati Pangeran Bian dan menawarkan cangkir arak itu. "Biarkan aku mengucapkan salam perpisahan pada ibuku" minta pangeran dan dia berkata seperti ini.

"LANGIT DAN BUMI TELAH BERUBAH, MATAHARI DAN BULAN TELAH MENINGGALKAN TEMPATNYA, AKU YANG SUATU KALI PERNAH MENJADI PUSAT DARI SELURUH MATA, TELAH DIGIRING MENUJU KEGELAPAN TERJAUH, DITEKAN OLEH SEORANG MENTERI JAHAT, HIDUPKU AKAN SEGERA BERAKHIR, SEMUANYA TELAH MENGECEWAKAN AKU DAN KESEDIHAN MEMBUAT AIR MATAKU MENGALIR TURUN."

Pelayan Kaisar pun berkata :

"LANGIT PASTI TELAH RUNTUH DAN BUMI TELAH HANCUR, AKU PELAYAN KAISAR, TIDAK AKAN BERSEDIH MENGIKUTI KAISARKU. KAMI TELAH SAMPAI DI AKHIR PERJALANAN DAN HARUS BERPISAH; AKU DITINGGAL SENDIRIAN DENGAN KESEDIHAN DI HATIKU INI"

Ketiganya langsung berangkulan dan menangis. "Perdana menteri menunggu laporanku" Kata Li Ru "Dan kau terlalu lama menunda tugasku ini. apakah kau pikir ada yang akan datang menyelamatkanmu?"

Permaisuri berkata "Pemberontak memaksa kami, ibu dan anak untuk mati dan langit telah meninggalkan kami berdua. Tetapi kau, alat dari kejahatan, pasti akan musnah dgn menderita nanti !"

Karena itu Li Ru semakin marah, dia menarik Permaisuri dan melemparkannya ke luar jendela. Lalu dia meminta pelayannya menjerat leher pelayannya dengan tali dan memaksa Pangeran meminum racun.

Li Ru melaporkan hasil ini pada tuannya yang memerintahkan mereka untuk mengubur korbannya di luar kota. Setelah ini Dong Zhuo bertindak lebih diktator dari sebelumnya. Dia menghabiskan malam hari di istana, bercinta dengan selir2x Kekaisaran bahkan tidur di singgasana Naga.

Suatu ketika dia memimpin pasukan keluar kota pergi ke Yang Cheng. Ketika itu penduduk desa, pria dan wanita, sedang berkumpul dari berbagai daerah untuk merayakan perayaan datangnya musim semi. Pasukannya mengepung tempat itu dan menjarahnya. Mereka mengambil apa saja yang berharga dan mengambil wanita2x serta membawa 1000 lebih kepala manusia. Lalu ketika kembali ke Luo Yang dia menceritakan bahwa dia habis berhasil melawan tentara pemberontak dan mendapatkan kemenangan. Dia membakar kepala2x itu dibawah tembok kota serta membagikan wanita dan hasil rampasan kepada para tentara.

Seorang jendral bernama Wu Fu sangat jijik dan benci kepada tindakan Dong Zhuo ini dan berencana untuk membunuh Dong Zhuo. Wu Fu selalu menggunakan pelindung badan yang terbuat dari besi di dalam baju tugasnya dan selalu menyembunyikan pisau tajam di dalam bajunya. Suatu hari ketika Dong Zhuo mengadakan rapat, Wu Fu menemui dia dan berusaha menusuknya. Tetapi Dong Zhuo sangat kuat dan berhasil menghalangi Wu Fu sampai Lu Bu datang membantu.

"Siapa yang menyuruhmu memberontak ?" kata Dong Zhuo.

Wu Fu memandanginya dan berteriak "Kau bukanlah tuanku dan aku bukanlah pelayanmu. Apa yang kau sebut dengan memberontak? Kejahatanmu memenuhi langit dan setiap orang mau membunuhmu. Aku bersedih tidak dapat menyeretmu dengan kereta kuda untuk menenangkan murka dunia!"

Dong Zhuo memerintahkan pengawal untuk membawanya dan memotongnya kecil2x. Wu Fu hanya berhenti menghina Dong Zhuo ketika dia berhenti bernafas.

Setelah itu kemanapun Dong Zhuo pergi selalu dijaga ketat oleh barisan pengawalnya. Di Bo Hai, Yuan Shao mendengar kesewenangan Dong Zhuo dan dia mengirimkan surat rahasia kepada Menteri Dalam Negeri Wang Yun:

"Pemberontak Dong Zhuo itu telah membuat marah langit dan bumi. Orang tidak berani berkata tentang dirinya. Ini dapat dimengerti. Walaupun begitu kau harus bertindak sesuatu untuk menghilangkan penderitaan ini. Bagaimana kau dapat disebut setia dan menjalankan tugas apabila kau tidak melakukan apapun ? Aku telah mengumpulkan tentara dan berkeinginan untuk membersihkan Kekaisaran dari para pemberontak. Tetapi aku tdk berani menjalankan ini sendirian. Jika Tuan mau, maka carilah rencana untuk menyingkirkan orang ini. Jika tuan membutuhkan tentara maka aku siap menerima perintah."

Wang Yun terus berpikir dan tidak melihat ada peluang untuk menyingkirkan Dong Zhuo. Suatu hari Wang Yun mengundang teman2xnya untuk merayakan pesta ulang tahun di kediamannya. Malam itu meja pun disiapkan di dalam ruangan dan teman2xnya berkumpul di sana. Ketika arak telah disajikan selama beberapa kali, tuan rumah tiba2x menangis.

Tamu2xnya terkejut dan bertanya "Tuan, ini adalah hari ulang tahunmu, mengapa kau menangis ?" kata mereka. "Ini bukanlah hari ulang tahunku" jawab Wang Yun. "Tetapi aku menginginkan kalian semua berkumpul dan aku takut Dong Zhuo mencurigaiku, jadi aku menggunakan alasan ini. Orang ini telah menghina Kaisar dan dia hanya melakukan apa yang dia mau dan menyebabkan Kekaisaran dalam kekacauan. Aku memikirkan ketika nenek moyang Kaisar kita menghancurkan Qin dan Chu dan mendirikan dinasti Han. Siapa sangka bahwa hari ini Dong Zhuo lah yang menjadi "Kaisar" di negeri ini, karena hal inilah aku menangis."

Dan mereka semua akhirnya ikut menangis bersama dengan dia. Diantara mereka yang duduk hanya Cao-cao yang tidak ikut menangis tetapi bertepuk tangan dan tertawa. "Jika semua pejabat pemerintah menangis dari pagi sampai malam dan dari malam hingga pagi lagi, apakah itu dapat menyingkirkan Dong Zhuo ?" Kata Cao Cao.

Wang Yun lalu marah padanya. "Leluhurmu juga menikmati kemurahan hati dinasti Han, apakah kau tidak mempunyai rasa balas budi? kamu masih dapat tertawa?" "Aku tertawa karena kalian hanya dapat berbicara saja dan tidak melakukan apa2x. Aku mungkin bodoh dan tidak dapat berbuat apa2x, tetapi aku akan memenggal kepalanya dan menggantungnya di gerbang kota sebagai tanda persembahan pada seluruh negeri ini."

Wang Yun berdiri dari duduknya dan mendekati Cao Cao. "Aku telah tunduk pada Dong Zhuo hanya karena menunggu kesempatan untuk menghancurkannya. Sekarang dia sudah mulai mempercayaiku dan terkadang aku dapat mendekatinya. Kamu mempunyai pedang dengan 7 permata indah, aku ingin meminjamnya dan aku akan pergi ke istananya dan membunuhnya, aku tdk perduli jika aku mati karena itu."

"Sebuah keberuntungan bagi dunia bila itu dapat terlaksana!" kata Wang Yun. Wang Yun lalu menuangkan arak ke dalam cangkir Cao Cao yang langsung dihabiskan dan bersumpah akan melaksanakan tugasnya. Setelah Cao Cao mendapatkan pedang itu, Cao Cao meninggalkan pertemuan itu.

Keesokan harinya Cao Cao dengan pedangnya itu datang ke istana Perdana Menteri. "Dimanakah Perdana Menteri ?" tanya Cao Cao. "Didalam Ruang Tamu" kata pelayan istana. Jadi Cao Cao pergi ke dalam dan menemukan Dong Zhuo sedang duduk di kursi dan Lu Bu berada di sisinya.

"Kenapa terlambat, Cao Cao ?" Tanya Dong Zhuo. "Kudaku sedang tidak sehat dan lambat" Jawab Cao Cao. "Beberapa kuda bagus baru datang dari barat, kau pergi dan pilihlah satu untuk Cao Cao." kata Dong Zhuo kepada Lu Bu.

Dan Lu Bu pun pergi. "Pengkhianat ini akan menemui ajalnya" Pikir Cao Cao. Dia dapat saja langsung menusuknya, tapi Cao Cao tahu bahwa Dong Zhuo sangat kuat dan dia takut untuk bertindak sekarang. Dia ingin memastikan sebelum bertindak.

Sekarang Dong Zhuo telah lelah duduk sehingga dia merebahkan badannya dalam posisi tidur dan kepalanya menghadap ke dalam. "Inilah saatnya" Cao Cao dalam hati berkata, dia memegang pedangnya.

Tetapi ketika Cao Cao baru saja mengeluarkan pedangnya, Dong Zhuo secara tidak sengaja melihat bayangan Cao Cao memegang pedang di cermin. "Apa yang kau lakukan, Cao Cao ?" kata Dong Zhuo yang tiba2x berbalik. Dan pada saat yang sama Lu Bu datang membawa kuda.

Cao Cao yang panik langsung berlutut dan berkata "Aku mempunyai sebuah pedang yang berharga dan aku ingin mempersembahkannya padamu." Dong Zhuo mengambilnya dan dia melihat ini adalah pedang yang sangat bagus. Pedang ini dihiasi 7 permata indah dan sangat tajam. Dong Zhuo menyerahkan sarungnya pada Lu Bu.

Mereka berdua keluar untuk melihat kudanya. Cao Cao lalu berterima kasih dan dia bilang ingin mencoba kudanya. Lalu Dong Zhuo memerintahkan pengawal untuk mempersiapkan kuda Cao Cao. Cao Cao membawa kuda itu keluar dan dia langsung naik ke atas pelana lalu langsung memacu kudanya cepat2x , dia pergi ke arah timur.

Lu Bu berkata "Ketika aku datang, sepertinya orang itu ingin menusukmu, hanya karena tiba2x dia panik maka dia seperti mau menyerahkan pedang ini pada mu."

"Aku juga berpikir begitu!" kata Dong Zhuo. Pada saat itu Li Ru juga baru tiba dan mereka menceritakan itu padanya. "Cao Cao tidak mempunyai keluarga di ibu kota ini, dia tinggal sendiri dan tidak terlalu jauh dari sini. Kirim utusan untuk mengundangnya, jika dia datang maka pedang itu adalah hadiah, jika dia membuat alasan maka dia mempunyai rencana buruk dan kita dapat menangkapnya."


Mereka mengirimkan empat pasukan untuk mencari Cao Cao. Mereka kembali dan melaporkan bahwa Cao Cao tidak kembali ke kediamannya, tetapi dengan berkuda keluar dari gerbang timur. Komandan gerbang bertanya padanya dan Cao Cao menjawab ada pesan penting dari Perdana Menteri dan dia mengendarai kudanya dengan kecepatan tinggi.

"Tidak ada keragu-raguan lagi, dia pasti berusaha membunuh anda tadi." kata Li Ru.

"Dan aku sangat mempercayainya !" kata Dong Zhuo dengan marah.

"Ini pasti ada konspirasi. Ketika kita menangkapnya, kita akan mengetahui tentang hal itu" Kata Li Ru.

Wajah Cao Cao langsung menghiasi seluruh bagian kerajaan sebagai buronan. Hadiah uang diberikan bagi yang dapat memberikan informasi mengenai dirinya dan gelar kebangsawanan akan diberikan apabila dapat menangkapnya. Oranng yg memberinya tempat tinggal akan dianggap bersalah dan dapat dihukum mati.

Cao Cao berkuda secepatnya ke daerah Qiao, tempat kelahirannya. Di dalam perjalanan ke Zhongmou, dia dikenali oleh petugas penjaga gerbang dan ditahan. Mereka membawanya ke pengadilan. Cao Cao menyatakan dirinya adalah seorang pedagang dan bernama Huang Fu. Kepala pengadilan mengamati wajahnya dan berpikir.

"Ketika aku ada di ibukota dan sedang mencari perkerjaan, aku pernah melihat Cao Cao dan itu adalah kau. Mengapa kau mencoba menyembunyikan identitasmu ?"

Kepala pengadilan itu memerintahkan Cao Cao dipenjara sampai keesokan harinya ketika dia dapat membawa Cao Cao ke ibukota dan menerima hadiahnya. Dia jg memberi pasukannya arak dan makanan sebagai hadiah.

Sekitar tengah malam kepala pengadilan itu mengirimkan seorang yang dipercayainya untuk membawa tawanan itu ke dalam ruang pribadinya untuk ditanyai.

"Mereka bilang perdana mentri memperlakukan engkau dengan baik, kenapa kau berusaha membunuhnya ?" tanya kepala pengadilan itu.

"Bagaimana burung dapat mengerti cara terbang seekor Naga ? Aku adalah tawananmu dan akan dikirim ke ibu kota, kenapa banyak bertanya ?"

Kepala pengadilan lalu memerintahkan pengawalnya pergi dan kembali berbicara. " Jgn kau membenciku, aku bukanlah orang yg dapat dibeli, aku hanya belum menemukan tuan yang layak kulayani."

Kata Cao Cao. "Leluhurku telah menikmati kemurahan hati dinasti Han dan apakah aku akan berbeda dari binatang dan burung jika aku tidak mempunyai keinginan membalas budi baik Kekaisaran padaku ? Aku telah tunduk pada Dong Zhuo dengan alasan untuk mencari kesempatan bagiku untuk menghancurkannya dan menghilangkan bencana dari negeri ini. Aku telah gagal kali ini dan ini adalah kehendak langit."

"Dan kemanakah kau akan pergi ?"

"Menuju desaku, disana aku akan mengumpulkan orang2x pemberani dan akan kugunakan untuk menghancurkan Dong Zhuo. Ini adalah keinginanku."

Lalu kepala pengadilan itu melepaskan ikatan Cao Cao, dan menuntunnya ke kursi yang tinggi dan menunduk " Aku bernama Chen Gong. Ibuku yang sudah tua dan keluargaku ada di sebuah desa di timur Dong Jun. Aku sangat terkesan dengan kesetiaanmu dan keberanianmu dan aku akan meninggalkan jabatanku dan mengikutimu."

Cao Cao sangat senang mendengar hal ini, Chen Gong langsung mengumpulkan sejumlah uang untuk biaya perjalanan dan memberi Cao Cao pakaian lain dan mereka berdua mengambil pedang dan berkuda menuju Qiao.

Tiga hari kemudian ketika senja hari Cao Cao mencapai Cheng Gao. Cao Cao menunjuk ke sebuah rumah di dalam hutan dan berkata "Di sana tinggal seorang pamanku Lu Boshe, seorang saudara angkat ayahku. Kita akan bertanya padanya mengenai keadaan keluargaku dan kita dapat menginap disana untuk semalam."

"Bagus sekali" kata Chen Gong dan mereka berdua turun dari kuda dan masuk ke dalam rumah itu.

Lu Boshe menyambut mereka dan berkata pada Cao Cao, "Aku dengar Kekaisaran telah mengeluarkan perintah untuk segera menangkapmu. Ayahmu telah pergi ke Chen Liu untuk bersembunyi. Bagaimana semua ini bisa terjadi ?"

Cao Cao bercerita padanya dan berkata "Jika saja tidak karena orang yang ikut bersamaku ini, aku mungkin sudah dicincang sampai habis."

Lu Boshe segera memberi hormat pada Chen Gong dan berkata "Kau adalah penyelamat keluarga Cao, tenanglah dan beristirahatlah disini. Aku akan mencarikan tempat tidur untuk kalian di gubukku yang sederhana ini."

Lu Boshe lalu berdiri dan masuk ke dalam ruangan dimana dia cukup lama berada disana. Ketika dia keluar, dia berkata "Tidak ada arak yang bagus di dalam rumah ini. Aku akan pergi ke desa untuk membelikan arak yang bagus."

Dan dia bergegas menunggang keledainya dan pergi. Kedua orang itu duduk cukup lama sampai tiba2x mereka mendengar bunyi dari belakang rumah, bunyi benda tajam sedang diasah.

Cao Cao berkata pada Chen Gong, "Dia bukanlah paman kandungku. Aku mulai meragukan alasan kepergiannya. Mari kita dengarkan."

Lalu mereka dengan diam2x mendengarkan suara di belakang.

Terdengar suara orang berkata "Kita ikat dulu sebelum kita bunuh."

"Seperti dugaanku" kata Cao Cao. "Sekarang kecuali kita menyerang duluan, kita pasti akan ditangkap."
Tiba2x Cao Cao dan Chen Gong menerjang masuk dgn pedang di tangan dan membantai seluruh keluarga itu pria dan wanita semua berjumlah 8 orang.

Setelah ini mereka memeriksa rumah dan ketika mereka di dapur, mereka melihat seekor babi diikat dan siap untuk dibunuh.

"Kau terlalu mudah curiga" kata Chen Gong, "Kita telah membunuh orang yang tidak berdosa."

Cao Cao dan Chen Gong dengan segera menaiki kuda mereka dan pergi. Di tengah perjalanan mereka bertemu Lu Boshe yang sedang pulang dan di samping sadelnya dia membawa 2 bejana arak. Di lengannya dia membawa buah2xan dan sayuran.

"Kemana kau akan pergi, tuan ?" Tanya Lu Boshe pada mereka.

"Orang yang dicari kerajaan tidak berani untuk tinggal lama di satu tempat." jawab Cao Cao.

"Tapi aku telah menyuruh orang rumahku untuk memotong babi, kenapa kau menolak keramahanku ini ? Aku harap kau mau balik bersamaku."

Cao Cao tidak mendengarkan, dan tetap pergi. Tetapi kemudian berbalik dan mengambil pedangnya. "Siapa itu yang ikut dengamu ?" tanya Cao Cao. Lu Boshe lalu berbalik dan seketika itu juga Cao Cao memenggal Lu Boshe. Chen Gong sangat ketakutan.

"Kita telah sangat bersalah sebelumnya" Kata Chen Gong. "Kenapa sekarang kita melakukan ini ?" "Ketika dia sampai dirumah dan melihat keluarganya terbunuh, apakah pikirmu dia dapat menerima itu ? Jika dia mengikuti kita dan melaporkan kita, maka kita pasti mati."

"Untuk membunuh sembarangan adalah sebuah kesalahan." kata Chen Gong. "I WOULD RATHER BETRAY THE WORLD THAN LET THE WORLD BETRAY ME !" jawab Cao Cao.

Chen Gong terdiam dan berpikir, mereka terus berkendara sampai malam hari dan akhirnya sampai di penginapan. Setelah memberi makan kuda mereka, Cao Cao langsung tertidur tapi Chen Gong terus berpikir.

"Aku mengira dia adalah seorang pria sejati dan meninggalkan semuanya untuk mengikutinya, tetapi dia sangat kejam seperti serigala. Jika kubiarkan dia, dia akan menimbulkan bencana nantinya," Pikir Chen Gong. Dan Chen Gong berdiri lalu berniat untuk membunuh Cao Cao.

"DALAM HATINYA ADA KEKEJAMAN, DIA BUKANLAH PRIA SEJATI. APAKAH DIA AKAN BERBEDA DARI MUSUHNYA, DONG ZHUO."

Nasib Cao Cao akan diketahui di bab berikutnya…

Halaman 5
Pada bab yang lalu diceritakan bahwa Chen Gong berniat membunuh Cao Cao. Tetapi Chen Gong berpikir "Aku mengikutinya untuk melakukan hal yang benar. Sekarang jika aku membunuhnya aku hanya akan melakukan hal yang salah dan orang-orang akan mengutukku. Lebih baik aku pergi diam-diam."

Matahari belum terbit ketika Chen Gong bangun dan langsung menaiki kudanya dan pergi ke sebelah timur menuju kampung halamannya di Dong Jun.

Cao Cao terbangun ketika hari telah siang dan mencari Chen Gong tetapi tidak dapat ditemukan. Pikirnya "Chen Gong berpikir aku ini brutal karena beberapa patah kata egois yang aku gunakan dan dia telah pergi. Aku harus secepatnya pergi juga dan jangan terlalu lama tinggal di sini."

Lalu Cao Cao pergi secepatnya menuju Qiao. Ketika dia melihat ayahnya, dia menceritakan apa yang terjadi dan dia ingin menggunakan semua harta keluarga untuk membentuk tentara dengan harta itu.

"Milik kita sangat sedikit" kata ayahnya, "Dan tidak cukup untuk melakukan apapun, tetapi ada seseorang sarjana disini, Wei Hong namanya, yang tidak mempedulikan harta tetapi kebajikan, keluarganya sangat kaya. Dengan bantuannya kita mungkin dapat berhasil."

Sebuah perjamuan diadakan dan Wei Hong diundang. Cao Cao berpidato "Dinasti Han telah kehilangan pemimpinnya dan Dong Zhuo benar-benar seorang tiran. Dia tidak hormat pada Pangerannya dan kejam kepada rakyat. Aku ingin mengembalikan kejayaan dinasti Han, tetapi tidak mempunyai apa-apa saat ini. Tuan, aku memohon kepadamu dan kepada kesetiaanmu pada rakyat Kekaisaran ini."

Wei Hong berkata, "Aku juga telah lama mendambakan ini tetapi sejauh ini, belum menemukan seseorang yang tepat untuk menjalankan tugas tersebut. Karena kau Cao Cao memiliki keinginan yang mulia, aku akan menyerahkan semua hartaku agar kau dapat mencapai tujuan mulia itu.

Ini adalah sebuah kabar gembira dan segera Cao Cao mengumpulkan pasukan. Mereka semua mendirikan sebuah kesatuan yang berisi para sukarelawan dan mendirikan sebuah spanduk putih untuk merekrut orang-orang. Di spanduk itu tertulis kata2x "KESETIAAN DAN KEHORMATAN". Respon dari penduduk sangat cepat dan sukarelawan berdatangan seperti butiran air yang turun di kala hujan.

Suatu hari datang seorang bernama Yue Jin dari Yang Ping dan Li Dian dari Ju Lu. Mereka berdua diangkat sebagai staff pribadi Cao Cao. Yang lainnya adalah Xiahou Dun dari Qiao. Dia adalah keturunan Xiahou Ying (note: bagi yang tidak tahu siapa dia. Dia adalah salah satu Jenderal Liu Bang yang paling hebat, diberi gelar Marquis dari Ru Yin dan sering disebut Penguasa Tang). Xiahou Dun telah dilatih sejak kecil untuk menggunakan golok dan gada. Ketika berumur 14 thn dia berguru kepada seorang pendekar. Suatu hari seseorang berbicara tidak sopan mengenai gurunya itu dan Xiahou Dun membunuhnya. Karena hal ini dia harus lari dan bersembunyi untuk beberapa saat. Sekarang dia datang untuk menawarkan jasanya ditemani sepupunya, Xiahou Yuan. Mereka masing-masing membawa 1000 tentara terlatih. Sebenarnya kedua orang ini adalah saudara dari Cao Cao karena ayah Cao Cao sebenarnya bermarga Xiahou dan diangkat anak oleh keluarga Cao.

Beberapa hari kemudian datanglah dua sepupu Cao Cao yang lainnya yaitu Cao Ren dan Cao Hong, masing-masing juga dengan 1000 tentara. Mereka berdua adalah ahli menunggang kuda dan sangat terlatih menggunakan berbagai macam senjata.

Latihan dimulai dan Wei Hong mengeluarkan hartanya untuk membeli baju, bendera, senjata serta perlengkapan militer lainnya. Dari berbagai tempat datang sumbangan dalam bentuk beras.

Ketika Yuan Shao mendengar Cao Cao mengumpulkan pasukan, dia juga mengumpulkan pasukannya berjumlah 30.000 orang. Kemudian dia berangkat dari Bo Hai ke Qiao untuk bersumpah dengan Cao Cao. Kemudian sebuah manifesto dikeluarkan.

"CAO CAO DAN PENGIKUTNYA DIGERAKKAN OLEH RASA TANGGUNG JAWAB MEMBUAT PROKLAMASI INI. DONG ZHUO MENGACAUKAN LANGIT DAN BUMI. DIA MENGHANCURKAN NEGARA DAN MELUKAI PANGERAN. DIA MENGOTORI ISTANA DAN MENEKAN RAKYAT. DIA KEJAM DAN BRUTAL. KESALAHANNYA TELAH MENUMPUK SETINGGI LANGIT. SEKARANG KAMI TELAH MENDAPAT PERINTAH UNTUK MEMANGGIL TENTARA DAN KAMI BERSUMPAH UNTUK MEMBERSIHKAN KEKAISARAN DAN MENGHANCURKAN ORANG JAHAT. KAMI AKAN MENCARI SUKARELAWAN DAN AKAN BERUSAHA SEBAIK MUNGKIN UNTUK MEMPERTAHANKAN DINASTI DAN MENYELAMATKAN RAKYAT. MARI BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI, OH KALIAN PARA PAHLAWAN, DENGAN MEMPERSATUKAN PASUKAN KITA."

Banyak Gubernur dari semua bagian Kekaisaran datang menjawab panggilan ini.

GUBERNUR NANYANG ---- YUAN SHU.
PENGUASA DAERAH JIZHOU ---- HAN FU.
PENGUASA DAERAH YUZHOU --- KONG ZHOU.
PENGUASA DAERAH YANZHOU --- LIU DAI.
GUBERNUR HENEI ----- WANG KUANG.
GUBERNUR CHENLIU ---- ZHANG MIAO.
GUBERNUR DONGJUN --- QIAO MAO.
GUBERNUR SHANGYANG --- YUAN YI.
GUBERNUR BEIHAI ---- KONGRONG.
GUBERNUR GUANGLING --- ZHANG CHAO.
PENGUASA DAERAH XUZHOU --- TAO QIAN.
GUBERNUR XILIANG ---- MA TENG.
GUBERNUR BEIPING ---- GONGSUN ZAN.
GUBERNUR SHANGDANG --- ZHANG YANG.
GUBERNUR CHANGSHA --- SUN JIAN.
GUBERNUR BOHAI --- YUAN SHAO.
TUAN TANAH JIBEI --- BAO XIN.

Semua kontingen itu bervariasi dalam ukuran dan jumlah, mulai dari 10.000 sampai dengan 30.000 pasukan. Tetapi semuanya lengkap dengan para staff baik sipil maupun militer dan Jenderal-jenderal perang ternama. Mereka semua menuju ibukota Luo Yang.

Gubernur Bei Ping, Gongsun Zan, ketika dalam perjalanannya membawa 15.000 pasukan melewati daerah Ping Yuan. Dia bertemu Liu Bei dan saudaranya membawa pasukan kecil ketika lewat di sana.

"Saudaraku, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gongsun Zan.

"Kau sangat baik padaku, dan karena rekomendasimu aku diangkat menjadi kepala daerah. Aku mendengar kau melewati daerah ini dan aku datang untuk memberikan salam. Aku berharap kau mau masuk ke dalam kotaku dan beristirahat."

"Siapakah mereka berdua ?" tanya Gongsun Zan, menunjuk pada saudara Liu Bei.

"Ini adalah Guan Yu dan Zhang Fei, dua saudara angkatku."

"Apakah mereka ikut bertempur denganmu melawan pemberontakan jubah kuning?" tanya Gongsun Zan.

"Semua keberhasilanku adalah karena usaha mereka." Kata Liu Bei.

"Dan apakah jabatan mereka ?" "Guan Yu adalah pemimpin pasukan pemanah berkuda, Zhang Fei adalah pemimpin pasukan pemanah biasa." "Mereka adalah orang yang berbakat" kata Gongsun Zan. "Semua orang sekarang sedang berkumpul untuk menghancurkan Dong Zhuo. Saudaraku, maukah kau meninggalkan daerah ini dan bergabung denganku untuk merestorasi dinasti han ?"

"Aku akan senang sekali bergabung denganmu." kata Liu Bei.

"Jika kau membiarkanku membunuhnya waktu itu, sekarang tidak akan ada masalah seperti ini" kata Zhang Fei kepada Liu Bei dan Guan Yu.

"Karena keadaan telah begini adanya, marilah kita bersiap2x dan pergi" kata Guan Yu.

Lalu tanpa menunda-nunda lagi, ketiga saudara dengan beberapa pasukan berkuda mengikuti Gongsun Zan untuk bergabung dengan pasukan utama.

Satu demi satu setiap pemimpin akhirnya datang dan berkemah. Kemah mereka mencapai 70 Km lebih. Ketika semua telah tiba, Cao Cao sebagai kepala, mempersiapkan korban persembahan kepada dewa dan memanggil seluruh pemimpin untuk mebicarakan rencananya.

Lalu majulah gubernur Henei, Wu Kuang, "Kami telah tergerak oleh perasaan yang mulia untuk berkumpul disini. Sekarang kita harus mencari seorang pemimpin yang akan kita turuti perintahnya."

Lalu berkatalah Cao Cao, "Untuk empat generasi posisi tinggi pejabat pemerintahan selalu diisi oleh anggota keluarga Yuan dan pendukung2x mereka ada dimana-mana. Sebagai keturunan langsung dari menteri Han, Yuan Shao sangat tepat sebagai pemimpin kita semua."

Yuan Shao menolak dan menolaknya lagi berkali-kali. Tetapi mereka semua berkata "Itu haruslah dia! Dia yang harus menjadi pemimpin, tidak ada orang lain yang pantas !" Akhirnya dia setuju.

Keesokan harinya disiapkan altar 3 tingkat, dan mereka meletakkan semua lambang dan bendera dari masing-masing pemimpin yang ada di situ. Dan mereka menyiapkan berbagai sesajian upacara. Upacara dilakukan agar usaha mereka dalam menghancurkan Dong Zhuo dapat berhasil.

Setelah semuanya siap, Yuan Shao diundang naik ke altar. Dengan pakaian perang lengkap dan sebuah pedang, Yuan Shao memanjatkan doa dan dia membakar sesajen dan membungkuk pada langit dan bumi, setelah itu dia mengucapkan janji bersama :

"Dinasti Han runtuh pada hari yang naas, kekuasaan Kekaisaran telah dihancurkan. Menteri pengkhianat, Dong Zhuo mengambil kesempatan di dalam kesempitan ini untuk melakukan tindakan tercela dan bencana terjadi dimana2x. Kekejaman merajalela menyengsarakan rakyat kecil. Kami, Yuan Shao dan seluruh anggota konfederasi, takut keselamatan Kekaisaran dan keluarga kerajaan terancam, mengumpulkan pasukan bersama untuk menyelamatkan negara. Kami sekarang menyerahkan hidup kami untuk berusaha sekuat tenaga dan bertindak sesuai dengan keyakinan kami untuk menyelamatkan dinasti. Tidak akan ada tindakan yang mementingkan diri sendiri ataupun yang bertentangan dengan tujuan kami. Jika ada dari kami yang melanggar sumpah ini, maka dia akan kehilangan nyawanya dan tidak akan meninggalkan bekas apapun di muka bumi ini. Biarlah langit, bumi, dan semua leluhur kami menjadi saksi kami."

Setelah selesai membaca sumpah ini, Yuan Shao menggigit jarinya dan meneteskan darahnya ke dalam sebuah mangkuk. Dan semua pemimpin yang berada di sana juga melakukan hal yang sama. Semua orang terharu melihat kejadian ini.

Setelah semua upacara ini selesai, Yuan Shao mulai mengatur tugas2x yang akan diberikan kepada semua anggota konfederasinya.

Cao Cao berkata "Sudah merupakan keharusan kita untuk mematuhi pemimpin yang kita pilih hari ini untuk menyelamatkan negara. Marilah kita mematuhi setiap peraturan dan jangan sampai kita terpecah belah."

"Hanya perintah pimpinan yang akan kami patuhi" seluruh pemimpin memberikan hormat.

Lalu Yuan Shao berkata, "Saudaraku, Yuan Shu akan kuangkat menjadi Kepala Penjaga Perkemahan dan Kepala Logistik, dia harus memastikan bahwa seluruh perkemahan mendapatkan supply sesuai dengan yang dibutuhkannya. Tetapi yang aku butuhkan sekarang adalah seseorang untuk memimpin pasukan melintasi sungai Si dan memprovokasi penyerangan. Pasukan yang lain harus mencari posisi strategis dan memberikan dukungan bagi pasukan utama."

Lalu Gubernur Changsha, Sun Jian mengajukan dirinya untuk tugas ini. "Kau adalah seorang pemberani dan hebat, cocok sekali untuk tugas ini!" kata Yuan Shao. Pasukan Sun Jian lalu mempersiapkan diri dan berangkat ke sungai Si. Penjaga di sana mengirim utusan ke ibu kota untuk memberitahukan Perdana Menteri mengenai situasi ini.

Sejak Dong Zhuo mengamankan kekuasaannya, dia telah memberikan dirinya sendiri kemewahan tanpa peduli hal lain. Ketika masalah ini diketahui Penasehat Li Ru, dia dengan segera menemui tuannya, yang langsung memanggil seluruh menteri dan pejabat.

Lu Bu langsung berdiri dan berkata "Jangan khawatir, ayahku. Aku akan menghadapi semua pemimpin itu dan dengan pendekar2x hebat di pasukan kita, aku akan membuat setiap orang dari mereka mati dan kepala mereka akan kugantungkan di setiap sudut gerbang kota."

"Dengan bantuanmu aku dapat tidur dengan tenang!" kata Dong Zhuo. Tetapi seseorang di belakang Lu Bu maju dan berbicara " Pemotong banteng digunakan untuk memotong ayam! Tidak perlu Jenderal Besar yang pergi, aku akan memotong kepala mereka semudah aku mengeluarkan barang dari sakuku!"

Dong Zhuo melihat orang ini dan tampaklah seorang bertubuh tegap dan kekar. Dia mempunyai kepala bundar seperti macan tutul dan pundak yang besar. Namanya adalah Hua Xiong dari Guan Xi. Dong Zhuo sangat senang dengan keberanian kata2x Hua Xiong dan dengan segera dia diangkat menjadi Panglima Pasukan Kuda Pemberani dan memberikannya 50.000 pasukan berkuda serta 3 Jenderal. Hua Xiong berserta Li Su, Hu Zhen dan Zhao Cen langsung bergerak menuju sungai Si.

Dari seluruh anggota konfederasi, Bao Xin adalah yang iri terhadap pengangkatan Sun Jian sebagai pemimpin pasukan penyerangan. Karena itu dia berharap dapat pertama kali bertemu musuh. Jadi dia dengan diam-diam mengirim saudaranya Bao Zhong dengan 3000 tentara untuk melewati jalan pintas. Setelah pasukan ini melewati jalan itu, mereka langsung menantang perang.

Dengan reaksi cepat, Hua Xiong dengan 500 pasukan kuda berbaju zirah segera turun dari bukit dan berteriak "Jangan lari kau pemberontak!" Tetapi Bao Zhong ketakutan dan berputar. Hua Xiong datang dan dengan sekali tebas, Bao Zhong langsung jatuh dari kudanya dan mati. Kepala Bao Zhong langsung dipotong dan dikirimkan ke ibu kota. Dong Zhuo langsung mengangkat Hua Xiong sebagai Kepala Pasukan (Commander in Chief).

Sun Jian saat ini baru saja berhasil melewati sungai. Dia membawa 4 Jenderal : Cheng Pu dari Tu Yin yang senjatanya adalah tombak dengan ujung besi yang berbentuk kepala ular, Huang Gai dari Ling Ling yang bersenjatakan pecut yang terbuat dari besi, Han Dang dari Ling Zhi dengan senjata golok besar, dan Zu Mao dari Wu Jun yang bersenjatakan 2 bilah pedang.

Sun Jian mengunakan helm dari perak yang ditutup dengan bandana berwarna ungu. Dia membawa pedang di badannya yang terbuat dari koin Tiongkok Kuno dan mengendarai kuda yang indah.

Sun Jian melewati sungai dan berteriak kepada pasukan yang bertahan, "Kalian yang melayani pemberontak! Cepatlah menyerah!"

Hua Xiong memerintahkan Hu Zhen untuk keluar menghadapi Sun Jian dan membawa 5000 tentara. Cheng Pu dengan tombaknya keluar dari barisan dan langsung bertempur. Setelah beberapa ronde, Cheng Pu membunuh Hu Zhen dengan sebuah tusukan pada lehernya. Lalu Sun Jian memberikan signal untuk menyerang. Tetapi dari atas bentengnya, tentara Hua Xiong melempari tentara Sun Jian dengan batu dan Sun Jian merasakan sulit untuk menerobos. Dan akhirnya mereka mundur dan berkemah di dekat Liang Dong. Sun Jian mengirim pesan kepada Yuan Shao mengenai keadaan ini.

Sun Jian juga mengirim surat kepada kepala logistik untuk meminta persediaan. Tetapi seorang penasehat Yuan Shu berkata "Sun Jian ini sungguh hebat, dia seperti macan di timur. Apabila dia berhasil masuk ibu kota dan menghancurkan Dong Zhuo, kita akan mempunyai macan mengantikan serigala. Jangan kirimkan dia perbekalan, buatlah pasukannya kelaparan dan itu akan memastikannya kalah."

Dan Yuan Shu mendengarkan saran itu dan pesan dikirimkan kembali pada Sun Jian bahwa tidak ada perbekalan dan beras yang tersedia. Lalu pasukan Sun Jian dengan cepat mulai merasa kelaparan dan mulai menunjukan ketidakdisiplinan dan mata2x pasukan Hua Xiong melaporkan keadaan ini.

Li Ru membuat rencana untuk Hua Xiong, "Kita akan menyerang mereka malam ini dengan sebuah serangan cepat dari belakang dan depan, sehingga kita akan dapat menangkap mereka."

Hua Xiong setuju dan mereka menyiapkan pasukan untuk menyerang. Lalu pasukan penyerang diperintahkan untuk makan dan beristirahat. Ketika hari telah gelap, mereka meninggalkan benteng dan berjalan melalui jalan kecil menuju ke belakang pasukan Sun Jian. Bulan sungguh terang dan angin terasa sejuk. Mereka tiba ketika tengah malam dan genderang langsung ditambur. Sun Jian langsung memakai pakaian perangnya dan mengendarai kudanya. Dia langsung memacu kudanya ke arah Hua Xiong dan kedua pendekar itu bertempur. Tetapi tak lama, pasukan Li Ru muncul dan memanah api dan perkemahan terbakar.

Pasukan Sun Jian berada dalam kekacauan dan lari menyelamatkan diri. Hanya Zu Mao yang ada disisi Sun Jian saat ini. Mereka berdua berhasil keluar dan menyelamatkan diri. Hua Xiong terus mengejar, Sun Jian lalu mengambil panahnya dan memanah 2 panah secara bergantian dalam waktu yang cepat, tetapi semuanya meleset. Lalu dia mengambil anak panahnya lagi yang ketiga, karena terlalu kuat menariknya, senar panahnya putus dan dia lalu membuang panahnya dan memacu kudanya secepat mungkin.

Lalu berkatalah Zu Mao, "Tuanku, ikat kepala ungumu itu menjadi tanda dirimu, sangat mudah dikenali oleh pemberontak itu. Berikan padaku dan aku akan memakainya."

Lalu Sun Jian memberikan ikat kepalanya itu. Dan kedua orang itu berpisah. Para pengejar hanya mencari orang yang memakai ikat kepala ungu itu dan akhirnya Sun Jian berhasil lolos dari bahaya.

Zu Mao, yang sedang dikejar, lalu memasangkan helmnya yang ada ikat kepala ungunya ke sebuah tiang di rumah yang sudah terbakar separuh yang dilewatinya dan lalu dia masuk ke dalam hutan yang lebat. Pasukan Hua Xiong yang melihat helm itu tidak bergerak segera berhati2x karena menyangka ada orang di rumah itu. Mereka mengepung rumah itu dan memanahinya dari setiap sisi. Akhirnya mereka tahu bahwa itu hanyalah tipuan, mereka lalu masuk dan mengambilnya.

Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu Zu Mao. Segera dia keluar dengan dua pedang di tangannya dan menerjang Hua Xiong. Tetapi Hua Xiong juga bereaksi cepat. Dengan sekali tebas, Hua Xiong membunuh Zu Mao. Hua Xiong dan Li Ru membantai sisa pasukan Sun Jian hingga fajar menyingsing dan mereka memimpin pasukannya kembali ke dalam benteng.

Cheng Pu, Huang Gai dan Han Dang saat ini telah bertemu dengan Sun Jian dan mengumpulkan pasukannya yang tersisa. Sun Jian sedih karena kematian Zu Mao. Ketika berita kekalahan ini sampai kepada Yuan Shao, dia sangat marah dan memanggil semua pemimpin untuk berkumpul. Mereka semua berkumpul dan Gongsun Zan yang datang paling akhir.

Ketika mereka semua telah berkumpul di dalam tenda, Yuan Shao berkata "Saudara dari Jenderal Bao Xin telah melanggar perintah dan kita membayar akibatnya. Dia tergesa2x menyerang musuh. Dia sekarang telah dibunuh dan juga dengan banyak tentara kita. Sekarang Sun Jian telah dikalahkan. Maka semangat tempur kita telah berkurang, apa yang harus kita lakukan ?"

Semua terdiam, Yuan Shao melihat mereka semua satu per satu sampai dia tiba di tempat Gongsun Zan dan dia melihat 3 orang yang berdiri di belakangnya. Mereka tidak tampak seperti orang biasa.

"Siapakah orang di belakangmu itu ?" Tanya Yuan Shao. Gongsun Zan menyuruh Liu Bei maju kedepan dan berkata "Ini Liu Bei, Kepala Daerah Ping Yuan dan saudaraku. Dahulu kami pernah tinggal bersama ketika kami berdua menjadi pelajar."

"Itu pasti Liu Bei yang membantu melawan Pemberontak Jubah Kuning." Kata Cao Cao. "Ya, memang dia" jawab Gongsun Zan. Dan dia memerintahkan Liu Bei untuk bersujud kepada seluruh pemimpin yang kepada mereka semua Liu Bei menceritakan asal-usulnya dan jasa-jasanya secara detail.

"Karena dia berasal dari garis Han, dia harus dipersilahkan duduk." kata Yuan Shao dan dia mempersilahkan Liu Bei duduk. Liu Bei dengan halus menolak hal ini dan berterima kasih. Kata Yuan Shao, "Pengecualian ini bukan karena kamu terkenal atau jabatanmu, tetapi karena kau adalah keluarga dari Kekaisaran kita ini."

Lalu Liu Bei duduk dalam kursi yang lebih rendah dalam deretan panjang para pemimpin2x itu dan kedua saudaranya berdiri di belakangnya.

Ketika mereka sedang melakukan pertemuan ini, pasukan pengintai melaporkan Hua Xiong dan sekelompok pasukan kuda berbaju zirah telah keluar dari benteng dan mereka memamerkan helm dan ikat kepala warna ungu milik Sun Jian. Lalu mereka menghina semua orang yang ada di dalam kemah itu dengan kata2x kasar dan menantangnya berduel.

"Siapa yang berani keluar untuk melawan ?" Tanya Yuan Shao. "Aku akan" kata Yu She, Seorang Jenderal Yuan Shu. Lalu Yu She keluar dan hanya berlangsung 3 jurus saja lalu dilaporkan Yu She telah tewas. Ketakutan melanda orang-orang itu. Tangan mereka menjadi dingin. Lalu Han Fu berkata "Aku mempunyai Jenderal tangguh, Pan Feng namanya dan dia dapat membunuh Hua Xiong ini."

Lalu Pan Feng segera keluar menemui musuhnya. Dengan kampak besar di tangannya, Pan Feng berkuda dan maju. Tetapi hanya dalam 10 jurus saja berita sedih datang bahwa Jenderal Pan Feng pun telah kalah. Muka semua orang pucat mendengar berita ini.

"Sungguh sayang, kedua Jenderalku Yan Liang dan Wen Chou tidak berada disini. Apakah masih ada yang berani melawan Hua Xiong ini ?" tanya Yuan Shao. Belum selesai Yuan Shao berbicara, sebuah suara berkata "Aku akan pergi dan membawa kepala Hua Xiong ke hadapanmu!"

Semua melihat siapakah yang berbicara, dia tinggi dan memiliki janggut panjang. Matanya seperti mata burung phoenix dan alisnya tebal. Wajahnya tampak garang berwarna kemerah-merahan dan suaranya sangat dalam seperti lonceng besar.

"Siapakah dia? Tanya Yuan Shao. Gongsun Zan mengatakan bahwa itu Guan Yu, saudara Liu Bei. "Dan apakah jabatannya ?" Tanya Yuan Shao. "Dia ini adalah pelatih pasukan pemanah berkuda Liu Bei." "APA!!! Sebuah penghinaan bagi kita semua!!" Teriak Yuan Shu dari tempatnya. "Apakah kita tidak mempunyai Jenderal lagi ? Berani sekali seorang pemanah berbicara di hadapan kita ? Mari kita hukum dia!"

Tapi Cao Cao langsung mengintervensinya, "Tenanglah Yuan Shu! Karena orang ini telah berbicara maka pastilah dia pemberani. Biarkan dia mencoba, kalau dia gagal kita akan menghukumnya."

“Hua Xiong akan mentertawakan kita jika kita mengirim pemanah melawannya" kata Yuan Shao. "Orang ini tidak tampak seperti orang biasa dan bagaimana musuh tahu kalau dia hanyalah seorang pemanah?" tanya Cao Cao. "Jika aku gagal kamu dapat mengambil kepalaku" kata Guan Yu.

Cao Cao memerintahkan mereka untuk memanaskan arak dan menawarkannya kepada Guan Yu sebagai tanda hormat sebelum dia keluar. "Tuangkan saja dulu" kata Guan Yu, "Aku akan kembali sebelum itu dingin."

Guan Yu pergi dengan membawa Golok Naganya. Semua yang di tenda itu mendengar bunyi gemuruh drum dan suara pertarungan yang dahsyat seperti langit sedang runtuh, langit terbelah, bukit2x hancur, dan ombak menerjang. Dan mereka sangat ketakutan dan khawatir dan ketika mereka sedang mendengarkan, terdengarlah suara kuda mendekat. Dan Guan Yu kembali, dia melemparkan kepala Hua Xiong di bawah kaki Yuan Shao.

Araknya pun masih hangat. Cao Cao sangat terkejut dan senang dengan keberhasilan ini. Lalu Zhang Fei berkata "Kakakku telah membunuh Hua Xiong, apalagi yang kita tunggu ? Kenapa kita tidak menyerang sekarang dan menghancurkan Dong Zhuo ? Apakah akan ada waktu yang lebih baik ?"

Lagi Yuan Shu yang marah berkata, "Kami adalah pejabat tinggi dan tidak tergesa-gesa. Di sini malah ada seorang pengikut kepala daerah menyombongkan kehebatannya di hadapan kita! Keluarkan mereka dari tenda, kataku !!!."

Tetapi Cao Cao menyela lagi. "Apakah kita perlu mempertimbangkan posisi untuknya karena dia telah melakukan jasa besar ?" "Jika kau memberikan kepala desa kehormatan seperti itu, sebaiknya aku mengundurkan diri." kata Yuan Shu. "Apakah kata2x cukup untuk mengalahkan sebuah rencana besar ?" kata Cao Cao.

Lalu dia mempersilakan Gongsun Zan untuk membawa ketiga bersaudara itu kembali ke kemahnya dan pemimpin yang lain pun kembali. Malam itu Cao Cao secara rahasia mengirimkan arak dan daging kepada ketiga bersaudara itu.

Ketika tentara Hua Xiong menceritakan kekalahan itu pada Li Ru, dia sangat khawatir dan gelisah. Dia menulis pesan kepada tuannya untuk membahas masalah ini.

Li Ru membuat ringkasan masalah ini, "Kita telah kehilangan pemimpin terbaik kita dan kekuatan pemberontak telah menjadi besar. Yuan Shao adalah pimpinan konfederasi dan pamannya Yuan Wei adalah pejabat Kekaisaran. Jika yang ada di ibukota bergabung dengan yang ada di lapangan maka kita akan mengalami bencana nantinya. Maka oleh sebab itu kita harus menyingkirkan mereka. Jadi saya minta tuan Perdana Menteri untuk menempatkan diri sebagai kepala dari pasukan dan hancurkan konfederasi ini."

Dong Zhuo setuju dan segera dia memerintahkan kedua Jenderalnya, Li Jue dan Guo Si untuk membawa 500 tentara untuk mengepung kediaman Yuan Wei dan membunuh semuanya tidak perduli umur atau apapun. Lalu memenggal kepala mereka semua dan menggantungnya di depan gerbang kota. Dong Zhuo memerintahkan 200.000 tentara untuk bergerak dan membentuk 2 pasukan. 50.000 pasukan yang pertama dipimpin Li Jue dan Guo Si dan mereka harus mempertahankan sungai Si. Mereka tidak perlu bertarung. 150.000 lainnya langsung di bawah Dong Zhuo menuju pos penjagaan "Perangkap Harimau". Dia membawa Lu Bu, Fan Chou, Zhang Ji, Li Ru dan Jenderal lainnya. Dia juga memerintahkan mengumpulkan rakyat yang dapat berperang, berjumlah 500.000 pasukan.
Pos penjagaan "Perangkap Harimau" terletak 15 km dari ibu kota Luo Yang. Ketika mereka telah tiba, Dong Zhuo memerintahkan Lu Bu membawa 30.000 tentara dan membuat benteng yang kuat di depan jalan masuk menuju daerah itu. Sisanya bersama Dong Zhuo mempertahankan daerah itu.

Berita mengenai hal ini terdengar oleh Yuan Shao yang segera mengumpulkan pemimpin2x konfederasi. Kata Cao Cao "Pengambilan daerah itu terpaksa memecah pasukan kita menjadi dua. Oleh sebab itu kita harus melawan pasukan Dong Zhuo yang berada di jalan masuknya untuk dapat menuju ibu kota.

Lalu 8 pemimpin --- Wang Kuang, Qiao Mao, Bao Xin, Yuan Yi, Kong Rong, Zhang Yang, Tao Qian, dan Gongsun Zan -- diperintahkan membawa tentaranya menuju pos penjagaan "Perangkap Harimau" untuk melawan musuh mereka, Cao Cao membawa pasukannya untuk mendukung pasukan utama, sedangkan sisanya harus mengawasi gerak2x pasukan musuh yang ada di sepanjang benteng di sungai Si.

Dari kedelapan pemimpin, Wang Kuang, gubernur He Nei adalah yang pertama tiba. Lu Bu langsung membawa pasukannya sebanyak 3000 pasukan berkuda lengkap dengam baju zirah terbaik dan senjata2x terbaik. Ketika Wang Kuang mengetahui hal ini, dia memerintahkan pasukannya membentuk formasi, pasukan berkuda, infantri, pemanah semua disiapkan pada formasi tempur.

Wang Kuang sangat terkesan melihat Lu Bu yang gagah itu, di kepalanya dia memakai helm emas, di badannya dia mengunakan baju zirah emas seperti sisik Naga ditutupi jubah dengan bordiran warna merah bergambar bunga, dia menggunakan ikat pinggang dari sutra yang berhiaskan mutiara dan di tengahnya ada batu giok berlambang Naga. Dia membawa panah dan busur di punggungnya dan membawa tombak dengan pisau bulan sabit di ujungnya. Dia duduk di atas kuda yang indah dan besar berwarna merah. Sungguh benar dia adalah pendekar dari pendekar dan kudanya adalah kuda dari segala kuda.

"Siapa yang berani melawannya ?" Tanya Wang Kuang kepada orang-orangnya. Sebagai respon atas pertanyaan itu seorang Jenderal pemberani dari He Nei bernama Fang Yue maju ke depan, dia menyiapkan tombaknya untuk bertarung. Lu Bu dan Fang Yue bertarung di tengah lapangan disaksikan oleh kedua belah pasukan dari atas bukit. Tidak sampai 5 ronde, Fang Yue telah jatuh dan tertusuk tombak Lu Bu. Lu Bu lalu menerjang maju dan pasukannya mengikuti. Pasukan Wang Kuang yang ketakutan tidak dapat menahan Lu Bu dan mereka berlarian ke segala arah. Lu Bu berkuda dan membunuh siapa saja yang ditemuinya. Di pertempuran itu, Lu Bu seorang diri telah membunuh lebih dari 300 orang dan tidak terluka sedikit pun.

Beruntung, dua pasukan lainnya yang dipimpin oleh Qiao Mao dan Yuan Yi tiba dan menyelamatkan Wang Kuang, Lu Bu pun terpaksa mundur. Mereka bertiga telah kehilangan banyak pasukan memutuskan mundur sejauh 10 km dan membuat pertahanan. Dan tidak lama kemudian kelima pemimpin lainnya tiba. Mereka berkumpul dan setuju bahwa Lu Bu tak terkalahkan.

Dan ketika mereka sedang berbicara, tiba2x pasukan melaporkan bahwa Lu Bu menantang mereka untuk berduel. Mereka semua langsung menaiki kuda mereka dan membagi pasukan mereka menjadi delapan, masing-masing pasukannya berada pada tempat2x yang tinggi. Di sekitar mereka ada pasukan musuh dalam formasi yang dipimpin Lu Bu, banyaknya pasukan saat itu sudah tidak dapat lagi dihitung, mereka semua membawa panji2x mereka yang berkibar tertiup angin.

Mereka menyerang posisi pasukan Lu Bu. Mu Shun, Jenderal dari gubernur Zhang Yang berkuda dengan membawa tombak dan berusaha melawan Lu Bu, tetapi langsung terbunuh bahkan sebelum dia sempat mengayunkan tombaknya. Tombak Lu Bu sangat panjang, kurang lebih 2 Meter. Lalu datanglah Wu Anguo, Jenderal di bawah Kong Rong. Wu Anguo menggunakan gada besi. Mereka berdua bertarung sebanyak 10 jurus dan akhirnya sebuah tebasan dari tombak Lu Bu mematahkan lengan Wu Anguo. Lalu kedelapan pasukan memajukan pasukannya untuk mengepung Lu Bu. Akhirnya Lu Bu mundur ke dalam pasukannya.

Kemudian pertarungan berakhir dan pasukan kembali ke dalam perkemahan. Cao Cao berkata "Tidak ada yang dapat menandingi kehebatan Lu Bu, mari kita panggil yang lainnya dan kita berunding, jika saja kita berhasil mengatasi Lu Bu maka Dong Zhuo sangatlah mudah diatasi."

Ketika rapat sedang berlangsung, Lu Bu datang lagi untuk menantang duel, lagi dan lagi, dan lagi banyak Jenderal keluar untuk bertarung dengannya. Beberapa berhasil kembali dengan terluka tetapi banyak yang mati. Kali ini Gongsun Zan dengan tombaknya keluar untuk menemui musuh. Tetapi setelah beberapa ronde, Gongsun Zan berputar dan kabur. Lu Bu mengejar dengan memacu kudanya. Kuda Lu Bu si "Rambut Merah" sangatlah cepat, semua pemimpin di tenda itu sudah takut melihat kecepatan kuda Lu Bu yang hampir berhasil mendekati kuda Gongsun Zan, dan ketika Lu Bu telah mengangkat tombaknya untuk menebas Gongsun Zan tiba2x muncul dari sampingnya seorang dengan mata yang bersinar dan janggut yg kasar bersenjatakan tombak yang memiliki ujung seperti ular.

"Tunggu, kau bajingan" hardiknya. "Aku Zhang Fei dari Yan telah menunggumu!" Melihat musuh baru, Lu Bu tidak lagi mengejar Gongsun Zan dan langsung melawan Zhang Fei. Zhang Fei yang bersemangat segera memacu kudanya mendekati Lu Bu. Mereka berdua seimbang, mereka telah bertarung lebih dari 50 jurus dan tidak ada satu pun dari mereka yang menang. Guan Yu yang tidak sabar melihatnya kemudian berkuda maju dan dengan Golok Naganya dia menyerang Lu Bu juga. Mereka bertiga bertarung 30 jurus lebih lagi dan tidak ada yang menang, Lu Bu masih tampak sangat tegar.

Lalu Liu Bei yang melihat hal ini turut membantu kedua saudaranya, dengan dua pedang di tangan, dia menyerang Lu Bu. Akhirnya Lu Bu harus melawan mereka bertiga. Mereka semua mengeluarkan semua kemampuan dan jurus2x terbaik yang mereka punya. Kilatan2x api akibat pergesekan senjata dan kilatan cahaya senjata yang terpantul akibat sinar matahari berkilau-kilauan, membuat pasukan Lu Bu dan pasukan dari 8 pemimpin semuanya terpana melihatnya. Mereka semua mengagumi pertarungan ini.

Tetapi setelah lebih dari 3 jam bertarung, Lu Bu mulai merasa lelah. Melihat bahwa Liu Bei lengah, Lu Bu berusaha menusuk Liu Bei yang menyebabkan Liu Bei menghindar dan Guan Yu yang berusaha menolong Liu Bei pun akhirnya melepaskan tekanan pada Lu Bu, Lu Bu melihat ada celah terbuka dan langsung memacu kudanya untuk lari.

Tapi tiga bersaudara itu tidak mau membiarkan Lu Bu lari, mereka memacu kuda mereka untuk mengejarnya. Pasukan dari 8 pemimpin berteriak menyemangati tiga bersaudara itu. Tetapi kuda Lu Bu jauh lebih cepat dan akhirnya berhasil kembali ke dalam bentengnya.

Ketiga bersaudara yang mengejar Lu Bu itu melihat ada payung berwarna hitam di daerah barat. "Pasti di sana ada Dong Zhuo" teriak Zhang Fei. "Apa gunanya mengejar Lu Bu? Lebih baik menangkap pimpinan pemberontak jadi langsung memotong akar kejahatan !"

Bab berikutnya akan menceritakan hasil dari pertarungan ini...  

Halaman 6
Ketiga bersaudara terus mengejar Lu Bu yang telah masuk ke dalam benteng, Zhang Fei melihat ada simbol Dong Zhuo dan semakin ingin mengejar, tetapi mereka kalah cepat dibanding kuda Lu Bu dan mengejarnya hingga pintu gerbang telah tertutup. Dari atas para prajurit menembaki mereka bertiga dengan panah dan melempari batu jadi mereka tidak dapat mendekati dan akhirnya mereka kembali ke perkemahan mereka. Kedelapan pemimpin itu semua memberi hormat kepada tiga bersaudara itu atas semua jasa mereka. Cerita mengenai kemenangan ini dikabarkan pada Yuan Shao yang dengan segera memerintahkan Sun Jian membawa 50.000 pasukan segera bergerak menyerang pos penjagaan di sekitar "Perangkap Macan".

Lalu Sun Jian membawa 2 Jenderal kepercayaannya Cheng Pu dan Huang Gai pergi menuju kemah Yuan Shu.

Ketika masuk ke dalam kemah Yuan Shu, Sun Jian berkata, "Dong Zhuo dan aku tidak punya masalah pribadi. Tetapi aku mempertaruhkan nyawaku dan nyawa orang-orangku di dalam perang ini agar aku dapat membersihkan Kekaisaran ini dari pemberontak. Tetapi kau mendengar saran dari penasehatmu yang bodoh itu membuatku kalah dalam perang sebelumnya. Bagaimana kau dapat menjelaskan hal ini, Jenderal ?" Bentak Sun Jian sambil mengeluarkan pedangnya di hadapan Yuan Shu.

Yuan Shu yang kebingungan dan ketakutan, tidak mempunyai kata2x untuk membalas. Dia memerintahkan menghukum mati penasehat yang menyarankan tindakan itu untuk menenangkan Sun Jian.

Lalu tiba2x datang utusan kepada Sun Jian "Tuan, ada utusan dari benteng musuh ingin menemuimu, dia telah ada di dalam kemah tamu."

Sun Jian lalu meninggalkan Yuan Shu dan kembali ke kemahnya dimana dia menemukan bahwa tamunya adalah Li Jue, salah seorang Jenderal Dong Zhuo.
"Ada apa kau datang menemuiku ? " Tanya Sun Jian.

Li Jue berkata "Kau adalah salah satu orang yang tuanku sangat kagumi dan hormati, dan dia mengutusku untuk merencanakan persatuan di antara dua keluarga. Dia berharap bahwa putrinya dapat dinikahkan dengan putramu."

"APA !!! Dong Zhuo, pemberontak itu, perebut Tahta ! Aku hanya berharap dapat menghancurkannya 9 generasi ke bawah sebagai tanda terima kasihku kepada Kekaisaran ! Pikirmu aku mau bersekutu dan menjadi satu keluarga dengan orang itu ??? Aku tidak akan membunuhmu walaupun aku mau, tetapi pergilah dan cepatlah sebelum aku berubah pikiran. Serahkan bentengmu itu dan aku akan mengampuni hidupmu. Jika tidak aku akan menggiling tulangmu menjadi bubuk dan akan kucincang dagingmu dan kuberikan pada anjing !"

Li Jue langsung lari ketakutan sampai dia lupa membawa senjatanya yang tertinggal. Dia kembali menemui tuannya dan memberitahu betapa kasarnya Sun Jian dan penolakan Sun Jian terhadap rencana tuannya. Dong Zhuo bertanya kepada penasehatnya Li Ru bagaimana tindakan selanjutnya.

Li Ru berkata, "Kekalahan Lu Bu membuat pasukan kita kehilangan semangat tempurnya. Sedangkan pasukan musuh sedang bersemangat, pasukan garis depan kita terkepung karena pintu keluar dijaga oleh pasukan dari 8 pemimpin, sedangkan di garis sungai Si, Sun Jian telah menyiapkan pasukannya. Dalam hal ini keadaan kurang menguntungkan buat kita. Lebih baik kita kembali ke ibu kota dan memindahkan Kaisar ke Chang An."

Lalu Li Ru melanjutkan, "Kita dapat berdalih bahwa 1/2 dari garis dinasti Han yaitu yang dimulai dari Liu Bang telah memerintah di Chang An sebanyak 12 generasi dan 1/2 lagi yang berasal dari Liu Xue memerintah dari Luo Yang sebanyak 12 generasi juga. Perubahan telah terjadi pada langit dan memerintahkan kita untuk memindahkan ibu kota, sehingga apabila ibu kota dipindahkan ke Chang An maka tidak ada yg perlu dikhawatirkan. "

Dong Zhuo teramat senang mendengar penjelasan Li Ru ini. "Jika kau tidak menjelaskannya, aku tidak akan mengerti."

Lalu dengan membawa Lu Bu, Dong Zhuo kembali ke ibu kota Luo Yang.

Dia memanggil semua menteri dan pejabat istana dan mengumumkan "Setelah 2 abad memerintah disini, keberuntungan Kekaisaran telah habis dan aku melihat aura yang baik telah pindah ke Chang An, karena itu aku akan memindahkan pemerintahan ke sana, kalian semua sebaiknya berkemas untuk perjalanan ini."

Yang Biao, Menteri Dalam Negeri berkata "Aku harap kau memikirkan hal ini kembali. Daerah disana banyak yang rusak. Tidak ada alasannya untuk memindahkan Kuil Leluhur dan meninggalkan makam Kekaisaran di sini. Aku khawatir rakyat akan gelisah. Sangat mudah membuat mereka gelisah tetapi sulit menenangkan mereka."

"Apakah kau menentang rencana ini ?" Bentak Dong Zhuo dengan marah.

Pejabat lainnya, Panglima Besar Huang Wan, mendukung koleganya, "Pada masa Kebangkitan Kembali (AD 23-25), Fan Chong pemimpin pemberontakan Alis Merah memberontak dan telah membakar kota Chang An sampai menjadi abu dan istana di sana telah rusak. Penduduknya tidak banyak dan daerahnya banyak yang hancur. Sangat salah untuk meninggalkan istana dan pergi ke daerah itu."

Dong Zhuo membalas,"Di daerah timur ini terlalu banyak pergolakan, pemberontakan dimana-mana. Kota Chang An dilindungi oleh Gunung Yaohan dan pos penjagaan Hangu. Lebih lagi kota itu dekat dengan Longyou dimana kita bisa dengan mudah mendapatkan kayu, bata, batu dan semua material untuk membangun gedung. Dalam satu bulan Istana di sana akan dapat direstorasi dan dalam 1 thn kota akan kembali utuh. Jadi hentikan omong kosongmu itu."

Lagi Menteri Pekerjaan Xun Shuang memprotesnya bahwa itu akan menyengsarakan penduduk. Tetapi Dong Zhuo tidak mempedulikannya.

"Bagaimana aku bisa mempertimbangkan pendapat beberapa orang biasa menyangkut rencana yang mempengaruhi seluruh Kekaisaran?" Kata Dong Zhuo.

Hari itu ketiga orang yang melakukan protes dicopot dari jabatan mereka dan dicabut semua gelar kehormatannya.

Saat Dong Zhuo ingin tidur, dia kedatangan dua orang yang langsung memberi hormat padanya. Mereka adalah Menteri Kepala Zhou Bi dan Panglima Penjaga Gerbang Kota Wu Qiong. Dong Zhuo bertanya apa yang mereka inginkan.

Kata Zhou Bi, "Kami ke sini ingin memintamu membatalkan perpindahan ibu kota."

Dong Zhuo membalas, "Kalian berdua yang meyakinkan aku untuk memberikan Yuan Shao posisi. Sekarang dia telah berubah menjadi pemberontak dan apakah kau juga ikut dengan kelompoknya ?"

Dan tanpa berkata apa2x lagi dia memerintahkan pengawal untuk membawanya ke tengah kota dan memenggal mereka. Lalu perintah untuk memindahkan ibu kota langsung dikeluarkan hari itu juga.

Berbicara dengan Dong Zhuo, Li Ru menunjukkan, "Kita kekurangan uang dan makanan. Dan orang kaya di Luo Yang pada saat ini dapat dijarah dengan mudah. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengkaitkan mereka dengan para pemberontak dan mengambil propertinya."

Dong Zhuo mengirimkan 5.000 tentara untuk menjarah dan membunuh. Mereka mengumpulkan ribuan orang yang ditangkap dengan tuduhan memberontak, lalu memenggalnya dan menancapkan kepalanya pada sebatang tombak dengan bendera bertuliskan "PENGKHIANAT DAN PEMBERONTAK", harta mereka semua diambil.
Tugas untuk mengawal rakyat yang berjumlah jutaan orang itu diberikan pada dua Jenderal Dong Zhuo yaitu Li Jue dan Guo Si. Setiap kelompok terdiri dari beberapa puluh orang saja, dan setiap kelompok dijaga oleh 2 kelompok tentara yang mengawal mereka untuk menuju Chang An. Banyak sekali dari mereka yang tidak kuat dan akhirnya meninggal dalam perjalanan karena kelelahan, sakit dan terperosok kedalam jurang. Para pengawal itu menjarah harta rakyat dan mempermainkan wanita. Kesedihan para rakyat terdengar sampai ke langit.

Perintah Dong Zhuo yang terakhir sebelum dia meninggalkan Luo Yang adalah membakarnya. "Bakar semua rumah, kuil dan semua hal. Jangan sampai tersisa apapun" kata Dong Zhuo. Maka ibu kota menjadi lautan api dengan teriakan histeris orang yang masih tertinggal di dalam kota.

Dong Zhuo mengirim Lu Bu untuk merampok harta yang berada di makam Kekaisaran. Dan banyak pasukannya yang merampok makam2x orang kaya dan pejabat. Seluruh hasil jarahan dari kota, kuburan, istana, kuil2x berjumlah ribuan kereta yang berisi emas, perak, permata, intan, sutra dan benda2x bernilai lainnya. Dengan ini semua beserta Kaisar dan keluarganya yang dijadikan tawanan, Dong Zhuo memindahkan ibu kota pada tahun pertama masa pemerintahan Kaisar Xian.

Ratusan ribu orang mati dalam perjalanan perpindahan itu, ratusan ribu lainnya lagi meninggal dalam kota yang terbakar, jutaan manusia terluka. Kesedihan dan tangisan mereka telah membuat langit menangis. Di musim panas itu tiba2x hujan turun dari langit tetapi tidak cukup memadamkan api yang berkobar.

Setelah Luo Yang ditinggalkan, Jenderal Dong Zhuo yang mempertahankan benteng di Sungai Si, Zhao Cen, mengevakuasi bentengnya. Sun Jian segera merebut benteng tersebut. Liu Bei dan saudaranya merebut pos penjagaan "Perangkap Harimau" dan karena hal ini pasukan konfederasi dapat masuk ke daerah Luo Yang.

Sun Jian mempercepat gerak pasukannya menuju ibu kota yang sedang terbakar, asap dapat terlihat dari jarak 15 km. Ketika dia tiba, asap sudah sangat tebal dan kota tertutup oleh asap dan api. Tidak ada apapun yang hidup, tidak ada burung, anjing, manusia bahkan suara jangkrik di malam hari pun tidak terdengar. Sun Jian memerintahkan pasukannya untuk berusaha memadamkan api dan mencari tempat aman untuk membangun kemah.

Cao Cao datang menemui Yuan Shao dan berkata "Dong Zhuo telah pergi ke barat. Kita harus mengejarnya secepatnya. Mengapa kau tidak bertindak apa2x ?"

"Semua teman2x kita telah kelelahan dan tidak ada yang didapat bila kita melakukan penyerangan sekarang." Kata Yuan Shao.

Cao Cao berkata "Momen ini adalah yang paling menyedihkan. Kekacauan dimana-mana, istana dibakar, Kaisar diculik dan seluruh dunia murka dan tidak ada seorang pun yang tahu harus berbuat apa. Kejahatan akan segera berakhir dan sebuah pukulan akan dapat melenyapkan Dong Zhuo untuk selamanya. Kenapa tidak mengejarnya ?"

Tetapi semua pemimpin mempunyai pikiran yang sama di kepalanya dan pikiran itu adalah menunda suatu aksi. Jadi mereka tidak melakukan apa2x.

"Manusia2x tidak berharga ini tidak dapat mendiskusikan apapun yang berharga" hardik Cao Cao.

Lalu dia dengan 6 Jenderalnya -- Xiahou Dun, Xiahou Yuan, Cao Ren, Cao Hong, Li Dian dan Yue Jing serta 10.000 tentara mengejar Dong Zhuo.

Jalan menuju ibu kota melalui Yingyang. Ketika Dong Zhuo tiba, Gubernur Xu Rong menyambutnya.

Li Ru berkata, "Untuk berjaga-jaga kalau ada pengejaran, akan lebih baik jika kita memerintahkan gubernur untuk mempersiapkan jebakan di luar kota. Dia harus membiarkan pengejar itu masuk ke daerahnya dan bersiap untuk memutuskan jalan mundurnya, ketika pasukan kita mengalahkan mereka maka itu akan menjadi peringatan bagi yg lainnya untuk tidak mengejar."

Lalu Dong Zhuo memerintahkan Lu Bu untuk menjadi Panglima Pasukan Belakang. Dan tidak lama kemudian mereka melihat pasukan Cao Cao tiba. Lu Bu tertawa karena pandangan jauh Li Ru yang amat tepat. Dia mempersiapkan pasukannya dalam formasi bertempur.

Cao Cao berteriak. "Pemberontak, penculik dan penyiksa rakyat, kemana kau akan pergi !!!"

Lu Bu menjawab, "Pengkhianat, kata2x apa yang kau ucapkan itu ?"

Lalu dari samping Cao Cao majulah Xiahou Dun dengan tombaknya. Lu Bu dan Xiahou Dun bertarung. Lalu muncul Li Ru dengan pasukannya dari kiri, Cao Cao memerintahkan Xiahou Yuan untuk melawan. Lalu dari sebelah kanan muncul Guo Si dan pasukannya. Cao Cao memerintahkan Cao Ren untuk melawan. Pasukan dari tiga sisi terlalu banyak untuk Cao Cao hadapi dan pasukan Lu Bu adalah yang terkuat. Setelah beberapa puluh jurus, Xiahou Dun mulai merasa kewalahan lalu kembali kepada Cao Cao. Lalu Lu Bu memerintahkan pasukannya untuk menyerang, akhirnya pasukan Cao Cao dapat dipukul mundur dan terpaksa harus melewati kota Yingyang.

Mereka mundur hingga mencapai daerah pebukitan, saat itu sudah malam dan bulan bercahaya dengan terangnya seolah malam itu siang. Di sini mereka berhenti untuk mengatur barisan tentara. Ketika mereka baru saja memasak makan malam untuk mereka, tiba2x muncul suara teriakan dari segala sisi dan muncul pasukan Gubernur Xu Rong yang keluar dari tempat persembunyian untuk menyerang.

Cao Cao yang terkejut dan kebingungan langsung menaiki kudanya dan kabur. Dia kabur tepat ke arah dimana Xu Rong telah menunggunya. Ketika melihat Xu Rong , Cao Cao langsung pergi ke arah lain tetapi Xu Rong menembakkan panah yang mengenai pundaknya. Cao Cao tetap berkuda dan kabur. Ketika dia sedang melewati padang rumput, dua prajurit telah menunggunya dan melukai kudanya sehingga dia terjatuh. Ketika dia terjatuh, prajurit2x itu langsung menangkapnya dan dia dijadikan tawanan.

Tidak lama berselang datang seorang penunggang kuda memacu kudanya pada kecepatan penuh dan menebaskan pedangnya langsung membunuh kedua prajurit tadi dan menyelamatkan Cao Cao. Dia adalah Cao Hong.
Cao Cao berkata, "Aku telah tamat, Saudaraku. Pergilah, selamatkan dirimu."

"Tuanku, cepat naik ke kudaku! aku akan berjalan kaki" kata Cao Hong.
"Kalau bajingan-bajingan itu kembali, bagaimana ?" kata Cao Cao.

"Dunia dapat hidup tanpa Cao Hong, tetapi tidak tanpa dirimu, tuanku!"

"Jika aku tetap hidup, maka aku berhutang nyawaku ini padamu," kata Cao Cao.

Cao Hong membantu Cao Cao naik ke kudanya, dan dia berjalan di sampingnya. Mereka terus berjalan sampai di pinggir sungai, mereka melihat arus sungai itu begitu besar dan di belakang mereka tetap terdengar suara teriakan prajurit musuh.

"Ini adalah takdirku," kata Cao Cao. "Aku akan mati!"

Cao Hong membantu Cao Cao turun dari kuda, lalu melepaskan pakaian perang Cao Cao dan helmnya. Cao Hong mengendong Cao Cao di belakangnya dan berenang melawan arus. Ketika mereka telah sampai ke sisi lainnya, pengejar mereka juga telah sampai ke sisi sungai satunya dan mereka menembakkan panah.

Cao Cao yang basah dan kedinginan berjalan terus hingga pagi menjelang. Ketika itu mereka telah berjalan 10 km jauhnya dan duduk di bawah pepohonan. Tiba2x Suara keras terdengar dan sekelompok pasukan berkuda terlihat. Itu adalah pasukan gubernur Xu Rong yang telah menyeberangi sungai. Saat ini Xiahou Dun dan Xiahou Yuan juga datang dengan beberapa lusin tentara.

"Jangan lukai Tuanku!" teriak Xiahou Dun pada Xu Rong yang langsung menerjangnya.

Tetapi pertarungan itu sangat singkat, Xiahou Dun berhasil membunuh Xu Rong dengan tombaknya dan pasukan Xu Rong lari ketakutan. Tidak lama kemudian, Jenderal-jenderal Cao Cao yg lain berdatangan. Sedih dan senang bercampur di dalam hati setiap orang. Mereka mengumpulkan beberapa ratus tentara yang tersisa dan kembali ke Luo Yang.

Ketika para pemimpin konfederasi memasuki Luo Yang, Sun Jian yang telah berhasil memadamkan api berkemah di dalam tembok kota. Tendanya berdiri dekat dengan Kuil Dinasti. Pasukannya membersihkan sisa2x reruntuhan dan kebakaran dan menutup makam2x yang terbuka. Pintu kuilnya diganti dan ruangannya dirapikan kembali. Di ruangan ini para pemimpin berkumpul dan berdoa kepada para leluhur Kaisar.

Setelah upacara selesai, yang lain meninggalkan Sun Jian yang kembali ke kemahnya. Malam itu bulan dan bintang dapat terlihat dengan jelas. Saat Sun Jian melihat ke langit dia melihat kecerahan bintang di gugus bintang Draco.

"Bintang Kaisar sedang gelap" kata Sun Jian sambil menghela nafas. "Tidak heran para Menteri pemberontak mengacaukan negara, rakyat menderita, dan ibu kota hancur"

Dia melihat ke sekeliling pasukannya dan beberapa orang penduduk tidur di jalanan karena tidak ada rumah lagi, hanya tampak debu berterbangan dan kegelapan dimana-mana. Ibu kota sudah musnah.

Dan air mata pun keluar dari matanya.

Lalu seorang prajurit menunjuk ke arah selatan, "Lihat, ada sinar berwarna muncul dari dalam sumur!"

Sun Jian memerintahkan orangnya untuk mengambil obor dan masuk ke dalam sumur. Lalu mereka mengangkat mayat wanita, tidak terlalu membusuk walaupun tampaknya sudah berada di sana berhari-hari. Dia memakai pakaian istana, dan di lehernya tergantung sebuah bungkusan berwarna merah, di dalamnya ada kotak dan kunci terbuat dari emas. Setelah membuka kotak ini, mereka melihat sebuah CAP GIOK berbentuk kotak dengan panjang 4 inchi setiap sisinya. Di atasnya terukir gambar 5 naga, salah satu sisinya telah rusak dan dilapisi dengan emas untuk menutupi kerusakan. Pada CAP GIOK itu ada 8 kalimat yang diukir berbunyi:

"AKU TELAH MENERIMA MANDAT DARI LANGIT, SEMOGA MASA PEMERINTAHANKU LAMA DAN JAYA UNTUK SELAMANYA."

Sun Jian menunjukkan ini kepada penasehatnya, Jenderal Cheng Pu, yg lalu mengenali ini sebagai STEMPEL KEKUASAAN KAISAR.

Cheng Pu berkata, "Cap ini mempunyai sejarah. Dahulu Bian He melihat burung Phoenix bertengger pada sebuah batu di kaki gunung Jing. Dia memberikan batu itu pada Kerajaan. Raja Chu membelah batu itu dan menemukan giok. Pada thn ke 26 Kekaisaran Qin (thn 221 SM), seorang tukang giok membuat STEMPEL dari batu ini. Li Si, Perdana Menteri dari Kaisar Pertama mengukir huruf2x itu. Dua tahun kemudian ketika Kaisar Pertama sedang berlayar di danau Dongting, badai besar datang. Kaisar melemparkan Stempel ini sebagai tanda persembahan dan badai pun berhenti. Sepuluh tahun kemudian ketika Kaisar pertama melakukan perjalanan dan tiba di Huaying, seorang tua di pinggir jalan menyerahkan Stempel ini pada bawahannya dan berkata "Stempel ini telah dikembalikan sekarang kepada Naga, sang PUTRA LANGIT!" dan kemudian orang itu menghilang.

"Tahun berikutnya Kaisar Pertama wafat. Kemudian Zi Yang, Kaisar terakhir dari dinasti Qin, cucu dari Kaisar Pertama menyerahkan Stempel ini pada Liu Bang, Pendiri Dinasti Han. Dua ratus tahun kemudian, dalam masa pemberontakan Wang Mang, Ibu Kaisar waktu itu, Lady Yuan memukul dua pemberontak, Wang Xun dan Su Xian, dengan Stempel ini yang mengakibatkan salah satu sisinya rusak dan kemudian diperbaiki dengan cara melapisinya dengan emas. Liu Xiu, yang merestorasi Han dengan menumpas pemberontakan Wang Mang mendapatkan Stempel ini di Yiyang dan sejak saat itu Stempel ini selalu ada di dalam istana Kaisar."

"Aku dengar Stempel ini telah hilang ketika terjadi kekacauan di istana saat 10 Kasim Utama memaksa Kaisar meninggalkan istana. Benda itu hilang ketika Kaisar kembali. Sekarang tuanku telah menemukannya dan hal itu akan membawa peruntungan untuk anda, tetapi anda tidak bisa tetap tinggal di utara. Marilah cepat kembali ke Changsha, selatan sungai besar Yangtze, dimana di sana kita dapat membuat rencana yang besar."

"Kata2xmu sama seperti yg kupikirkan" kata Sun Jian. "Besok aku akan membuat alasan bahwa aku kurang enak badan dan aku akan pergi."
Prajurit yang ada di sana diperintahkan untuk tidak membocorkan rahasia. Tapi salah satu dari mereka adalah pendukung Yuan Shao. Dia berpikir apabila dia memberitahu hal ini pada Yuan Shao maka dia bisa mendapatkan keuntungan. Lalu dia mengendap-endap keluar dari kemah dan mengkhianati tuannya. Dia pergi ke kemah Yuan Shao, menceritakan rahasia itu dan menerima hadiah yang besar. Yuan Shao menyimpan informan itu di kemahnya.

Keesokan paginya Sun Jian datang untuk berpamitan,"Aku kurang enak badan dan aku ingin kembali ke Changsha."

Yuan Shao tertawa dan berkata "Aku tahu kau terkena penyakit apa, itu adalah STEMPEL KEKUASAAN KAISAR.

Ini mengejutkan Sun Jian dan wajahnya menjadi pucat tetapi ia berkata "Apa dasar omonganmu ?"

Yuan Shao berkata, "Pasukan ini dimaksudkan untuk kebaikan negara dan membebaskan rakyat dari kesengsaraan. Stempel itu adalah milik negara dan karena kau memegangnya, kau harus menyerahkan stempel itu kepadaku. Ketika Dong Zhuo berhasil dimusnahkan, Stempel itu harus dikembalikan pada pemerintah. Apa maksudmu dengan menyembunyikan benda itu?"

"Bagaimana mungkin Stempel itu bisa ada padaku ? "Tanya Sun Jian.

"Aku tidak memilikinya, mengapa kau menuduhku ?"

"Cepat keluarkan benda itu atau yang terburuk akan terjadi padamu !!!" kata Yuan Shao.

Sun Jian menunjuk pada langit dan bersumpah, "Jika aku memiliki Stempel ini dan menyembunyikannya, biarlah hidupku berakhir dengan tidak bahagia dan mati dengan mengenaskan."

Semua pemimpin lainnya yang ada di sana berkata, "Dengan sumpah seperti ini, pasti tidak mungkin dia memilikinya."

Lalu Yuan Shao memanggil informannya keluar.

"Ketika kau mengeluarkan benda itu dari dalam sumur, apakah pria ini ada disana ?" tanya Yuan Shao.

Sun Jian langsung naik pitam dan mengeluarkan pedang dan langsung membunuhnya.

Yuan Shao juga mengeluarkan pedang dan berkata, "Kau membunuh prajurit itu dan itu berarti telah menghinaku."

Di belakang Sun Jian, Jenderal Cheng Pu, Huang Gai dan Han Dang maju ke depan sedangkan di belakang Yuan Shao, Jenderal Yan Liang dan Wen Chou telah siap bertindak. Dalam sesaat semua orang telah menggenggam senjata masing2x dan keadaan menjadi tegang. Tetapi pemimpin yang lain berusaha meredakan keadaan dan akhirnya Sun Jian meninggalkan pertemuan. Dia langsung mengepak kemahnya dan kembali ke Changsha.

Yuan Shao yang tidak puas lalu menulis surat kepada penguasa daerah Jing Zhou, Liu Biao agar menghentikan Sun Jian dan mengambil kembali Stempel Kerajaan.

Setelah ini, datanglah berita mengenai kekalahan Cao Cao dan mereka sedang dalam perjalanan pulang. Yuan Shao keluar dari kemah untuk menyambutnya dan membimbing Cao Cao masuk ke dalam kemah. Mereka juga mengadakan perjamuan untuk menghiburnya.

Dalam perjamuan Cao Cao berkata dengan sedih. "Tujuanku adalah demi kebaikan bersama dan kalian semua orang2x yang terhormat bersedia untuk mendukungku. Rencanaku adalah agar Yuan Shao dengan pasukan dari Henei maju ke Mengching dan pasukanku ditempatkan di Qiao untuk mempertahankan Chenggao. Sementara yang lain mempertahankan Suanzao untuk menutup jalan ke Huanyuan dan Daigu dan mengambil alih lumbung beras dan menduduki tempat2x strategis, dengan itu daerah ibu kota dapat diamankan. Aku berencana meminta Yuan Shu dari Nanyang untuk untuk menduduki Danshi dan Xilin dan pergi ke pos penjagaan Wu untuk mendukung 3 daerah itu. Semuanya untuk mengepung Dong Zhuo dan kita jangan menyerangnya dahulu. Lalu kita meyakinkan rakyat agar berpihak pada kita untuk melawan Dong Zhuo. Kemenangan seharusnya dapat menjadi milik kita, tetapi hambatan dan keraguan datang dan menyebabkan kita tidak bergerak dan kepercayaan semua orang kepadaku telah hilang dan aku menjadi malu."

Tidak ada yang balas menjawab dan satu demi satu, tamu2x itu pergi. Cao Cao melihat bahwa yang lain tidak mempercayainya lagi dan hatinya tahu tidak ada hal lain yang dapat dibuat olehnya. Jadi dia memimpin pasukannya pergi ke Yanzhou.

Lalu Gongsun Zan berkata pada Liu Bei,"Ini akibat ketidakmampuan Yuan Shao dan keadaan akan segera kacau. Kita lebih baik pergi juga."

Lalu dia pergi juga menuju utara. Di Ping Yuan dia meninggalkan Liu Bei dan pergi untuk memperkuat dan memulihkan keadaan pasukannya sendiri.

Penguasa daerah Yanzhou, Liu Dai berharap dapat meminjam beras dari Gubernur Dongjun, Qiao Mao. Karena ditolak, Liu Dai menyerang kemah Qiao Mao dan membunuhnya serta mengambil alih seluruh pasukannya. Yuan Shao yang melihat keadaan konfederasi telah pecah persatuannya lalu meninggalkan konfederasi pergi ke arah timur.

Dalam perjalanannya pulang ke Changsha, Sun Jian melewati daerah Jing Zhou. Penguasa daerah Jing Zhou, Liu Biao masih merupakan keluarga Kaisar dan berasal dari Shanyang. Sewaktu muda dia berteman dengan orang2x terkenal, ia dan teman-temannya dikenal dengan nama 8 Orang Bijak. Tujuh yang lain adalah :

1.Chen Xiang dari Runan.
2.Fan Pang dari Dunan.
3.Kong Yu dari Luting.
4.Fan Kang dari Bohai.
5.Tan Fu dari Shanyang.
6.Zhang Jian dari Shanyang.
7.Cen Zhi dari Nanyang.

Liu Biao berteman dengan mereka semua. Dia mempunyai 3 orang terkenal yang membantunya memerintah daerah ini. Mereka adalah Kuai Liang dan Kuai Yue dari Yanping dan Cai Mao dari Xiangyang.

Setelah surat Yuan Shao mengenai kesalahan Sun Jian tiba, Liu Biao memerintahkan Kuai Yue dan Cai Mao dengan 10.000 tentara membuat halangan di jalan. Ketika Sun Jian mendekat, pasukan diatur dalam posisi berperang.

"Kenapa kau menghalangi jalan kami dengan pasukan bersenjata ?" tanya Sun Jian.

"Kenapa kau pelayan dinasti Han, menyembunyikan Stempel Kekaisaran ? Serahkan itu padaku segera dan kubiarkan kau lewat" kata Kuai Yue.

Sun Jian yang marah memerintahkan Jenderal Huang Gai untuk maju ke depan. Cai Mao dari pasukan Liu Biao juga maju. Mereka berduel, tetapi tidak lama bertarung akhirnya Huang Gai memecutkan cemeti besinya kepada Cai Mao. Beruntung cemeti itu hanya mengenai pakaian perang Cai Mao, sedikit di atas posisi jantung sehingga Cai Mao pun lari ketakutan. Sun Jian yang melihat hal ini segera menerjang maju dengan seluruh pasukannya.

Tetapi tiba2x muncul suara gong dan genderang perang dari belakang bukit. Di situ ada Liu Biao dengan tentara yang sangat banyak.

Sun Jian berkuda langsung ke hadapannya dan memberi hormat "Kenapa kau dengan percaya kepada surat Yuan Shao mencoba menyakiti pemimpin dari daerah tetanggamu ?"
"Kau telah menyembunyikan Stempel Kerajaan dan aku ingin kau menyerahkannya kembali" jawab Liu Biao.

"Kalau aku punya benda itu maka biarlah aku mati dengan mengenaskan."

"Kalau kau ingin aku percaya, maka biarlah kuperiksa barang bawaanmu" jawab Liu Biao.

“Kekuatan seperti apakah yang kau miliki sehingga berani datang untuk menghinaku?”

Mendengar itu, Liu Biao lalu segera mundur untuk mencegah pertempuran. Sun Jian lalu melanjutkan perjalanannya. Ketika pasukan Sun Jian melewati daerah pebukitan tiba-tiba dari belakang bukit kedua muncul pasukan tersembunyi yang menyerang dan mengakibatkan banyak pasukan Sun Jian tewas. Dan dari belakang muncul Kuai Yue dan Cai Mao memimpin pasukan yang lain mengepung pasukan Sun Jian. Sun Jian terdesak dengan hebat menghadapi kepungan ini.

Bagaimana nasib Sun Jian selanjutnya akan diketahui di bab berikutnya...

Halaman 7
Pada akhir bab yang lalu diceritakan Sun Jian yg telah terdesak akhirnya memutuskan untuk melawan Liu Biao. Dengan bantuan Huang Gai, Cheng Pu dan Han Dang akhirnya Sun Jian berhasil lolos dari kepungan walaupun telah kehilangan 1/2 pasukannya. Sun Jian akhirnya berhasil kembali ke daerah selatan dan sejak saat itu Sun Jian dan Liu Biao adalah musuh.

Yuan Shao sedang berada di Henei, dengan persediaan yang menipis, dia mengirim utusan untuk meminjam persediaan dari Penguasa Daerah Ji Zhou, Han Fu.

Lalu salah satu penasehat Yuan Shao, Feng Ji berkata padanya, "Kau adalah yang terkuat di daerah ini. Kenapa bergantung pada orang lain untuk mendapatkan persediaan? Daerah Ji Zhou sangat kaya dan luas mengapa kau tidak merampasnya saja ?"

"Aku tidak punya rencana bagus," jawab Yuan Shao.

"Kau dapat diam2x mengirim surat pada Gongsun Zan dan meminta dia menyerang Han Fu, kau janjikan dia dukunganmu. Penguasa daerah Ji Zhou, Han Fu pasti akan meminta bantuanmu untuk mengirimkan tentara, setelah itu kita dapat mengirimkan tentara dan tuan akan mendapatkan daerah itu tanpa perlu bersusah payah."

Akhirnya surat pun dikirimkan. Ketika Gongsun Zan membaca surat tersebut bahwa mereka akan menyerang bersama dan membagi daerahnya maka dia setuju untuk melaksanakannya. Sementara itu Yuan Shao mengirimkan surat lainnya kepada Han Fu untuk memperingatkan mengenai Gongsun Zan. Han Fu meminta pendapat penasehatnya, Xun Chang dan Xin Ping.

Xun Chang berkata,"Gubernur Gongsun Zan di Bei Ping memimpin pasukan yang besar dan kuat. Jika dia datang menyerang kita, maka kita tidak akan dapat melawannya terutama apabila dia mendapatkan bantuan dari Liu Bei dan saudaranya. Saat ini Yuan Shao adalah yg paling berani dari yang lainnya dan dia mempunyai banyak bawahan yang terkenal dan hebat yang mengabdi padanya. Tuan lebih baik meminta bantuan Yuan Shao untuk menjaga daerah ini. Yuan Shao pasti akan memperlakukan Tuan dengan baik dan kita tidak perlu takut pada Gongsun Zan."

Han Fu setuju dengan usul ini dan mengirim Guan Chun sebagai utusan kepada Yuan Shao.

Tetapi Jenderal Geng Wu menolak usulan ini,"Yuan Shao adalah orang yang tamak dan pasukannya sedang kelaparan saat ini dan mereka bergantung pada kita untuk kelangsungan hidup mereka. Hentikan aliran pangan dan mereka semua akan hancur. Kenapa kita harus menyerahkan daerah ini ke dalam tangannya ? Ini tidak lain seperti membiarkan harimau masuk ke kandang lembu !"

Han Fu membalas,"Aku adalah seorang teman keluarga Yuan dan aku mengetahui dengan jelas kemampuan Yuan Shao yang sangat lebih baik daripada diriku ! Mengapa kau sangat iri ?"

Geng Wu menghela napas dalam2x, "Ji Zhou telah hilang !"

Ketika berita mengenai hal ini tersebar keluar, lebih dari 30 pejabat di pemerintahan Ji Zhou langsung mengundurkan diri, tetapi Geng Wu dan Guan Chun bersembunyi di daerah pinggiran untuk menunggu kedatangan Yuan Shao.

Mereka tidak menunggu terlalu lama. Beberapa hari kemudian, Yuan Shao dan pasukannya tiba dan Geng Wu serta Guan Chun berusaha membunuhnya dengan pisau. Aksi ini gagal, 2 Jenderal Yuan Shao, Yan Liang dan Wen Chou langsung memenggal Geng Wu dan Guan Chun saat itu juga.

Hal pertama yang dilakukan Yuan Shao adalah mengangkat Han Fu dengan posisi yang tinggi dan memberi gelar "JENDERAL YANG MEMPERLIHATKAN KEBERANIAN YANG BESAR". Tetapi urusan administrasi sehari-hari dipercayakan pada 4 orang kepercayaan Yuan Shao -- Tian Feng, Ju Shou, Xu You dan Feng Ji yang sedikit demi sedikit mempreteli kekuasaan Han Fu. Han Fu yang sadar akan hal ini segera kabur meninggalkan segalanya, termasuk keluarganya dan berlindung di tempat gubernur Chen Liu, Zhang Miao.

Mendengar invasi Yuan Shao, Gongsun Zan mengirim adiknya Gongsun Yue untuk menemui Yuan Shao dan menagih janji.

"Aku ingin bertemu langsung dengan kakakmu. Dia dan aku punya banyak hal untuk dibahas" kata Yuan Shao.

Lalu Gongsun Yue kembali. Tetapi tidak jauh dia berkuda tiba2x Gongsun Yue melihat ada prajurit menghalangi.

"Kami adalah pengawal Perdana Menteri Dong Zhuo!" Teriak pasukan itu.

Gongsun Yue terbunuh diterjang panah yang langsung menembus jantungnya. Prajurit Gongsun Yue yang berhasil kabur menceritakan kejadian ini kepada Gongsun Zan.

Gongsun Zan sangat marah dan berkata "Yuan Shao telah menipuku dan sekarang dia mengambil semua hasilnya! Dia juga berpura2x bahwa orang yang membunuh adikku bukan orangnya! Aku harus membalaskan dendam adikku ini !"

Gongsun Zan membawa semua tentaranya untuk menyerang. Melihat keadaan ini Yuan Shao juga mengerahkan tentaranya. Dan kedua belah pihak bertemu di Sungai Pan. Sungai ini dihubungkan oleh sebuah jembatan yang besar.

Gongsun Zan lalu berteriak dari seberang jembatan, "Penjahat, berani benar kau menipuku ?"

Yuan Shao menjawab dari seberang jembatan dan menunjuk pada Gongsun Zan, "Han Fu telah menyerahkan padaku daerah ini karena dia tdk mampu memimpin! Apa hubungannya denganmu ?"

Gongsun Zan menjawab,"Sebelumnya kau kuanggap sangat setia pada rakyat dan mementingkan kepentingan negara dan kami semua mengangkatmu sebagai kepala dari Konfederasi. Sekarang perbuatanmu membuktikan bahwa kau kejam dan licik seperti serigala ! Bagaimana kau dapat menghadapi dunia ?"

"Siapa yang dapat menangkap dia ?" Yuan Shao berteriak dengan marah.

Wen Chou langsung maju dengan tombaknya. Gongsun Zan juga maju, keduanya bertarung. Hanya butuh 10 ronde untuk menunjukkan bagaimana kekuatan Wen Chou yang sangat dahsyat. Lalu Gongsun Zan terpaksa mundur dan kembali ke dalam pasukannya. Tetapi Wen Chou tetap mengejarnya sambil membunuh siapa saja yang menghalangi, ada 4 Jenderal Gongsun Zan yang menghalangi, tetapi yang satu langsung terbunuh begitu berhadapan dengan Wen Chou dan 3 lainnya langsung lari ketakutan.

Wen Chou terus mengejar Gongsun Zan yang lari menuju daerah pegunungan. Dia berteriak, "Turun, menyerahlah !!"

Gongsun Zan lari menyelamatkan diri. Panah dan busurnya terlepas dari pundaknya, helmnya jatuh dan rambutnya terurai ketika dia berusaha menaiki bukit yang curam dengan kudanya. Akhirnya kudanya jatuh dan Gongsun Zan terhempas.

Wen Chou sekarang sudah sangat dekat untuk menusuk Gongsun Zan dengan tombaknya, tiba2x muncul seorang anak muda dari balik bukit, dia duduk di atas kudanya dengan tegap dan memegang tombak. Dia memacu kudanya ke arah Wen Chou dan Gongsun Zan merangkak untuk melihat siapakah dia.

Pendekar itu memiliki tinggi badan yang sedang, alis tebal, mata yang besar, dahinya lebar, dan tulang mukanya kokoh, seorang yang muda tetapi berpenampilan seorang pemimpin senior. Dia memakai pakaian berwarna putih kebiru-biruan, dengan helm berwarna perak. Dia lalu melawan Wen Chou. Mereka berdua bertarung sebanyak 50 jurus dan tidak ada satu pun yang kalah. Kemudian pasukan penolong Gongsun Zan tiba dan Wen Chou terpaksa pergi kembali ke pasukannya. Pendekar itu tidak mengejar.

Gongsun Zan cepat2x berdiri dan bertanya siapakah nama pendekar itu.

Pendekar itu langsung turun dari kuda dan berlutut, "Namaku adalah Zhao Yun dari Chang Shan. Aku pernah melayani Yuan Shao tetapi ketika aku melihat dia tidak memiliki kesetiaan dan sangat ceroboh dalam mengurus rakyat, aku meninggalkannya dan aku dalam perjalanan untuk menemuimu. Pertemuan kita di tempat ini adalah suatu kebetulan."

Gongsun Zan sangat senang mendengar hal ini dan mereka berdua kembali menuju perkemahan dan merencanakan serangan berikutnya.

Keesokan harinya Gongsun Zan bersiap untuk bertempur, dia membagi pasukannya menjadi dua sayap. Dia tetap berada di tengah dengan 5000 pasukan berkuda yang semua kudanya putih. Gongsun Zan sebelumnya telah berjasa dalam melawan suku utara , yaitu suku Qiang, dimana dia selalu menempatkan pasukan kuda putih di dalam pasukannya dan karena itu dia sering disebut "JENDERAL PASUKAN KUDA PUTIH". Suku itu sangat takut padanya, sehingga setiap kali mereka melihat kuda putih mereka pasti akan lari ketakutan.

Pada sisi pasukan Yuan Shao, Yan Liang dan Wen Chou merupakan pimpinan pasukannya. Mereka masing-masing diberi 1000 tentara pemanah. Mereka juga masing2x berada di sayap kiri dan kanan. Di tengah ada Qu Yi dengan 800 pemanah dan 10.000 pasukan infantri dan kavaleri. Yuan Shao mengomandani pasukan di barisan belakang berkekuatan 2000 pemanah dan 10.000 pasukan infantri dan kavaleri.

Dalam pertempuran ini Gongsun Zan menempatkan Zhao Yun untuk pertama kalinya dan karena Gongsun Zan belum yakin benar dengan Zhao Yun maka dia ditempatkan di pasukan bagian belakang. Pemimpin pasukan di depan adalah Yan Guang dan Gongsun Zan sendiri memimpin pasukan ditengah.

Dari pagi hari hingga menjelang malam, genderang perang terus berbunyi, tetapi pasukan Yuan Shao tidak bergerak. Qu Yi mengatur agar pasukan pemanahnya tersembunyi di balik perisai2x besar. Merkea mendengar bunyi petasan, genderang dan suara anak panah berterbangan ketika Yan Guang mendekati tetapi Qu Yi tetap memerintahkan pasukannya untuk tidak bertindak. Dia menunggu sampai pasukan Yan Guang mendekatinya dan ketika telah cukup dekat, Qu Yi membunyikan tanda dan 800 pemanahnya langsung memanah dan memenuhi langit dengan anak panah mereka. Yan Guang yang kewalahan memerintahkan pasukannya untuk mundur, tetapi Qu Yi yang merasa telah di atas angin memerintahkan pasukannya maju. Akhirnya Qu Yi berhasil membunuh Yan Guang.

Jadi Gongsun Zan telah kalah dalam pertempuran ini. Kedua sayapnya yang harusnya membantu pasukannya di depan tertahan oleh Wen Chou dan Yan Liang. Pasukan Yuan Shao akhirnya dapat melintasi jembatan dan tiba di seberang sungai.

Qu Yi yang pertama sampai ke seberang sungai langsung mengambil bendera Gongsun Zan dan mematahkannya. Melihat hal ini Gongsun Zan membalikkan kudanya dan pergi.

Qu Yi mengejar. Tetapi ketika dia telah hampir berhasil mendekati Gongsun Zan, tiba2x Zhao Yun muncul di hadapannya dengan tombaknya yang siap menusuknya. Setelah beberapa ronde akhirnya Qu Yi terjatuh dan mati. Lalu Zhao Yun menyerang pasukan Qu Yi yang lain dan membalikkan keadaan. Dia lalu kembali menuju jembatan, dan membunuh semua yang menghalangi. Gongsun Zan yang melihat hal ini memerintahkan pasukannya kembali ke jembatan.

Dari pengintai yang dikirim untuk melihat jalannya perang, Yuan Shao mendapat kabar baik bahwa Qu Yi berhasil melewati jembatan, merebut bendera dan mengejar Gongsun Zan. Lalu Yuan Shao tidak peduli lagi dengan apapun dan dia beserta Tian Feng maju ke garis depan.

"HAHAHAHA!!!" Yuan Shao tertawa," Gongsun Zan ternyata tidak bisa apa2x!"

Ketika dia tertawa seperti itu, dia melihat Zhao Yun di hadapannya. Pengawalnya langsung mengarahkan anak panah, tetapi sebelum mereka sempat menembakkannya, Zhao Yun sudah berada di dekat mereka dan prajurit berguguran kemana pun Zhao Yun lewat, terhitung lebih dari 100 orang prajurit tewas dan terluka sehingga membuat semua prajurit Yuan Shao yang lainnya tidak berani menghalanginya. Karena sekarang keadaan sudah berbalik, Gongsun Zan dan pasukannya berusaha mengepung Yuan Shao.

Tian Feng berkata "Tuan, bersembunyilah di rumah kosong ini!"

Tetapi Yuan Shao membuang helmnya ke tanah dan berkata,"Orang pemberani lebih baik menghadapi kematian di peperangan dibandingkan mencari perlindungan di balik tembok."

Kata2x yg penuh semangat ini memberi pasukannya semangat baru, sehingga mereka bertempur mati-matian dan membuat Zhao Yun tidak dapat menerobos masuk. Yuan Shao lalu mendapatkan bala bantuan yang dipimpin Jenderal Yan Liang yang berjumlah 5000 pasukan. Melihat hal ini Zhao Yun hanya dapat berusaha membawa Gongsun Zan ke tempat yang aman. Mereka berusaha kembali ke seberang jembatan. Tetapi pasukan Yuan Shao terus menekan, sehingga memaksa banyak pasukan Gongsun Zan terjun ke dalam sungai, banyak yang tewas tenggelam karena itu.

Yuan Shao tetap memimpin pasukannya maju tetapi tidak lebih dari 2 Km, karena dari balik bukit tiba2x terdengar suara pasukan lain yang dipimpin oleh Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei.

Di Ping Yuan mereka mendengar mengenai pertempuran antara Gongsun Zan dan Yuan Shao lalu mereka datang untuk menolong. Sekarang ketiga bersaudara itu masing2x dengan senjatanya langsung memacu kuda mereka ke arah Yuan Shao yang sangat ketakutan melihat ganasnya Guan Yu dan Zhang Fei membantai pasukannya sehingga dia terpana seolah-olah rohnya telah lepas dari tubuhnya dan terbang ke angkasa. Dalam hatinya dia berkata "Kedua orang ini bukanlah manusia !!!"

Pedangnya terlepas dari tangannya yang gemetaran dan dia lari menyelamatkan nyawanya. Dia berhasil melewati jembatan dan Gongsun Zan mengumpulkan tentaranya dan mereka kembali ke kemah. Setidaknya 500 orang prajurit telah tewas di tangan Guan Yu dan Zhang Fei kala mereka merangsek mendekati Yuan Shao.

Setelah salam yang singkat, Gongsun Zan berkata "Jika bukan karena kau datang membantu, mungkin aku sudah terjepit oleh pasukan mereka."

Liu Bei dan Zhao Yun kemudan berbincang-bincang satu sama lain dan di antara mereka berdua timbul semacam ikatan batin yang merasa bahwa mereka akan selalu bersama.

Yuan Shao telah kalah perang dan Gongsun Zan pun telah kehabisan tenaga. Mereka hanya memperkuat pertahanan mereka dan pasukan tidak bergerak selama berbulan-bulan. Sementara itu, masalah pertempuran ini terdengar di ibukota Chang An dan Dong Zhuo diberitahu mengenai masalah ini.

Penasehatnya Li Ru menemui tuannya dan berkata "Kedua pemimpin yang aktif akhir2x ini adalah Yuan Shao dan Gongsun Zan yang sedang berperang di sungai Pan. Keluarkanlah sebuah Titah Kaisar yang memerintahkan mereka berdamai agar salah satu dari mereka tidak kehilangan muka dan mereka akan mendukungmu karena berterima kasih atas intervensimu."

"Bagus!!" kata Dong Zhuo.

Lalu dia mengirim Utusan Kekaisaran Ma Midi dan Administrator Kekaisaran Zhao Qi untuk menemui kedua pemimpin itu. Ketika mereka tiba, Yuan Shao keluar untuk menyambut mereka dan menerima titah Kaisar itu dengan hormat. Kemudian kedua utusan itu juga pergi kepada Gongsun Zan dan juga melakukan hal yang sama. Keduanya menyetujui gencatan senjata dan berdamai. Kedua utusan kembali ke ibu kota dan melaporkan hasil kerja mereka. Gongsun Zan lalu menarik pasukannya. Dia juga mengirimkan laporan kepada Kaisar atas jasa2x Liu Bei yang akhirnya dinaikkan pangkatnya menjadi Gubernur Ping Yuan.

Salam perpisahan antara Liu Bei dan Zhao Yun sangat menyentuh hati. Mereka memberi hormat satu sama lain lama sekali. Tampak air mata pada wajah mereka dan mereka terharu.

Zhao Yun berkata," Aku kira Gongsun Zan adalah Pahlawan Sejati, tetapi sekarang aku melihat dia tidak ada bedanya dengan Yuan Shao. Mereka berdua sama saja."

"Tetapi kamu sekarang adalah bawahannya. Kita akan bertemu lagi lain kali." Kata Liu Bei.

Kedua orang itu menghapus air matanya dan mereka pun berpisah.

Sang "Naga Kecil" telah keluar dari sarangnya mencari Tuan yang pantas untuk dijunjungnya. Keduanya berpisah tetapi Langit telah menentukan takdir mereka untuk bertemu di kemudian hari.........

Yuan Shu yang di Nan Yang begitu mendengar saudaranya sekarang berada di Ji Zhou mengirim pesan untuk meminta 1000 kuda. Tetapi permintaan ini ditolak dan dia merasa kesal. Yuan Shu juga mengirim pesan ke Jing Zhou untuk meminjam beras dari Liu Biao, tetapi juga ditolak. Dalam kekesalannya dia menulis surat pada Sun Jian, Gubernur Chang Sha. Suratnya berbunyi seperti ini :

"Ketika Liu Biao mencegatmu dalam perjalanan pulang, itu adalah akibat saran dari saudaraku Yuan Shao. Sekarang mereka berdua telah merencanakan untuk menguasai wilayahmu di selatan, oleh sebab itu maka kamu harus segera melancarkan serangan pada Liu Biao. Aku akan menangkap saudaraku Untukmu. Kau akan mendapatkan daerah Jing Zhou dan Aku akan mendapatkan Ji Zhou."

"Aku tidak dapat memaafkan Liu Biao" Kata Sun Jian setelah selesai membaca surat ini. "Dia telah menghalangi jalan pulangku dan aku akan harus menunggu bertahun-tahun lagi jika aku melepaskan kesempatan ini untuk membalas dendam!"

Dia memanggil para bawahannya untuk rapat.

"Kau tidak boleh mempercayai Yuan Shu, dia itu penuh tipu daya."Kata Cheng Pu.

"Aku ingin membalas dendam karena alasan sendiri, apa peduliku terhadap Yuan Shu ini ?" Kata Sun Jian.
Dia mengirim Huang Gai untuk mempersiapkan 100 kapal kecil dan 20 kapal besar untuk membawa pasukan, kuda dan persediaan. Pasukan itu kemudian segera berangkat.

Berita mengenai persiapan ini sampai kepada Liu Biao yang langsung mengumpulkan penasehatnya dan stafnya.

Kuai Liang menyarankan padanya agar tidak perlu khawatir dan berkata "Tempatkanlah Jenderal Huang Zhu sebagai kepala pasukan di Jiang Xia untuk melakukan serangan terlebih dahulu dan Tuan mendukung dia dengan pasukan dari Xiang Yang. Biarkan Sun Jian melewati sungai dan danau. Apakah dia masih punya tenaga ketika mereka sampai di sini ?"

Lalu Liu Biao memerintahkan Huang Zhu untuk menyiapkan pasukan berjumlah 50.000 pasukan, dan pasukan itu diposisikan seperti yang diperintahkan.

Dikisahkan bahwa Sun Jian mempunyai 4 orang anak, semua berasal dari isterinya yang bermarga Wu. Nama mereka sesuai urutannya adalah Sun Ce, Sun Quan, Sun Yi dan Sun Kuang. Sun Jian mempunyai istri kedua yang merupakan adik dari isteri pertamanya. Dan dari istri yang kedua dia mendapatkan seorang putra dan seorang putri. Yang putra bernama Sun Lang dan yang putri bernama Sun Ren. Sun Jian juga mempunyai anak angkat yang berasal dari marga Yu dan memberinya nama Sun Hu dan Sun Jian juga mempunyai seorang adik bernama Sun Jing.

Ketika Sun Jian mau pergi dalam ekspedisi kali ini, adiknya Sun Jing dengan 6 anaknya berdiri di depan kudanya dan mencegahnya,"Dong Zhuo masih menjadi penguasa negara, karena Kaisar lemah. Seluruh negara penuh dgn pemberontakan, semua saling berebut daerah. Daerah kita relatif aman tentram dan sentosa. Aku merasa adalah sangat salah untuk memulai sebuah perang karena masalah sepele. Aku harap kau pikirkan kembali sebelum kau memulai perjalanan ini."

Sun Jian berkata,"Adikku, jgn berkata apa2x lagi. Aku menginginkan agar kekuatanku dapat dirasakan di seluruh Kekaisaran ini dan aku ingin agar sakit hatiku ini terbalaskan."

"Ayah, jika kau harus pergi, bawalah aku bersamamu." Kata Sun Ce anak pertama Sun Jian.

Permintaan ini dikabulkan, ayah dan anak lalu berangkat dalam perjalanan untuk menyerang kota Fan Kou.

Sekarang Huang Zhu telah menempatkan pemanah di sepanjang tepi sungai. Ketika kapal2x Sun Jian tiba, maka langit telah dipenuhi oleh anak panah yang saling berterbangan. Sun Jian memerintahkan pasukannya tetap berada di dalam tempat perlindungan di kapal. Beberapa kali kapal2x itu seperti ingin menepi, tetapi langsung disambut dengan tembakan anak panah yang tidak terkira banyaknya. Akhirnya seluruh anak panah pasukan musuh telah habis terpakai dan Sun Jian memerintahkan agar anak buahnya mengambil anak panah tersebut dan menembakkannya kembali kepada pasukan Huang Zhu. Pasukan yang berada di tepi sungai banyak yang terluka dan akhirnya kabur. Pasukan Sun Jian kemudian mendarat, 2 divisi masing2x dipimpin Cheng Pu dan Huang Gai diperintahkan menuju kemah Huang Zhu, satu divisi lagi dipimpin oleh Han Dang sebagai pasukan pembantu. Total seluruh pasukan berjumlah 25.000 prajurit. Dengan diserang dari tiga arah seperti ini pasukan Huang Zhu akhirnya tertekan dan dia terpaksa meninggalkan Fan Kou dan menuju Deng Cheng.

Meninggalkan Kapal2x nya dalam pengawasan Huang Gai, Sun Jian memimpin pasukan mengejar Huang Zhu. Huang Zhu akhirnya keluar dari bentengnya dan menantang perang di daerah terbuka. Ketika Sun Jian tiba, Sun Ce berada di samping ayahnya memakai baju zirah berwarna perak memegang bendera kebesaran Sun Jian.

Huang Zhu keluar bersama 2 Jenderalnya -- Zhang Hui dari Jiang Xia dan Chen Sheng dari Xiang Yang.

Huang Zhu mengata-ngatai musuhnya itu, "Kau bedebah pemberontak dari selatan, mengapa kau menyerang daerah kekuasaan keluarga Kekaisaran ?"

Zhang Hui menantang duel, Han Dang maju melayani. Mereka berdua bertarung 30 jurus dan Chen Sheng yang melihat Zhang Hui tampak kelelahan lalu datang membantu. Sun Jian yang melihat Chen Sheng datang lalu mengambil busurnya dan menembakkan anak panah yang langsung melukai Chen Sheng di mukanya dan langsung terjatuh dari kudanya. Panik melanda Zhang Hui yang melihat kawannya jatuh dan dia tiba2x lengah. Han Dang akhirnya menebas kepala Zhang Hui dan Zhang Hui pun jatuh dengan tengkorak terbelah dua.

Melihat kedua Jenderal itu telah mati, Cheng Pu berusaha menangkap Huang Zhu yang turun dari kudanya, membuang helemnya dan berbaur dengan pasukan yg lain. Sun Jian memimpin penyerangan dan mengusir musuh menuju sungai Han dimana dia telah memerintahkan Huang Gai untuk mengarahkan kapal2x itu ke sana dan berlabuh.

Huang Zhu yang berhasil lolos dan kembali melaporkan kepada Liu Biao, "Sun Jian terlalu kuat untuk pasukanku !"

Kuai Liang dipanggil untuk dimintai sarannya dan dia berkata,"Pasukan kita yang baru dikalahkan sedang tidak mempunyai semangat untuk bertempur. Oleh sebab itu kita harus mempertahankan posisi kita, sementara itu kita minta bantuan Yuan Shao. Dengan begitu kita dapat melawan."

"Suatu langkah yang bodoh!" kata Cai Mao, "Musuh ada di depan gerbang kota, apakah kita harus diam saja dan menunggu untuk dibantai ? Berikan aku pasukan dan aku akan keluar dan melawan sampai akhir !"

Lalu Cai Mao diberikan pasukan berjumlah 10.000 prajurit dan pergi menuju bukit Xian dimana disana dia menyusun formasi.

Ketika Cai Mao mendekati posisi pasukan Sun Jian, Sun Jian berkata, "Dia adalah adik ipar dari Liu Biao, siapa yang akan menangkapnya ?"

Cheng Pu mengambil tombaknya dan keluar. Setelah beberapa ronde saja, akhirnya Cai Mao kabur dan dikejar pasukan Sun Jian. Pasukan Sun Jian membantai prajurit Liu Biao yang ditemukan sehingga seluruh padang rumput itu ditutupi oleh mayat dimana-mana. Dan Cai Mao secepat kilat kembali ke kota Xiang Yang untuk berlindung. 10.000 prajuritnya tidak ada yang ikut kembali bersamanya.

Kuai Liang marah dan berkata, "Cai Mao harus dihukum mati sesuai dengan hukum militer ! kekalahan ini semua disebabkan karena dirinya."

Tetapi Liu Biao enggan untuk menghukum adik dari istri yang baru saja dinikahinya.

Sun Jian mengepung Xiang Yang dan setiap hari menyerang tembok kota. Suatu hari angin kencang bertiup dan mematahkan batang tempat bendera kebesarannya berkibar.

"Pertanda sangat buruk", kata Han Dang. "Kita harus kembali."

Sun Jian berkata,"Aku telah memenangkan setiap pertempuran dan kota akan segera berhasil kukuasai. Apakah aku harus kembali akibat kebetulan ini?"

Dia tidak mengindahkan saran itu dan lebih meningkatkan serangan pada tembok kota.

Di dalam kota para pasukan bertahan juga melihat pertanda.

Kuai Liang berkata, "Semalam aku melihat bintang jatuh dari langit tepat di arah daerah Sun Jian. Jika perhitunganku tepat maka yang akan mengalami nasib naas itu adalah Sun Jian."

Kuai Liang menyarankan Liu Biao meminta bantuan Yuan Shao secepatnya.

Lalu Liu Biao menulis surat. Dia lalu bertanya siapakah yang bersedia mencoba keluar dari kepungan dan berusaha meminta bantuan Yuan Shao. Lu Gong, seorang pendekar dengan kekuatan besar menawarkan dirinya untuk tugas tersebut.

Kuai Liang berkata, "Jika kau menerima tugas ini, maka dengarlah nasehatku. Kau akan diberikan 500 tentara. Carilah pemanah2x terbaik. Terjanglah formasi musuh dan pergi ke bukit Xian. Kau akan dikejar, tetapi siapkanlah di atas bukit 100 orang prajurit yang akan menjatuhkan batu2x besar. Dan siapkan lagi 100 prajurit di dalam hutan untuk menyerang musuh tiba2x dengan panah. Ini takkan menghentikan pengejaran mereka, tetapi cukup untuk menghambat mereka. Jika kamu tetap dikejar, berikan tanda dengan membunyikan petasan dan pasukan dari kota akan datang membantu. Jika kau tidak dikejar, maka paculah kuda secepatnya dan pergilah. Esok adalah waktu yang tepat karena bulan tidak terang dan bintang tidak cerah."

Lu Gong setelah menerima instruksi ini langsung menyiapkan pasukannya dan segera setelah hari gelap dia keluar melewati gerbang timur.

Sun Jian yang berada di kemahnya mendengar suara teriakan dan prajurit melapor padanya, "Ada sekelompok pasukan berkuda yang keluar dari dalam kota !"

Sun Jian langsung menaiki kudanya dan berkuda dengan 30 orang pasukan berkuda lainnya untuk melihat apa yang terjadi. Pasukan Lu Gong telah bersembunyi dalam hutan. Sun Jian berkuda mendahului mereka dan dia menemukan dirinya sendirian dan terlalu dekat dengan musuh. Lu Gong lalu berbalik arah dan melawan dia, tetapi hanya beberapa jurus lalu Lu Gong kabur lagi ke arah pebukitan. Sun Jian mengikuti lalu kehilangan jejaknya.

Sun Jian mencoba menaiki bukit itu, lalu tiba2x bunyi gong terdengar. Dari atas bukit batu2x berjatuhan, semetara dari dalam hutan panah2x berterbangan. Sun Jian terkena beberapa panah dan juga bebatuan mengenai kepalanya. Dia dan kudanya tebunuh, Sun Jian hanya baru berusia 37 tahun ketika dia wafat. Tubuhnya tertindih batu2x dan badannya penuh dengan anak panah yang menancap.

Pasukannya yang menyertainya dapat dihancurkan dan tidak ada yang selamat dari ketiga orang itu. Lu Gong lalu membunyikan tanda. Dengan tanda ini Huang Zhu, Kuai Yue dan Cai Mao memimpin 30.000 pasukan dan keluar membantai pasukan Sun Jian.

Ketika Huang Gai mendengar suara pertempuran, dia membawa pasukan dari kapal dan bertemu dgn Huang Zhu, hanya dalam beberapa jurus dia berhasil menangkap Huang Zhu yang dijadikan tawanan.

Cheng Pu keluar untuk menyelamatkan Sun Ce. Ketika dia sedang mencari jalan untuk kabur, dia bertemu dengan Lu Gong. Cheng Pu langsung memacu kudanya melawan Lu Gong. Dalam beberapa jurus, Lu Gong tertusuk tombak Cheng Pu dan jatuh. Pertempuran itu makin kacau dan berlanjut hingga hari terang. Ketika setiap pasukan itu menarik diri, Liu Biao memerintahkan pasukannya kembali ke dalam kota.

Ketika Sun Ce kembali ke sungai, dia mendengar bahwa ayahnya telah gugur dan tubuh ayahnya telah dibawa oleh musuh. Dia menangis keras sekali dan seluruh pasukan ikut menangis.

"Bagaimana aku dapat kembali ke rumah sedangkan tubuh ayah ada bersama mereka ?" Tangis Sun Ce.

Huang Gai berkata, "Kita mempunyai Huang Zhu sebagai tawanan, biarlah seseorang masuk ke dalam kota dan membicarakan perdamaian, dan menukar tawanan untuk jasad tuan kita."

Baru saja dia selesai berbicara tiba2x ada seseorang yang berkata,"Aku adalah teman lama Liu Biao, aku mau jadi relawan untuk misi ini", orang itu bernama Huan Ji, seorang pengurus administrasi tentara.

Sun Ce setuju. Lalu Huan Ji pergi dan membicarakan masalah perdamaian.

Liu Biao berkata pada Huan Ji,"Jasadnya telah kutaruh dalam peti mati dan dapat segera dikirimkan secepatnya setelah Huang Zhu dikembalikan. Marilah kita menghentikan perang ini dan tidak akan pernah lagi menyerang satu sama lain."

Huan Ji berterima kasih dan dia pun berpamitan.

Tetapi ketika Huan Ji baru saja menuruni tangga istana, Kuai Liang tiba2x masuk dan berkata, "Tidak, Tidak ! Biarkan aku bicara dan aku akan memastikan tidak ada satu musuh pun yang dapat selamat. Aku harap kau perintahkan orang untuk memenggal orang ini lalu jalankan rencanaku."

Nasib utusan itu akan diketahui di bab berikutnya…

Bersambung deh
</span>

Menurut anda,penampilan Blog ini bagaimana?